Chapter 306 - 306. Kedatangan Wangchu yang terluka bag 3

Alisnya seketika saling terpaut menyiratkan kekesalan yang luar biasa. 'Selangkah lagi aku akan mengetahui isi hatinya. Tapi sekarang..! ah sudahlah!' gerutu Wangchu dalam hati.

Langkah kaki itu semakin mendekat dan saat ini berdiri di depan Nadia dengan membawa tas berisi alat medis, "Kau sudah siap untuk operasi? Ini memakan waktu sekitar 1 jam karena ada dua peluru yang bersarang di tubuhmu" kata Linzy dengan melihat kearah tubuh Wangchu.

"Aku siap, kita lakukan sekarang saja. Aku masih banyak pekerjaan yang tertinggal" ujar Wangchu.

Linzy mengangguk, ia membuka tas medisnya dan mengambil beberapa peralatan untuk operasi ringan.

Nadia yang masih berdiri melihat semua peralatan hanya bisa tersenyum miris sambil membayangkan bagaimana rasanya. "Apakah operasinya di lakukan secara sadar tanpa di bius terlebih dahulu?" tanya Nadia.

"Ini hanya operasi ringan, jadi tidak perlu melakukan bius!". Balas Linzy, ia melihat ke arah Wangchu. "Apa kau sanggup untuk menahan sakit? Karena kita tidak sedang di rumah sakit aku menyarankan untuk melakukan operasi tanpa pembiusan". Sambung Linzy.

"Tidak masalah, lanjutkan saja" jawab Wangchu acuh seolah rasa sakit yang di rasakannya saat ini sudah biasa ia rasakan,

Sebelum melakukan operasi terlebih dahulu semua peralatan di sterilkan, Linzy yang masih melihat Nadia berdiri memperhatikannya membuatnya merasa risih. "Nadia, kau bisa keluar terlebih dahulu? Aku tidak suka jika sedang melakukan pekerjaan ada yang sengaja memperhatikan!". Tandas Linzy, ia mengatakannya acuh. Mungkin karena ini sudah menjadi pekerjaannya maka dari itu dia tidak memperdulikan perasaan Nadia.

"Baiklah, aku keluar dulu untuk menyiapkan air hangat untuk kalian." Ucapnya dengan melihat kearah Wangchu, khawatir tentu saja.. apalagi memikirkan operasi tanpa obat bius itu seperti kulit yang di sayat. Memikirkannya saja sudah membuat Nadia merinding.

Sebelum melakukan operasi terlebih dahulu Linzy memberi suntikan di lengan dan menyalurkannya ke selang infus. Linzy yang melakukannya dengan cekatan terlihat sekali bahwa ia sudah mahir atau bisa di bilang pekerjaan ini adalah hal mudah baginya.

***

1 jam telah berlalu dengan operasi yang berjalan dengan lancar. Kini lengan dan perut Wangchu telah berbalut perban, mungkin untuk beberapa hari kedepan tangan kananya tidak bisa memegang pistol untuk sementara waktu.

"Sudah selesai, untuk sementara waktu kau tidak di perbolehkan memegang pistol" ucap Linzy memberitahu,

"Untuk satu ini aku tidak bisa janji. Masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan, terlebih lagi Ludius dan Longshang tidak ada di sini, itu akan membuat musuh mudah untuk menyerang!"

"..."

Linzy yang mendengar tersebut langsung diam tanpa mengatakan apapun, ia hanya menangkupkan kedua tangannya sambil meremasnya seolah sedang menahan rasa cemas yang melanda.

"Aku tidak tahu apa yang mengganggumu Zy, tapi jika terbukti kau yang berkhianat maka kau yang pertama kali menanggung kebencian Longshang. Karena dia adalah satu-satunya pria yang sangat percaya padamu" ujar Wangchu serius dengan mata menatap Linzy tegas.

Seketika tubuh Linzy lemas bagai kehilangan separuh energinya, ia terduduk di atas kursi di samping ranjang dengan mata yang mengisyaratkan rasa bersalah. Linzy bahkan tidak berani melihat wajah Wangchu setelah pria itu mengatakan segalanya. Namun dengan cepat Linzy memperbaiki moodnya untuk menutupi rasa bersalahnya itu.

Ia beranjak dari duduknya dan membereskan semua alat medisnya, "Aku tidak mengerti apa yang kau katakan! Aku sudah menyelesaikan tugasku. Sebaiknya aku pergi sekarang juga"

"Kau boleh pergi, tapi setidaknya jika itu benar jangan katakan apapun pada Silvia atau yang lain. Mereka sudah terlanjur percaya dan menyayangimu. Tetaplah bersikap biasa dan melaporkan apapun yang kau ketahui pada orang yang memerintahkanmu". Ujar Wangchu.

"Terserah kau mau mengatakan apa. Aku tidak peduli..!!". Ucap Linzy masih mengelak tegas.

"Baiklah, itu pilihanmu untuk mengelak. Tapi aku harap kau tidakk mengecewakan perasaan Longshang!".

"..."

Linzy tidak menyahut ataupun mengatakan sesuatu dan langsung pergi dari hadapan Wangchu.

Setelah kepergian Linzy Wangchu langsung duduk bersandar di dinding kasur dengan tangan memegang kepalanya yang terasa berat. Ia tidak habis fikir jika memang Linzy orangnya. Tapi memang Linzy seorang yang sudah diberi tahu di daerah mana laboratorium itu berada.

Pasalnya, Ludius dan Longshang fikir Nadia bisa menyelidiki obat kimia apa yang akan di suntikkan pada Silvia di laboratorium tersebut karena memang alat-alat disana sangat memadai. "Aku tidak habis fikir jika itu benar-benar kau Linzy. Sebenarnya apa yang terjadi padamu hingga kau berbuat sampain sejauh ini?" fikir Wangchu.

Bzzt.. Bzzt..

Ponsel Wangchu yang di biarkan tergeletak di atas meja tiba-tiba bergetar, dan begitu Wangchu lihat terdapat satu panggilan masuk dari Zhenyi.

["Boss...!"] panggil Zhenyi di ujung telefon,

["Bagaimana keadaan di sekitar laboratorium? Apakah mereka masih memberikan perlawanan setelah kedatanganmu?"]

["Pertempuran kali kami dapat memenangkannya dan berhasil mengusir mereka. Tapi aku khawatir jika mereka akan kembali sewaktu-waktu, apalagi Tuan Lu dalam waktu dekat akan meninggalkan China"]

["Untuk satu ini kita bahas setelah Ludius kembali dari misinya, kalian tetaplah siaga di area Nanjiang sampai keadaan terkendali"]

["Baik Boss!"]

Tut.. Tut..

Telefon pun terputus, Wangchu menaruh kembali ponselnya di atas meja dan menyandarkan tubuhnnya kembali dengan sedikit memejamkan matanya.

"Entah apa yang sedang di rencanakan orang yang berada di balik semua ini, yang jelas dia benar-benar mengendalikan semuanya dengan sangat rapih. Mulai dari meneror Ludius atas nama Tunangan Silvia dan menganggap Silvia adalah miliknya, kedua menaruh mata-mata dan menjadikan salah satu dari kita menjadi pengkhianat dan kali ini menyerang area laboratorium secara sempurna dan kembali begitu saja seolah sedang memberi peringatan keras bahwa mereka sudah mulai membuat pergerakan yang nyata. Huft.. selanjutnya keputusan apa yang akan kau ambil Ludius?" gumam Wangchu seorang diri di kamar yang sunyi.

Namun ia tidak menyadari bahwa di balik pintu Nadia terus memperhatikannya meski Nadia tidak tahu apa yang ia gumamkan. Yang Nadia tahu Wangchu sedang dalam keadaan tertekan oleh banyak masalah.

"Sepertinya jalan satu-satunya adalah mengikuti permainan orang itu dan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang balik apalagi kekuatan Ludius belum cukup untuk melawan balik Organisasi terbesar di Eropa tersebut!".

Bibi Yun yang lewat mengagetkan Nadia yang mengintip, membuat Nadia berjingkat dan akhirnya ketahuan oleh Wangchu.

"Nona Nadia kenapa tidak masuk?". Tanya Bibi padahal ia tahu Nadia sudah berdiri lumayan lama di depan pintu,

"Eh.. anu, saya baru saja mau masuk Bi. Ohya apa yang Bibi bawa?" tanya Nadia mengalihkan perhatian. Jujur saja dia merasa malu karena ketangkap basah sedang berdiri dibalik pintu mengintip Wangchu yang sendiri dikama