Chapter 313 - 313. Pagi hari di kantor

"Kita pulang sekarang!" paksa Zain pada Silvia yang masih menikmati belanjanya.

"Tunggu sebentar, aku sedang memilih beberapa bahan makanan. Kalau kau ingin pulang, ya sana pulang sendiri. Jangan ganggu deh!",

"Kamu mau jalan sendiri atau aku paksa? Ini sudah hampir siang dan di Mansion Nadia dan yang lain sudah sarapan semua. Tidakkah kau ingin ke kantor Silvia?" singgung Zain dan Silvia langsung menghentikan menoleh ke arahnya.

"Kita pulang sekarang dan antar aku ke kantor. Ok!" serunya dengan senyum mengembang.

Silvia langsung menyelesaikan transaksi jual belinya dengan penjual lalu pergelangan tangannya ditarik paksa meningalkan pasar tersebut. Suasana seperti ini pernah mereka alami sekali, dulu Zain pernah menarik lengan tangannya untuk keluar dari pasar malam yang hampir membuat Silvia tersesat dan itu sejenak membuat Zain terkenang.

"Apakah kau masih ingat Silvia, dulu kau pernah hampir tersesat di pasar malam, lalu kau memanggil namaku hingga aku datang tepat didepanmu", ujar Zain.

"Tentu saja aku ingat. Kau datang ketika aku sesunggukan menangis karena hampir saja tersesat. Waktu itu kakak Julian sedang pergi untuk membelikan beberapa makanan, eh.. nggak tahunya aku malah tersesat. Beruntung kau datang, dan memberikanku boneka beruang.." ucap Silvia sambil mengingat memori waktu itu.

"Kau masih mengingatnya?! Kau benar-benar cengeng, bahkan setelah besarpun kau tetap saja cengeng. Dasar anak manja"

"Biarin, aku kan anak satu-satunya Bunda. Kalau aku tidak manja nggak ada dong hiburan yang bikin Bunda sakit kepala karena tingkah anaknya. Hehehe", ujarnya dengan terkekeh.

Setelah keluar dari area pasar, mereka akhirnya sampai di mobil yang Zain bawa, dan "Ayo cepat masuk! Kau harus ke kantor menggantikan suamimu!"

"ish.. aku tahu! Kau terlalu cerewet." Cibir Silvia, ia masuk ke dalam.

Mobil yang di kemudikan Zain melaju dengan kecepatan sedang menuju Mansion Lu untuk singgah sebentar agar Silvia berganti pakaian dan menyapa Lingling dan Nadia kalau dia kembali ke kantor.

***

-Kantor Perusahaan Tangshi Grup

Satu setengah jam telah berlalu, kini Silvia sedang berada di ruang Direktur untuk menggantikan Ludius melihat beberapa berkas yang di kirimkan Bianca padanya. "Berkas yang sebanyak ini lama-lama membuatku gila, seberapa lama suamiku meninggalkan tugasnya hingga banyak sekali file yang tidak terurus seperti ini!", gerutu Silvia dalam hati.

Tok.. tok.. tok..

"Permisi Nyonya.." sapa seorang diluar pintu.

"Silahkan masuk!", seru Silvia.

Terdengar pintu terbuka dan suara langkah lebih dari 2 pasang kaki memasuki ruangan Direktur. Silvia yang masih fokus dengan file yang ada di depannya langsung melihat ke arah depan.

2 orang sudah berdiri didepan meja kerja Ludius, dan salah satunya adalah Bianca. "Nyonya Lu, Maaf mengganggu waktu anda. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda", kata Bianca dia membawa seorang wanita seumurannya menghadap. "Dia Leerin, datang untuk melamar pekerjaan dan sudah mendapat rekomendasi langsung dari Tuan Longshang." Ujarnya memperkenalkan wanita yang ada disampingnya.

"Bie, kau boleh keluar."

"Baik Nyonya. Saya permisi.." Bianca undur diri dan keluar dari ruangan Direktur.

Didalam Silvia memperhatikan wanita itu dengan selidik. Wanita dengan wajah dan penampilan bukan seperti orang China, melainkan Rusia. 'Siapa dia sebenarnya? Bagaimana bisa Longshang mengenal wanita sepertinya?' batin Silvia,

"Nona Leerin, Silahkan duduk. Ada yang bisa saya bantu?". Tanya Silvia ramah dan mempersilahkannya duduk.

"Begini Nyonya Lu. Saya Leerin Alseif berdomisili di Hongkong, datang untuk melamar pekerjaan". Katanya dengan bahasa dan logat China yang cukup fasih meski agak aneh di dengar.

"Nona Leerin, bahasa mandarin anda cukup fasih. Ohya, bagaimana bisa anda mengenal Longshang?" tanya Silvia ramah dan mencoba mencari tahu tentangnya.

"Saya bisa mengenal Tuan Longshang itu sebenarnya tidak sengaja waktu itu kita bertemu di sebuah Apartement di daerah kota. Dan kebetulan Tuan Longshang melihat berkas untuk lamaran pekerjaan milik saya. Dan beliau akhirnya menyarankan saya untuk datang ke Perusahaan Tangshi Grup".

"Oh baik, saya terima berkasnya dan akan saya ajukan pada Pak Direktur. Untuk selanjutnya, tunggu kabar dari kantor".

"Baik, terima kasih Nyonya. Kalau begitu saya permisi.."ucap Leerin undur diri.

"Sama-sama, silahkan.."

Leerin beranjak dari duduknya dan undur diri dari hadapan Silvia. 'Misi pertama selesai!'. Dengan senyum seringai, ia meninggalkan ruang Direktur.

Silvia yang masih duduk di ruangannya sambil membaca beberapa laporan, ia juga melihat isi data diri dari wanita yang bernama Leerin Alseif, di dalamnya tertera bahwa dia memiliki pengalaman kerja di bidang manajement.

"Manajemen, aku kira dia wanita yang cukup bisa diandalkan juga. Sebaiknya aku sarankan hal ini pada Ludius agar memperingan pekerjaannya", gumam Silvia,

Disaat Silvia sedang sibuk-sibuknya membaca dokumen yang menumpuk, dari arah pintu terdengar suara langkah orang yang masuk bahkan tanpa permisi terlebih dahulu.

'Apakah Ludius sudah kembali?' batin Silvia, Karena mendengar suara derit pintu masuk Silvia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah pintu.

"Silvia..?!", katanya dengan sedikit terkejut.

"Kak Lian? Apakah Kakak ingin melihat mengecek keadaan kantor? Kebetulan aku juga sama kak..", ujar Silvia. Ia langsung beranjak dari duduknya dan menghampiri Kakak Lian, namun begitu sampai di depannya, seorang wanita tiba-tiba datang dari arah pintu. "Dia siapa Kak?" tanya Silvia heran.

Kakak Lian langsung menoleh kesamping. "Oh, dia adalah Huan xian. Sekretaris pribadiku yang baru aku angkat beberapa waktu yang lalu.."

Silvia yang melihat Huang Xian langsung melirik dan tersenyum meringis meledek Kakaknya. "Halo Kak Huan, saya Silvia istri dari adik Kakak Lian" sapa Silvia dengan lembut karena fikirnya Huan Xian adalah wanita yang disukai Kakak Lian.

Tapi sepertinya tidak seperti itu, Huan xian tampak sangat tidak respek, dari lagat dan tatapan matanya ia menyiratkan sebuah kebencian yang luar biasa. Seakan sesuatu yang seharusnya miliknya justru ada ditangan Silvia.

Namun belum saatnya bagi Huan untuk membenci atau mengumpat, untuk saat ini hanya bisa diam sambil menyusun trategi untuk mendapatkan kembali apa yang hilang darinya. "Halo juga Nyonya Lu, saya Huan sekretaris pribadi Tuan Lian" balasnya dengan ramah pula, bahkan senyumnya sangat menawan.

Hanya saja kita tidak tahu apa yang ada dalam isi hati seseorang, yang pasti Huan tidak akan tinggal diam dengan keadaan yang ada di depannya. Ia yang menjadi calon istri resmi atas nama surat wasiat orang tua mereka tidak akan membiarkan Silvia begitu saja merebutnya.

'Sudah cukup aku menderita ditangan keluarga Zhu, bagaimanapun caranya aku harus berhasil mendapatkan Ludius dari tangan Silvia. Karena hanya aku yang berhak atas saham dan properti dari Keluarga Lu!'.