Chapter 317 - 317. Melakukan pemeriksaan USG bag 2

Ludius yang mengkhawatirkan emosional Silvia langsung mendekat kearah Dokter Jasmine yang baru saja seperti menyiratkan kekhawatiran, "Katakan padaku, apa yang terjadi pada kandungan Silvia?" bisik Ludius padanya dengan serius.

Dokter Jasmine yang melihat dan mendengar keseriusan Ludius justru tersenyum simpul dan terkekeh menahan tawa melihat raut muka serius dari CEO Tangshi Grup itu. "Apa yang Tuan fikirkan? Begini Tuan Lu, saya baru saja akan menjelaskan gambar di layar tersebut. Sebelumnya saya belum yakin karena umur kandungan nyonya Lu baru 3 bulan. Tapi setelah di perjelas saya justru ingin mengucapkan selamat." Ujar Dokter Jasmine terhenti kembali membuat Silvia dan Ludius justru semakin dibuat penasaran.

"Selamat bagaimana Dok?" sahut Silvia yang ikut penasaran.

Linzy yang melihat gambar di layar ikut tersenyum "Dokter Jasmine, lebih baik anda langsung saja mengatakannya. Tidak baik membuat pasien dan suaminya dibuat penasaran seperti ini". Sela Linzy.

"Begini Tuan dan Nyonya. Selamat Nyonya Lu mengandung janin kembar. Tapi ada beberapa hal yang harus di perhatikan secara intensif," ujar Dokter Jasmine turut berbahagia.

Silvia yang mendengar membelalakkan matanya tidak percaya. "Benarkah yang dikatakan anda Dok? Saya mengandung bayi kembar?" tanya Silvia memperjelas,

"Benar Nyonya, anda mengandung janin kembar. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan, terutama luka dalam yang merusak jaringan dinding rahim anda. Jadi sebisa mungkin untuk menghindari apapun yang beresiko untuk kondisi anda dan kedua janin yang ada dalam rahim anda." Kata Dokter Jasmine menerangkan.

Silvia yang sedari tadi senyum dengan tangan yang terus mengelus perutnya dan Dokter yang melanjutkan pemeriksaan. Ludius justru menjadi terdiam, bukan karena ia tidak bahagia, tapi memikirkan kondisi Silvia selanjutnya.

Secara logika Ludius, jika janinnya kembar otomatis rahim akan lebih besar dari biasanya dan itu pasti sangat berpengaruh pada kondisi rahimnya yang terluka. 'Sayang, bagiku ini sebuah anugrah sekaligus musibah. Aku hanya tidak ingin kehilanganmu Sayang.. apa aku harus menyerahkanmu pada Daniel?!' batin Ludius tersiksa.

Melihat Ludius terdiam melamun membuat Silvia menjadi khawatir dengan apa yang sedang difikirkan suaminya, "Ludius, apa yang sedang kamu fikirkan?" tanya Silvia sambil memegang tangan suaminya,

"Eh Sayang, ada apa?". Tanya Ludius yang tersadar dari lamunannya.

"Tidak ada, kamu sendiri sedang memikirkan apa suamiku? Tidak biasanya kamu diam begini disaat mendengar kabar bahagia." Ujar nya.

"Nyonya Lu, perkembangan janin anda cukup baik walau dari ukuran berat anda, mereka masih kurang dari cukup. Masih membutuhkan beberapa asupan gizi yang cukup." Sela Dokter Jasmine. Ia yang selesai meng USG Silvia langsung melepas alat pendeteksi dan membersihkan perut Silvia dari gel yang tadi di oleskan.

"Silvia, aku pinjam suamimu sebentar yah. Ada beberapa vitamin yang harus ditebus dibagian resep obat." Sahut Linzy tersenyum pada Silvia.

"Oh, iya tidak masalah Zy. Aku disini bersama Dokter Jasmine." Ujar Silvia membalas senyumannya.

Linzypun menarik lengan Ludius yang masih melempar senyumnya pada Silvia keluar dari ruang USG. Setelah kepergian Linzy dengan Ludius dan alat pemeriksaan menggunakan alat USG sudah selesai. Silvia beranjak dari tidurny dan bersandar di dinding kasur.

"Dokter Jasmine, sekarang hanya ada kita berdua, saya mohon anda katakan yang sejujurnya mengenai kondisi kandungan saya." Pinta Silvia sungguh-sungguh. Ia bahkan menarik tangan Jasmine memegang dengan kedua tangannya.

"Nyonya Lu, apa yang anda katakan? Semua baik-baik saja seperti yang terlihat.." jawab Dokter Jassmine dengan sedikit canggung. Dan tertebabk sekali oleh Silvia kalau ia sedang menyembunyikan sesuatu.

"Tolong jangan sembuyikan apapun lagi dariku Dok, dari awal saya sudah menyadari ada yang tidak beres dengan kandungan saya. Saya mohon Dokter Jasmine.." pintanya kembali.

Dokter Jasmine terdiam beberapa saat, ia menghela nafas sebelum mengatakan sesuatu. " Begini Nyonya Lu, ada beberapa hal yang akan saya katakan. Tapi sebelum itu saya harap Nyonya Lu siap dengan apapun yang Nyonya Lu dengar." Kata Dokter Jasmine memperingatkan dengan senyum agar Silvia tidak tegang.

"Insya Allah saya siap Dok!." Jawab Silvia mantap

"Syukron Lillah kalau begitu. Begini Nyonya Lu, saya mendengar sebelumnya dari Dokter Linzy jika rahim Nyonya pernah mengalami luka tembak sangat dalam dan merusak jaringan yang terdapat pada rahim. Menurut pemeriksaan kondisi rahim Nyonya 40% rusak dan itu sangat berpengaruh pada masa kehamilan. Apalagi jika menginjak trimester kedua dan ketiga. Terlebih lagi anda dikaruniai kelebihan dengan mengandung bayi kembar. Jadi saran saya, lakukan secara berkala selama enam bulan kedepan. Namun saya tidak bisa menjamin tentang keselamatan anda dan janin yang ada dalam kandungannya, tapi sebaik mungkin kami akan melakukan yang terbaik untuk menangani kasus ini." Kata Dokter Jasmine dengan sangat lembut dan hati-hati pada perasaan pasiennya.

Silvia yang melihat sosok Dokter Jasmine dengan segala kehangatan hatinya membuat orang disekitarnya pasti merasa nyaman. Mungkin seperti itu gambaran Silvia tentang Dokter Jasmine.

"Dokter Jasmine asli orang Indonesia juga kah?" tanya Silvia penasaran, soalnya dari wajah, sikap dan karakter mirip orang melayu.

"Bukan, saya orang Malaysia Nyonya Lu. Kebetulan saya mendapat pekerjaan nak Negeri Orang. Nyonya Lu sendiri asli Indonesia?" tanya Dokter Jasmine dengan bahasa campuran Melayu dengan Inggris dan sedikit mandarin.

"Benar, saya asli Indonesia. Lebih tepatnya orang Jawa Tengah saja Dok. Kapan-kapan mampir ke Indonesia Dokter Jasmine, siapa tahu bisa bertemu beberapa saudara saya yang masih stay di Indonesia." Canda Silvia.

"Boleh, tapi untuk sekarang saya masih harus melanjutkan study menuju S3 di Universitas Jiao Tong. Ohya jika hanya berdua saja, panggil saja saya Jasmine."

"Nona Jasmine, kebetulan sekali saya juga lulusan Universitas Jiao Tong dan mengambil jurusan manajement dulu pas S1nya. Ohya, saya harus menyusul suami saya. Dia kalau sudah pergi kadang suka lupa waktu," ujar Silvia menyudahi pembicaraan mereka.

"Ya mbak Silvia, semangat mbak.. semoga Allah selalu menjaga kondisi mbak dan janin yang ada dalam kandungan Mbak.." ucap Jasmine. Ia membantu Silvia beranjak dari bersandarnya dan membetulkan pakaiannya yang sedikit berantakan.

"Kalau begitu, saya permisi Dokter Jasmine.." ucap Silvia berpamitan sebelum meninggalkan ruang USG.

Selepas keluar dari ruang USG Silvia mencari dimana keberadaan Linzy dan Ludius berada, ia menyusuri beberapa lobi dan ruangan yang mengarah ke apotik yang berada di rumah sakit, namun Ludius tidak berada disana..

Ia meneruskan langkahnya hingga sampai disebuah cafe yang berada di rumah sakit. Dan anehnya Silvia justru melihat Linzy sedang duduk berdua dengan Ludius disana. Seketika Silvia lemas dan bersandar di dinding yang tepat ada disampingnya, memikirkan apa yang sedang mereka bicarakan.