Chapter 311 - 311. Kedatangan Shashuang

"Tidak ada, hanya menarik melihat Nona Silvia mau dengan suka rela menemaniku sarapan bersama,"

"Oh.. ini juga terpaksa," balasnya. "Jika bukan karena pria sepertimu yang mengatasnamakan terima kasih untuk memaksaku, aku juga tidak sudi", ucapnya dengan bergeming lirih hampir seperti suara desisan nafas, di lanjut dengan meminum air putih yang sudah ada di genggaman tangannya.

"Maafkan aku jika memaksamu Nona Silvia, tapi aku memang membutuhkan teman untuk menjelajah beberapa tempat didaerah Shangshai dan kebetulan bertemu denganmu yang pernahku SELAMATKAN." Ujarnya tandas sampai membuat Silvia tersedak.

Ukhuk.. ukhuk..

Silvia yang sedang minum langsung menghentikannya dan menaruh gelasnya kembali di meja. Dengan cepat ia mencari tissu atau sapu tangan untuk membersihkan pakaiannya yang sedikit kotor,

"Pakaialah ini.." Richard memberikan sapu tangannya dan begitu saja Silvia mengambil sapu tangan tersebut dari tangan Richard.

"Terima kasih.." jawabnya tanpa ke arah Richard.

Ia langsung membersihkan pakaiannya yang kotor. "Aku sadar dan sangat sadar Tuan Richard yang baik hati ini sudah menyelamatkanku. Tapi apakah perlu mengatakan itu berulang kali untuk mengingatkanku? Aku tidak pikun seperti yang Tuan fikirkan",

Setelah selesai membersihkan pakaiannya yang kotor, Silvia bentuk sapu tangan tersebut dan baru sadar bahwa ia memakai sapu tangan milik Richard.

'Mengapa aku tanpa sadar memakai barang miliknya? Ah.. dia tidak akan mengejekku bukan?!' batin Silvia,

Ia memandang Richard dengan senyum malu yang sedikit dipaksakan, "Terima kasih, ini yang kedua kalinya kau menolongku..".

"Tidak masalah. Saat pertama kali kita bertemu, aku sudah menganggapmu teman. Lebih senang lagi jika kau mau menjadi pasanganku. Sungguh di sayangkan kau sudah besuami." Ujarnya dengan santi.

Mereka melanjutkan kembali mencicipi hidangan yang di siapkan pelayan dari beberapa sayuran yang Richard berikan pada mereka. Silvia yang baru memakannya beberapa suap ditemani nasi putih rupanya cukup menikmati menu sarapan tersebut.

"Bagaimana rasanya?" tanya Richard sambil terus memandangi Silvia dengan gemas,

"Enak, meski ini sayuran tapi mereka mengolahnya dengan cukup pandai. Terasa sedikit gurih, mungkinkah ada sedikit tambahan dari kaldu ayam?" tebak Silvia.

"Ya, mereka menambahkan sedikit kaldu daging babi untuk membuat sayurannya tidak pahit dan wangi."

Ukhuk.. ukhuk..

Lagi-lagi Silvia tersedak, kali ini karena sayuran yang dimakan mengandung kaldu daging dan dengan cepat Silvia mengambil tissu lalu mengalihkan dirinya dari arah meja dan memuntahkannya.

"Mengapa kau baru mengatakan sekarang?" Omel Silvia begitu tahu apa yang dimakan.

"Maaf, aku tidak tahu kalau kau tidak mengkonsumsi daging babi juga"

Hufft..

'Sudahlah, aku memang tidak bisa menyalahkannya karena aku tidak memberitahunya sejak awal,' batin Silvia menghela nafas panjang.

Richard yang terus memperhatikan Silvia langsung mengambil tissu dan mendekat kearah Silvia. "Kau boleh marah-marah padaku nanti, tapi perhatikan mulutmu yang belepotan." Tanpa menunggu persetujuan dari Silvia, Richard dengan lembutnya menyeka mulut Silvia.

Silvia yang mendapat serangan mendadak terdiam beberapa saat dan tidak bisa mengelak dan menghindari perbuatan Richard. "Sudah cukup, aku bisa melakukannya sendiri. Dan terima kasih"

Suasanapun menjadi canggung, namun perasaan canggung itu sepertinya hanya di rasakan oleh Silvia. Nyatanya Richard tidak terganggu sedikitpun dan semakin terus memperhatikan Silvia.

Hanya saja, mungkin ini bukan hari keberuntungan Silvia. Di tengah perbincangan dan acara sarapan pagi mereka, tiba-tiba hal yang tidak ingin Silvia lihat justru datang dan nampak di depan mata.

Prok prok prok

"Hebat sekali kau Silvia, suami pergi dan sekarang justru makan bersama dengan pria lain! Apakah kau sedang mencoba bermain api?" celetuk Shashuang yang datang dari arah samping mereka.

Silvia yang jelas di sebutkan namanya langsung melihat ke arahnya. Ia mendelikkan matanya melihat Shashuang ada di restaurant ini. 'Bagaimana dia bisa ada di restaurant ini? Melihat dia datang, tiba-tiba perasaanku tidak enak. Aku harap dia tidak membuat masalah dengan menggunakan hal ini sebagai alasan'.

Mendengar Shashuang bersilat lidah, Silvia tidak bisa tinggal diam. Dia langsung berdiri menghampiri wanita itu dengan tegar dan tegas. "Perhatikan ucapanmu Nona Shu!" kata Silvia memperingatkan dengan tegas.

"Memang apa yang perlu di perhatikan? Bukankah semuanya sudah jelas didepan mata? Kau sedang bersama seorang pria disaat suamimmu pergi. Aku yang menjadi Ibu dari Putranya tentu saja tidak terima melihat hal ini!". Ucapnya panjang lebar dengan logatnya yang provokatif

Memang mulut wanita itu sangat berbisa dan mematikan, sepenggal perkataan Shashuang mampu menarik simpati banyak orang dan membuat Silvia terlihat sebagai wanita penggoda.

Richard yang sedang duduk tenang, akhirnya beranjak dari tempatnya dan ikut menghapiri mereka yang sudah menyita perhatiannya. Ia dengan auranya kepemimpinanya yang menyeruak memenuhi seisi ruangan berdiri didepan Shashuang dengan pandangan tegas.

"Apakah anda sedang membicarakan kami?" tanya Richard dengan tenang dan berwibawa. Ia kali ini terlihat 360 derajat dengan Richard yang baru saja Silvia lihat.

Begitu Shashuang disapa dan memandang mata biru nan tajam Richard, seketika ia seperti terhipnotis dan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Richard.

Silvia yang menyadari hal ini langsung menunduk dengan tangan memegang pelipis matanya. 'Sudah kuduga, wanita seperti Shashuang takkan bisa bertahan jika melihat pria di sampingku ini. Baiklah.. kali ini aku akui, ketampananmu menyelamatkanku!'. Batin Silvia.

Dengan senyum merekah, Shashuang berjalan mendekat kearah Richard. "Siapa Tuan ini? Mengapa Tuan bisa mengenal wanita seperti dia!" katanya sambil melirik sadis kearah Silvia.

"Itu bukan urusan anda Nona, yang saya tanyakan adalah apakah anda tadi sedang membicarakan kami?" tanya Richard kembali dan tidak menggubris apa yang Shashuang katakan.

Memang dasar wanita yang tidak memiliki rasa puas, padahal ia sedang dekat dengan Julian meski belum ada kepastian akan ke jenjang berikutnya. Tapi dari lagatnya, ia seperti ingin mengambil buruan yang terlebih dahulu Silvia dapat.

"Benar! Aku sedang membicarakan wanita yang ada di samping Tuan. Apakah anda tahu dia sudah bersuami?" tanya Shashuang pada Richard dengan sedikit memberikan kesan wanita yang anggun. Sebenarnya ia ingin memojokkan Silvia dengan perkataannya. Namun sepertinya tidak semudah itu.

"Sudah, saya sudah tahu Nona Silvia sudah memiliki suami yang sangat dia cintai. Bahkan jika sekalipun saya mendekatinya nona Silvia belum tentu bisa terpikat dan menginginkan saya. Lagi pula, dari sisi mana kami terlihat sedang berkencan atau sejenisnya? dan denga mudahnya anda menuduh Nona Silvia berpaling dari suaminya. Itu adalah hal yang tidak baik Nona.." balas Richard panjang lebar dengan sikapnya yang tenang dan lugas.

Perkataannya sangat tertata rapih dan tidak memberikan celah Shashuang untuk menyerang balik, memang patut kalau dia seorang Putra Mahkota.