Chapter 294 - 294. Terpaksa harus kembali, sedikit kecewa bag 2

Silvia yang membaca pesan Lingling hanya bisa tersenyum kecut memikirkan nasib mereka yang sama, yaitu sama-sama di acuhkan suami yang sibuk sampai menyita waktu kebersamaan mereka. Ketika ia ingin membalas pesan Lingling, moodnya sudah hilang terlebih dahulu dan meletakkan kembali ponselnya di meja.

"Ternyata pria sama saja, wanita memang selalu menjadi nomor 2 di dalam kehidupan mereka! Dicari saat butuh dan di tinggalkan begitu saja. Memang mereka fikir mereka siapa, bisa berbuat sesuka hati!!". Gerutu Silvia dengan mensungutkan bibirnya yang merah,

"Siapa yang berbuat sesuka hati Sayang?". Tanya Ludius yang sudah ada di samping Silvia, kedatangannya yang tiba-tiba tanpa suara serta tatapan mendadak usil suaminya membuat Silvia tersentak kaget.

"Caramu mengagetkanku tidak lucu! Hampir saja kau membuatku jantungan. Singkirkan wajah menjengkelkanmu dariku!". Kata Silvia ketus, begitu Ludius duduk di sampingnya Silvia justru berdiri dan menghindar alih-alih merajuk dan berharap mendapat perhatian.

'Dasar istri tsundere!'. Batin Ludius.

Langsung saja dengan senyum seringai Ludius menarik lengan Silvia hingga terjatuh ke dalam pelukan dan terduduk di atas pangkuannya. Silvia yang enggan melihat wajah suaminya mencoba untuk mengalihkan pandangannya.

Namun Ludius tidak akan membiarkan itu terjadi, dengan sedikit paksaan ia mencium bibir ranum istrinya untuk kesekian kalinya. Karena kesal Silvia mencoba memberontak melepas tautan ciuman mereka dan Ludius masih tidak membiarkan itu terjadi. Ia mencengkram dagu istrinya dengan memperdalam ciumannya, melumat secara lembut untuk menunjukkan bahwa istrinya adalah hal berharga yang harus dia jaga dan lindungi sebaik mungkin.

Silvia yang mencoba sekuat tenaga lepas dari Ludius nyatanya tetap tidak bisa melakukan dan perlawanan dan semuanya sia-sia. 'Mengapa aku begitu marah ketika mendengar bahwa kita harus kembali secepatnya? Apakah aku benar-benar sangat membutuhkan waktu berdua atau karena aku takut kita akan terpisah untuk waktu yang lama?'. Batin Silvia mempertanyakan isi hatinya.

Setelah Silvia terdiam dan pasrah dengan apa yang Ludius lakukan, ia melepaskan tautan ciumannya dan mengecup kening istrinya. Sorot mata kelamnya kini tepat ada di depan Silvia, dengan penuh cinta Ludius mencoba meminta maaf.

"Sayang, maafkan aku yang mengingkari janji, aku tahu kamu sangat kesal dan kecewa. Tapi inilah kehidupan yang aku jalani Sayang. Ingin sekali ku menghindari masalah yang ada dengan tetap berada di sisimu. Tapi itu tidak adil untuk orang yang percaya padaku Sayang, maafkan ketidakberdayaanku ini Sayang.." Ludius menjelaskan panjang lebar dengan terus menatap wajah Silvia.

Mendengar itu pelupuk mata Silvia justru basah dan membalasnya dengan sebuah pelukan. "Aku tidak membenci jika kau pergi atau mengingkari janjimu, aku hanya khawatir setelah ini kamu akan pergi untuk waktu yang lama. Memikirkannya saja sudah membuatku takut Ludius.. apa kau tahu dulu saat kau pergi ke Inggris betapa paniknya aku saat mendengar pesawatmu mengalami kecelakaan dan kau tak kembali juga? Dan betapa sesaknya perasaanku saat tahu kau akan menikahi wanita lain meski kau mengaku sebagai Jason?!", Silvia menundukkan wajahnya di dada Ludius dengan tangan mengepal memukul dada suaminya.

"Aku hanya takut hal menyakitkan itu akan terulang kembali. Hiks.." air mata Silvia jatuh dan membasahi jas hitam Ludius.

Ludius memahami emosi tidak stabil Silvia yang sedang mengandung, apalagi ini bukan pertama kalinya ia pergi untuk waktu yang lama, wajar jika Silvia merasa khawatir. Dengan tenang dan penuh kelembutan Ludius membelai surai rambut istrinya yang tergerai. "Jangan menangis sayang, kini aku sudah menjadi suamimu. Bagaimana mungkin aku meninggalkan hal yang sudah susah payah kita raih?!. Percayalah.. jikalau saja aku benar pergi untuk waktu yang lama, aku pasti akan kembali ke sisimu"

Ludius menyeka kedua sudut mata lembab istrinya dan memberikan senyum simpul untuk menghiburnya. "Kita akan kembali sekarang Sayang. Barusan aku keluar untuk memberi beberapa oleh-oleh untuk kita bawa pulang dan membagikannya untuk Azell dan yang lain",

Mendengar hal itu tentu saja Silvia tercengang, ia tidak menyangka suaminya masih memikirkan orang lain yang ada di sekitarnya. Ia merasa malu dengan sikapnya yang merengek dan merajuk tanpa memikirkan orang lain sementara suaminya justru berfikiran untuk keluar membelikan oleh-oleh untuk orang di rumah. Lagi-lagi sisi lain Ludius yang tak pernah Silvia ketahui mampu mengubah sudut pandang penilaiannya.

"Uhm.. aku sudah membereskan semua barangnya, kapan kita akan ke bandara?". Tanya Silvia, wajahnya berubah menjadi cerah secepat kilat. "Sudah lama aku tidak melihat Azell, jadi ingin cepat-cepat pulang dan menggedongnya" ujar Silvia,

"Kita akan ke bandara setengah jam lagi, sebelum itu lebih baik kamu sarapan terlebih dahulu. Aku sudah membeli banyak makanan untukmu Sayang..".

Sementara menunggu kabar dari Longshang mengenai penerbangannya, mereka memilih untuk sarapan terlebih dahulu. Ada manong chiken (sejenis olahan sayap ayam), hoddeok itu sejenis pancake ala korea, teokbokki sejenis olahan tepung beras dengan bumbu saos kacang merah yang guriih dan pedas sangat sesuai dengan lidah orang Indonesia yang cukup gemar dengan pedas manis serta gurih, terakhir desert jeju hallabong ice cream sejenis ice cream dengan isian jerus yang di taman khusus di pulau jeju, terasa manis dan segar. Cocok untuk desert setelah memakan makanan yang sedikit berat.

Semua makanan sudah tersedia di meja, sesekali Ludius menyuapi istrinya yang bersikap manja dan marah secara bersamaan. Kemarahan wanita memang menakutkan, bahkan Ludiuspun kadang kewalahan menghadapi Silvia jika istrinya itu sudah terlanjut marah.

"Lihatlah mulutmu belepotan sayang.." Ujar Ludius, ia menyeka sisa makanan di bibir istrinya dan menyesap jemari pelunjuknya. "Rasanya manis, lebih manis lagi kalau langsung merasakannya dari bibirmu Sayang.."

Silvia yang mendengarnya bergidik geli, "Ish.. kebiasaan kalian yang bikin merinding..!, sudah cukup modusnya, sebentar lagi kita akan kebandara. Dari pada modusin aku mulu mending kamu siap-siap suamiku!!".

"Tenang saja sayang, untuk urusan barang bawaan aku sudah meminta seseorang untuk membawanya. Kamu siap-siap saja dengan barang yang kamu bawa, kita keluar dari resort sekarang!"..

Silvia memang sudah siap dari tadi dan sudah membereskan semua barang bawaannya. Dengan tas mungil berisi ponsel beserta dompet, ia mencangkloknya dan menautkan tangannya di lengan suaminya erat.

"Kamu sudah siap sayang?". tanya Ludius, ia yang merasakan istrinya over sepagi hari hanya bisa tersenyum melihat kelakuannya.

'Biarlah untuk kali ini aku membiarkanmu melakukan apa yang kamu mau Sayang..'.

"Uhm.. aku sudah kangen ingin bertemu Azell. Rasanya sudah lama tidak mellihat anak kecil duplikatmu!". Sambil melirik ke arah Ludius.

Mereka akhirnya keluar dari ruangan menuju mobil fortuner yang sudah terparkir di depan resort.