Chapter 321 - 321. Bar Night Dragon bag 2

Merasa tersinggung?! Tentu saja Ludius merasa tersinggung mendengar Zhenyi mengatakan celemek. Karena diantara mereka yang sering memakai celemek hanya Ludius seorang, itupun pasti demi istri tercinta tentunya.

Keadaan menjadi hening sesaat, Wangchu yang sudah duduk kembali di tempatnya mulai angkat bicara mengenai hal yang mengganjal di fikirannya. "Ada yang ingin aku katakan pada kalian. Ini mengenai penyerangan di area laboratorium Nanjiang." Kata Wangchu membuka pembicaraan.

"Apa yang kau temukan mengenai penyerangan di Nanjiang?." Tanya Longshang.

Sebenarnya sangat sulit bagi Wangchu untuk mengatakan hal ini, apalagi ini menyangkut Linzy, orang yang Longshang gilai. Meski begitu dengan segenap hati dan Wangchu tetap harus mengatakan yang sebenarnnya tentang pendapatnya.

"Ini mengenai asumsiku terhadap penyerangan kali ini, kemungkinan ada mata-mata diantara kita. Dia berkhianat dengan membocorkan informasi kepada musuh." Ucap Wangchu membuka dengan beberapa kata,

Longshang dan Zhenyi saling pandang, berharap bukan salah satu dari yang ada di dalam ruangan.

"Kalian tenanglah, yang ada di fikiranku saat ini bukan salah satu dari kita." Sambung Wangchu.

"Lalu menurutmu siapa dalang dibalik penyerangan area laboratorium Nanjiang? Dan bagaimana kau mengetahui bahwa orang itu adalah dalangnya?" Tanya Zhenyi beruntun.

"Ludius kau ingat saat pertama kali memberitahu seseorang mengenai obat yang akan di suntikkan pada Silvia? Dan kau Longshang, kau bahkan menawarkan untuk melakukan penelitian pada obat tersebut di laboratorium. Kira-kira dari hal ini apakah kalian tidak berfikir siapa orangnya?" kata Wangchu melanjutkan.

Ludius sedikit tersentak saat mengingat siapa orangnya, Zhenyi yang belum mengetahui hal ini seketika penasaran, dan Longshang langsung membelalakkan matanya begitu mendengar penjelasan tersebut tertuju pada satu orang.

"Wangchu! kau tidak sedang asal bicarakan!!" Sentak Longshang langsung pada sahabatnya itu.

"Sejak kapan aku asal bicara Longshang! bukankah kau tahu sendiri bahwa kau memberitahu lokasi tersebut hanya pada Linzy. Wajar bukan jika aku mencurigainya!." Sahut Wangchu dengan geram.

"Tapi Linzy tidak mungkin melakukan hal itu, aku sudah mengenalnya selama bertahun-tahun. Tidak mungkin dia berubah begitu saja. Aku harap kau memperbaiki cara berfikirmu Wangchu." Balas Longshang kesal, karena menurutnya Linzy bukanlah sosok yang dengan mudah di kendalikan begitu saja.

"Aku sudah memikirkan ini matang-matang dan berusaha untuk tidak melukai hatimu Longshang, tapi kau tahu sendiri. Kebenaran tidak bias di tutupi terus-menerus!" ucap Wangchu tetap teguh pada logikanya.

Ludius yang kesal dengan perbedatan dua pria yang ada di sampingnya membuattnya naik pitam dan menggebrak meja.

Brakkk..

"Cukup! Tidak bisakah kalian tenang! Kita sedang diskusi bukan sedang mempermasalahkan siapa yang benar atau salah. Wangchu, aku mengerti mengenai pertimbanganmu. Dan kau Longshang, aku juga mengerti dengan pemikiranmu. Untuk kali ini kita ikuti saja permainan dari mereka (musuh). Dan tetap awasi secara perlahan. Dan kalian berdua, berhentilah untuk keras kepala atau penyelidikan ini takkan berakhir!." Tegas Ludius.

"Lalu mengenai keamanan selanjutnya area Nanjiang, apa yang akan kau lakukan Master?." Tanya Zhenyi menyela diantara pertengkaran mereka.

"Aku ingin kau menambah beberapa pengawas serta sniper untuk dikoordinasi dan ditugaskan secara bergiliran. Kita sudah mendapat peringatan, bukan tidak mungkin mereka sedang mempersiapkan hal untuk membobol pertahanan otomatis yang ada disekitar laboratorium."

"Yes Master, saya akan segera mengkoordinir hal ini dengan beberapa anak buah terbaik saya."

Suasana kembali hening, mereka mulai menikmati kembali wine yang sudah tersaji didepannya. Namun Ludius serta Longshang masih terdiam dengan fikiran masing-masing memikirkan hal berbeda.

Wangchu yang faham hanya bisa diam untuk sementara waktu mengenai Longshang, tapi dia tidak bisa membiarkan Ludius memikirkan hal terlalu lama. Sejauh yang diketahui Wangchu, Ludius adalah pria yang akan memikirkan matang-matang mengenai mengambil keputusan jika itu menyangkut seseorang yang dia sayang.

Wangchu menepuk pundak Ludius pelan hanya untuk menyadarkannya dari lamunan. "Apa yang sedang kau fikirkan Ludius?."

"Tidak ada, hanya sedikit memikirkan apa niat pria yang menginginkan Silvia. Aku sudah mencoba mencari Dokter terbaik dan semua tidak ada yang sanggup untuk menangani kasus rahim Silvia. Apakah aku harus benar-benar menyerahkan Silvia pada Daniel? Meski mendengar Pangeran Hardland akan mengirim Dokter terbaiknya. Aku tidak yakin Dokter yang dia kirim bisa mencari solusinya." Ujar Ludius putus asa.

"Kau terlalu pesimis Ludius. Jalani saja perlahan, tidak ada hal yang mustahil di dunia ini." Kata Wangchu memberi nasihat.

"Mudah mengatakan, tapi tidak semudah itu untuk melakukannya. Kau belum pernah jatuh cinta bukan? Tiba saatnya kau jatuh cinta, kau akan mengerti rasanya di posisiku atau Longshang." Sergah Ludius.

"Ah baiklah, berbicara denganmu memang membuatku menjadi semakin terlihat tua, Boss." Ledek Wangchu, ia meneruskan minumnya.

"Sepertinya kau sudah mabuk Wangchu, lebih baik kau kembali." Zhenyi yang melihat Wangchu sudah setengah sadar menarik lengan Wangchu agar beranjak dari duduknya. Namun bukannya Zhenyi berhasil mengangkat Wangchu, justru Zhenyi malah terjatuh diatas Wangchu dengan posisi yang begitu erotis.

"Kau! Untuk apa duduk di atasku Yi?." Tanya Wangchu dengan suara racau dengan kondisinya yang setengah sadar.

Ludius dan Longshang yang tengah sibuk dengan fikiran mereka, begitu mendengar racauan Wangchu langsung menoleh kearahnya dan melihat hal konyol didepan mata langsung saja mengundang gelak tawa, "Pfft.. hahaha.." Mereka tertawa terbahak-bahak melihat tingkah konyol 2 sahabatnya itu.

Sejurus Zhenyi langsung berdiri dari posisinya saat ini. "Brengsek kau Wangchu!", umpat Zhenyi, mendengar gelak tawa Longshang dan Ludius, iapun langsung menoleh kearah mereka. "Kalian juga, Diamlah! Aku masih normal tahu!." Sentak Zhenyi dengan amarah yang kacau.

"Hahaha Sorry Zhen, aku tidak bermaksud menertawakanmu. Ohya, bisa kau antarakan Wangchu pulang. Dia sudah mabuk berat!." Ujar Longshang,

"Kau gila Longshang! Sudah, aku tidak ingin berurusan dengan kalian. Cih.. menjijikan!." Umpat Zhenyi dengan amarahnya dan pergi dari ruangan mereka berkumpul.

Setelah kepergian Zhenyi dan Wangchu yang tertidur karena pengaruh alkohol, Ludius mulai membuka percakapan dengan Longshang yang perasaannya saat ini sedang kacau.

"Aku tahu bagaimana perasaanmu saat ini, Longshang." Ucap Ludius sambil menepuk pundak sahabat baiknya itu.

"Ludius, aku harus bagaimana menyikapi hal ini? Mengapa harus Linzy yang melakukannya? Aku bingung dan malu terhadapmu." Ujar Longshang menundukkan wajahnya dengan kedua tangan memegang kepalanya yang terasa berat. Seolah ia baru saja kejatuhan beban yang begitu berat seumur hidupnya.

"Jangan katakan hal itu Longshang, kita masih belum menemukan bukti yang valid mengenai keterlibatan Linzy. Aku harap kau tidak menjauhinya hanya karena hal ini."

"Entahlah, aku sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa jika bertemu Linzy nantiinya. Akankah penantian panjangku sia-sia?" ucap Wangchu putus asa.