Chapter 312 - 312. Kedatangan Shashuang bag 2

Bagaimanapun calon Pemimpin dimasa mendatang memang harus bisa tetap tenang dan berpikir logis agar bisa mengambil keputusan yang tepat. Dan semua yang Richard sampaikan membuat Shashuang terdiam tanpa bisa membalas perkataannya kembali. Hanya menunggu waktu sampai Silvia tahu siapa sebenarnya pria yang ada di sampingnya.

"...". Shashuang terdiam tanpa bisa membalas atau menyanggah perkataan Pangeran Richard, ia hanya bisa mendengus kesal dengan tangan yang mengepal geram.

Melihat Shashuang seakan kehilangan muka didepan banyak orang Silvia pun mendekat dan menarik tangannya serta membawa Shashuang menuju meja makan yang tadi di tempati. "Nona Shu, jika ingin sarapan bersama kami disini, aku akan dengan senang hati menemanimu. Lagi pula, jarang sekali kita duduk dekat seperti ini", ujar Silvia.

Richard yang belum menyadari kearah mana Silvia membawa permainan ini, iapun mengikuti mereka dan ikut kembali duduk bersama.

Karena sudah terlanjur malu, Shashuang mau tidak mau menerima ajakan Silvia duduk bersama meski perasaannya memberontak dan geram luar biasa.

"Ayo Nona Shu, Tuan Richard sudah repot-repot memesankan banyak makanan, tidak baik jika tidak di habiskan. Lagi pula, aku tidak dapat memakannya karena sebuah pantangan. Aku harap Nona Shu mau menggantikanku menemani Tuan Richard di sini karena aku harus pergi menjemput Lingling", Silvia berbicara sambil mencangklok tas mininya. Dengan senyum mengembang dan sedikit mengejek kearah Pangeran Richard, ia meninggalkan mereka berdua di meja yang sama.

"Sampai jumpa.." katanya dengan melanjutkan langkahnya keluar dari restaurant.

Setelah kepergian Silvia, Pangeran Richard terlihat jengkel dan mengacuhkan Shahuang yang saat ini sudah duduk didepannya. "Silahkan dinikmati sarapannya Nona Shu, aku harus kembali karena masih ada beberapa pekerjaan yang harus saya urus",

Pangeran Richard langsung beranjak dari duduknya, ia seketika berubah menjadi pria yang berbeda 360% dari sejak kepergian Silvia. Pangeran Richard yang terlihat saat ini begitu dingin dan tak berperasaan.

"Tunggu! Kau tega meninggalkan wanita sendiri setelah mengajaknya makan bersama?". Shashuang ikut berdiri mencegahnya.

"Maaf, orang yang aku ajak adalah dia yang baru saja pergi, dan aku tidak ada urusannya denganmu. Nikmati saja semua makanan yang ada disini" perkataannya begitu datar dan tanpa ekspresi, ia yang merasa tidak memiliki kepentingan melanjutkan langkahnya.

Geram, tentu saja! Shashuang semakin geram dengan keadaannya saat ini. Tidak hanya di permalukan oleh Pangeran Richard, ia bahkan di tinggal sendiri didepan meja makan seolah sedang di campakkan kekasih. Karena tak terima, Shashuang langsung melangkah cepat mencekal tangan pria angkuh di depannya.

"Sudah ku katakan, kau tidak boleh pergi! Aku tidak mengizinkanmu mempermalukanku lebih dari ini!".

Shashuang yang mencekal tangan Pangeran Richard membuatnya menoleh ke arah Shashuang dengan tatapan tak berbelas kasihan. Entah datang dari arah mana, tiba-tiba datang beberapa pria berjas hitam dan dengan gerakan cepat mereka menarik Shashuang dan mencekal tangannya.

"Kurang ajar! Siapa kalian, berani sekali kalian menangkapku seperti ini?!". Umpat Shashuang begitu ia berada di tangan para pria berjas hitam.

Salah satu dari pria berjas hitam, sang Panglima yang menjaga Putri Emilia menghadap. "Master! saya Dixie menghadap!" kata Dixie sang Panglima dari Kekaisaran Hardland.

"Urus wanita itu secepatnya. Aku tidak ingin melihat dia setelah ini. Dia terlalu arogan dan terlihat berbahaya jika ada disamping Silvia",

"Baik Master!" jawab Dixie tegas. Ia berbalik arah dan menatap tegas para bawahannya, "Bawa wanita ini dari hadapan Master sekarang juga!"

"Baik Master!" jawab mereka serempak.

Mendapat perintah dari Dixie, para bawahannya langsung menarik paksa Shashuang meninggalkan restaurant.

"Brengsek! Siapa kau berani membawa paksa wanita dari Ketua Naga Imperial! Aku pastikan kau akan mendapat balasannya!". Umpatnya. Shashuang yang di paksa hanya bisa mengumpat dan marah dengan tubuh yang gemetar melihat sorot mata Pangeran Richard yang kelam. Seolah dia bisa menjadi 2 sosok sekaligus didepan semua orang.

Sosok pria tampan yang dapat menghipnotis kaum hawa, serta sosok pria dingin nan kelam tak berperasaan yang mampu melakukan apapun tanpa perasaan bersalah.

"Selanjutnya, aku ingin kau membuat pasukan khusus untuk menjaga Silvia dari kejauhan dan laporkan jika ada hal yang ganjil. Aku punya firasat pasti dia akan menjadi incaran dari salah satu Organisasi Dark Phantom atau Black Emperor". Lanjutnya setelah kepergian Shashuang.

"Yes Master! Tapi ada satu hal yang ingin saya sampaikan. Ini mengenai penjaga bayangan yang mengikuti Nona Silvia. Haruskah kita membereskan mereka?" tanya Dixie

"Tidak perlu, mereka pasti penjaga bayangan yang di siapkan Ludius untuk melindungi Silvia. Hanya saja sebentar lagi Ludius akan terbang ke Hardland dan pengawasan atas Silvia pasti berkurang. Jadi biarkan mereka dan lakukan tugas kalian!"

"Baik Master!". Dixie langsung pamit dari hadapan Pangeran Richard dan pergi dari hadapannya.

Richard yang sudah tidak memiliki kepentingan di restaurant langsung meninggalkan tempat tersebut di ikuti beberapa Ajudan yang tersisa,

'Aku tidak tahu apa yang membuat Silvia sangat mirip dengan mendiang Ibu Suri. Sebelum masalah ini jelas aku harus melindunginya dari mereka terutama Dark Phantom. Bagaimanapun juga, aku masih mencurigai Pemimpin Dark Phantom adalah salah satu Bangsawan dari Kerajaan Hardland. Dominic. Jika benar, apakah Dominic sudah mencurigai tentang siapa Silvia sejak awal?',

***

Pagi ini begitu Lingling tahu Silvia tidak kunjung kembali juga setelah satu setengah jam lamanya. Karena hal ini, Ia langsung menghubungi Zain untuk segera mencari dimana lokasi Silvia berada. Beruntung 2 anggota bayangan masih terus mengikuti Silvia, dan dapat dengan mudah menemukan dimana lokasinya. Dengan cepat Zain langsung menyusulnya ke pasar dan menemukan Silvia tengah memilih beberapa sayur segar disana.

"Silvia, kemana saja kau selama satu jam ini? Apakah kau tahu Lingling sempat panik karena kau tak kunjung kembali ke tempat berkumpul semula?". Tegur Zain.

"Aku hanya sarapan dengan orang yang menolongku tempo hari di restaurant, kebetulan dia juga ada dipasar. Ya sudah sekalian saja aku traktir dia makan". Jawabnya santai, tanpa merasa bersalah telah membuat Lingling kelimpungan karena panik.

"Kau telah membuat sahabatmu khawatir, tidakkah kaau merasa bersalah?".

"Untuk apa aku merasa bersalah, itu juga bukan keinginanku. Lagian kau memiliki penjaga bayangan yang membuntutiku. Mengapa mereka tidak melaporkan tentang hal ini padamu?"

"Ya! Mereka sudah melapor bahwa kau menemui seorang pria dari barat dan sarapan bersama disana!". Zain langsung menarik Silvia tepat berdiri di depannya dan memaksanya untuk mendengar kata-katanya. "Ingatlah! Kau sudah bersuami. Sekalipun kau masih sendiri, kau ada dalam pengawasanku. Aku tidak akan membiarkan kau berada dalam bawah kendali seorang pria".

"Kau berfikir terlalu jauh!".