Ludius memicingkan matanya melihat kearah samping yang ternyata adalah Putra Mahkota dari kerajaan hardland. Ia melepas tautannnya pada Silvia dan langsung berjalan tegas menuju Pangeran Hardland, apalagi secara tidak langsung dia mendengar bahwa Pangeran Hardland menginginkan Silvia,
"Apa yang anda katakan barusan Putra Mahkota dari Kerajaan Hardland?." Tanya Ludius tegas tanpa basa-basi.
"Aku tadi hanya mengatakan, jika aku bisa menyembuhkan, Silvia dia harus tinggal di kerajaan kami." Balas Pangeran Richard tidak kalah tegasnya,
"Sejak kapan kau mengenal Silvia Pangeran yang Terhormat?."
"Sejak sehari yang lalu, apa kau tidak sadar dengan kelakuanmu Tuan Lu! Kau kemarin meninggalkan Silvia sendiri di restaurant disaat kondisinya tidak stabil. Dia pingsan saat itu juga! Beruntung aku ada disana dan langsung memeriksakan kondisinya. Jika kau tidak bisa merawat Silvia dengan baik, serahkan dia padaku!." Ujar Pangeran Richard, ia melangkah kearah Silvia dan berdiri disampingnya.
Ludius langsung menoleh kearah Silvia, ia mencekal lengan istrinya dan menatap dengan tatapan mengisyaratkan sebuah penjelasan. "Katakan Sayang, apa benar dia yang mengantarmu kembali ke Mansion? Mengapa kau tidak memberitahukannya padaku?!" sentak Ludius seakan kehilangan kesabarannya.
"Aku sungguh tidak tahu siapa Tuan Richard Ludius! Aku saat itu ke restaurant karena merasa pengap di mobil dan ingin ke kamar kecil. Tidak tahu juga kondisiku yang semakin melemah membuatku pingsan, aku tidak bermaksud membohongimu."
"Sudahlah, Lupakan!." Ludius menarik Silvia ke sisinya. Kini giliran ia membuat perhitungan pada Pangeran Richard yang berani mendekati Silvia bahkan menginginkannya di depannya.
Ludius mendekat kearah Pangeran Richard dan tiba-tiba memberi pukulan tepat pada wajahnya.
Buackk!!!
"Itu sebagai balasan karena kau berani menginginkan istriku. Apa kau tidak tahu, aku bahkan bisa meratakan Kerajaan Hardland jika aku mau!." Ancam Ludius pada Pangeran Richard.
Pangeran Richard yang mendapat pukulan keras langsung menyeka bekas darah yang berada disudut bibirnya. "Tuan Lu, tempramenmu dari dulu tidak pernah berubah. Saat pertama kali bertemu pun kau seperti ini, dan melukai perasaan adikku Emilia yang dulu masih sangat muda. Kini pun kau berani melakukan ini di depan istrimu?!."
Perkataan Pangeran Hardland ini cukup menohok perasaan Ludius sekaligus membuatnya geram luar biasa. "Diam kau Richard! Aku sudah menerima surat darimu dan berniat ke Hardland atas nama persahabatan. Tapi sepertinya kau justru menginginkan permusuhan diantara kita."
"Aku mana berani mengusik Tuan Lu yang menguasai sebagian dunia bawah, baiklah aku akan mengganti permintaanku. Ikutlah bersamaku menuju Kerajaan Hardland, sebagai gantinya aku akan mengirim Dokter ternama di Kerajaan Hardland untuk menyembuhkan istrimu." Tawar Pangeran Hardland.
"Kau pandai bersilah lidah Pangeran Hardland, sekarang kau menawarkan secara cuma-cuma untuk menyembuhkan Silvia. Apa kau fikir aku akan percaya semudah itu?!."
Silvia yang sedari tadi diam mendengarkan perdebatan mereka hanya karena dirinya mulai kesal dan juga marah. Mereka fikir siapa, berani mengambil haknya atas keputusan apa yang ingin dia ambil!.
"Diam semuanya!."
Seru Silvia dengan keras hingga menggema keseluruh dalam cafe. Ia melihat satu persatu mereka berdua dengan wajah merah padam serta tangan yang mengepal erat. "Kalian berdebat seperti anak kecil, apa kalian tidak memiliki rasa malu. Semua orang memperhatikan kita!." Silvia melangkah kearah Pangeran Richard dan menunjuk kearah dadanya.
"Dan kau, apa hakmu membuat pertaruhan seperti itu tentangku! Kau mau menyelamatkanku asal aku tinggal bersamamu. Jangan mimpi! Meski Ludius tempramen sekalipun tapi dia adalah suamiku. Kau tidak ada hak untuk membawaku kemanapun!."
Ludius yang mendengar penuturan lantang Silvia langsung tersenyum seringai kearah Pangeran Richard. Ia dengan kasar nya menarik Silvia dalam pelukannya dan melangkah kearah depan Pangeran Richard dengan tatapan serius.
Tapi seperti yang dilihat, Pangeran Richard adalah sosok pria tenang dengan ciri khasnya bermain lembut. Ia diam tanpa berpaling meski Ludius sudah ada didepannya dengan membawa senjata sekalipun. "Apa kau ingin memukul wajahku lagi? Silahkan saja, tapi itu tidak akan mengubah kenyataan bahwa kau tidak bisa menyelamatkan istri dan calon anakmu!."
"Aku memang tempramen dan tidak pandai bersilat lidah sepertimu, tapi Silvia sudah memperingatkanku untuk tidak bermain kasar. Semua keputusan ada di tangan Silvia. Jika dia ingin pergi ya biarkan saja pergi, begitu juga sebaliknya." Ucap Ludius dengan mantap dan tegas.
Silvia yang mendengarnya tentu saja terpukau, "Suamiku, apa kau sungguh dengan ucapanmu?." Tanya Silvia.
"Tentu saja, kamu adalah istriku Sayang. Apapun yang kamu inginkan aku takkan mencegahnya." Ucap Ludius dengan lembut.
Pangeran Richard yang melihat kesungguhan di mata Ludius dengan semua sikap yang dia lakukan cukup membuat Pangeran Richard puas dengan keadaan Silvia saat ini, dalam fikirannya setidaknya Silvia tidak menjadi bahan permainan pria seperti Ludius.
"Aku sudah melihatnya. Jadi cukup sampai disini pembicaran kita, dalam beberapa hari kedepan aku akan mengirimkan Dokter terbaik dari Hardland untuk mengecek secara berkala kondisi Silvia. Kalau begitu sampai bertemu kembali Silvia dan terima kasih untuk pagi tadi." Katanya lalu melangkah pergi dari hadapan Silvia dan Ludius.
Silvia yang melihat itu bingung dengan apa yang dilakukan serta difikirkan oleh pria bernama Richard itu. "Hei suamiku, apa kau tidak merasa kalau Tuan Richard itu aneh? Dia barusan berdebat denganmu dan sekarang malah pergi begitu saja.." ucap Silvia dengan memandang Ludius yang masih terdiam melihat kepergian Pangeran Richard.
"Sudah jangan difikirkan, lebih baik kita kembali ke Mansion. Ini sudah hampir gelap." Balas Ludius tidak ingin melanjutkan pembicaraannya.
Mungkin Silvia tidak menyadarinya, tapi perlakuan Pangeran Richard sangat aneh menurut Ludius. Iya yang melihat dari perkataan dan perbuatan yang Pangeran Richard lakukan, tidak terlihat seperti orang yang bernafsu ingin memiliki. Tapi lebih kearah ingin melindungi.
'Sebenarnya apa yang Richard pikirkan dan sembunyikan? Mengapa dia melakukan itu semua demi Silvia dengan mengatasnamakan suka dan ingin memiliki?! Padahal jelas sekali ia ingin melindungi Silvia. Dan sejak kapan ia mengenal Silvia?. Aku harus secepatnya menyelidiki hal ini, mungkin kedatanganku ke Kerajaan Hardland itu sudah tepat.' Batin Ludius.
Silvia yang melihat Ludius berjalan tanpa mengatakan sesuatu sudah jelas ia tahu kalau ada yang sedang Ludius fikirkan. "Apa kau masih memikirkan tentang Tuan Richard yang ingin membawaku bersamanya?." Tanya Silvia polos.
Ludius menoleh kearah Silvia dan mencubit pipinya. "Sejak kapan kamu menjadi begitu narsis Sayang? Aku tidak memikirkan hal itu. Lagi pula wanita sadis bermulut pedas sepertimu memang ada yang menyukainya? Kalau bukan Tuan Lu ini yang menikahimu, kau pasti masih lajang dan menjadi perawan tua!." Ledek Ludius.
"Jahat!." Balas Silvia dengan mensungutkan bibirnya.