Chapter 290 - 290. Morning Bebs..

Longshang yang mendengr nama Arthur terdiam sejenak mengingat kembali siapa yang Ludius maksud. "Oh Arthur yang merajai penjualan senjata illegal di daerah Swedia, kau menyetujuinya begitu saja?".

"Uhm, dia adalah rekan bisnis kita yang menghubungkan kita dengan Pusat perdagangan senjata di Rusia. Bagaimana mungkin aku menolaknya".

"Lalu siapa yang akan berangkat, apakah kita perlu membawa anggota kita?".

"Yang akan berangkat nantinya adalah aku dan kau, kita hanya perlu membawa beberapa anggotamu untuk berjaga-jaga dan meninggalkan Wangchu di China untuk berjaga di sana jika sewaktu-waktu ada pergerakan dari Dark Phantom",

"Mengerti..! mengenai penyelidikan Perusahaan Han, mungkin semua bukti akan di serahkan Wangchu besok".

"Aku akan membatalkan rencana Honeymoon kali ini! Kita akan terbang kembali ke China untuk mengamankan Silvia sebelum malamnya kita pergi ke Hamburg Jerman",

Terlihat gurat bersalah diwajah Ludius, nyatanya keadaan tidak mendukung dirinya untuk memberi kejutan lebih lanjut pada istrinya itu. Karena bagaimanapun juga Arthur adalah rekan bisnis terbaiknya dan masih membutuhkannya untuk berhubungan dengan Rusia.

"Kau terlihat menyedihkan Ludius, apakah kau mengkhawatirkan istrimu?". Tebak Longshang,

"Berhentilah untuk menebak isi hati orang lain!". Sentak Ludius, " Aku memang sedang memikirkan bagaimana perasaan Silvia nantinya jika tahu aku melanggar perkataanku lagi. Padahal setelah ini aku harus terbang ke Kerajaan Hardland. Emosinya yang tidak stabil membuatku khawatir akan berdampak pada kandungan dan kondisi fisik tubuhnya".

"Apa tidak terfikirkan olehmu untuk menerima tawaran dari Daniel Qin?".

"Apa kau bodoh mengatakan hal itu padaku? Dari tampangnya saja terlihat jelas Daniel memiliki niat tersembunyi di balik kemurahan hatinya. Aku tidak bisa mengambil resiko untuk menyerahkan kondisi Silvia padanya."

"Aku tahu dia memiliki niat tersembunyi, tapi bukankah kondisi Silvia jauh lebih penting Ludius? Waktu terus berjalan , sebaiknya kau segera mengambil keputusan!"

"Sudahlah, aku ingin kau menyelidiki siapa yang menaruh surat itu padaku dan segera caritahu lebih lanjut mengenai Keluarga Zhuan. Aku akan kembali, dan nikmatilah malammu di sini Longhsang."

Ludius pergi begitu saja dengan fikiran yang masih tertinggal disana, memutar otak kembali dan merenungi langkah apa yang harus di ambil mengenai kesehatan Silvia. Melangkah dengan tatapan kosong dan fokus terpecahkan membuatnya tanpa sadar menabrak seseorang.

"Augh.. Can't you walk carefully?" (apa kau tidak bisa berjalan dengan hati-hati) protes seseorang yang tersungkur ke lantai karena bertabrakan dengan tubuh bidang nan kekar Ludius. Ia mencoba beranjak dari tempatnya sambil mengibas ngibaskan pakaiannya yang sebenarnya tidak kotor.

"Sorry, it was not intentional. I hope you're alright...". (Maaf, tadi itu tidak sengaja. Aku harap kau baik-baik saja). Ludius mengulurkan tangannya memberi bantuan pada wsnita itu untuk berdiri.

Sang wanita menepis uluran tangan Ludius dengan wajah bersungut. "No need! I can be alone." (Tidak perlu! Aku bisa sendiri).

Wanita tersebut melihat sekilas ke arah Ludius dan menatapnya cukup lama lalu pergi dari hadapan Ludius dengan wajah yang tak bersahabat.

"..." Ludius yang di perhatikan hanya terdiam dan meneruskan langkahnya.

'Aku seperti mengenal wajah wanita tadi, tapi dimana?' batin Ludius.

Ia akhirnya kembali ke resort dengan segera untuk melihat keadaan Silvia, untung saja pembicaraannya dengan Longshang hanya berjalan sebentar. Pada akhirnya mereka memang harus kembali ke China.

***

-Keseokan Harinya

Pagi ini Silvia terbangun dengan malasnya membuka kelopak matanya yang terasa berat, mungkin karena masih merasa ngantuk. Ia melihat ke sekeliling serta meraba bagian samping kasurnya berharap suaminya masih tertidur lelap. Namun kosong..

"Dimana Ludius?". Fikir Silvia. "Apakah sepagi ini dia sudah pergi?".

Dengan tubuh yang berat meninggalkan kasur Silvia beranjak menyusuri seisi ruangan dan berakhir di depan pintu kamar mandi. "Mengapa tidak terdengar bunyi sower? Apakah dia juga sedang tidak mandi, lalu dimana?".

Lama Silvia memikirkan kira-kira kemana suaminya pergi, dan begitu ia melangkah hendak pergi terdengar suara decitan pintu yang terbuka.

"Sayang, apa kau sedang mencari suamimu?". Tanya Ludius dengan nada menggodanya yang khas, bahkan derup nafasnya terasa bagaikan melodi hasrat yang mampu memikat siapapun yang ada di sampingnya.

Langkah Silvia terhenti, ia berbalik arah dan tersenyum manis namun di paksakan pada suami bermuka tebalnya itu. "Tidak.. aku hanya kebetulan lewat dan mendapati suamiku yang baru saja berbicara Narsis di depan istrinya. Kalau begitu aku pergi.."

Ludius langsung menarik tubuh Silvia ke dalam dekapannya. "Eits.. siapa yang mengijinkanmu pergi Sayang.." Cegat Ludius

"Akulah, memang siapa lagi. Lagian aku mau pergi itu juga hak ku, kau tidak berhak melarangku Ludius!". Balas Silvia berkilah,

"Aku berhak melarangmu karena aku adalah suamimu. Lagian istriku ini sudah bersusah payah bangun pagi-pagi sekali dan menunggu suaminya di depan pintu kamar mandi. Tidak mungkin kan aku biarkan begitu saja..".

Secepat kilat Ludius menarik dagu Silvia dan mencuri ciuman pagi istrinya. Terlihat wajah polos khasa bangun tidur dengan bibir merah ranum membuat Ludius tergugah keliarannn