Chapter 323 - 323. Acuhnya sikap Lian bag 2

-Kantor Perusahaan Jiang Grup.

Huan yang sudah selesai mandi telah mempersiapkan pakaian kantor terbaiknya untuk datang ke kantor Perusahaan dan menemui Lianlian. Ia kini sudah berdiri di depan pintu masuk utama setelah menempuh perjalanan selama 20 menit lamanya.

"Selamat datang Nona Huan, maaf anda tidak di perkenankan Tuan Lian untuk masuk dan di perintahkan beliau untuk kembali ke Mansion."

'Brengsek! Kurang ajar kau Lian! Berani sekali kau meminta security untuk mengusirku dari kantor, mana di depan banyak orang lagi. Kau tidak pantas di sebut manusia Lian!', umpat Huan dalam hati karena ia memang tidak memiliki kekuasaan apapun di Perusahaan itu untuk saat ini.

Jika waktunya telah tiba, dimana Huan memiliki 50% saja saham Jiang atau Tangshi Grup. Sudah dapat dipastikan ia akan menggunakannya untuk menekan Keluarga Zhu yang telah menindasnya.

Bagaimanapun Huan harus masuk karena dia adalah sekretaris langsung dari Lian, dengan sedikit sentakan dan embel-embel kata Sekretastis pribadi Huan ia menerobos penjaga keamanan yang mencegat di depannya. "Minggir kalian semua, saya adalah sekretaris pribadi Tuan Lian. Kalian tidak berhak menghentikanku masuk kecuali Tuan Lian sendiri yang mengatakannya padaku!." Ucap Huan dengan tegas tanpa rasa takut sedikitpun dengan beberapa penjaga yang berdiri di depannya.

"Sekali lagi maaf Nona Huan, karena kami melakukan ini juga atas perintah Tuan Lian. Silahkan anda kembali ke Mansion dan renungi kesalahan anda."

Huan tidak ingin mengalah sedikitpun dengan beberapa penjaga di depannya, begitu juga dari mereka tidak akan membiarkan Huan masuk begitu saja dan terjadilah adu mulut yang menjadi bahan tontonan dan pusat perhatian orang-orang kantor yang melihatnya.

Hingga tidak berselang lama dari perdebatan mereka, Lianlian datang karena keributan yang di timbulkan Huan sudah sampai di telinganya.

"Ada ribut apa ini! Tidakkah kalian malu pada orang yang berada di kantor!." Ucap Lian dengan lantang dan tegas, tatapan ia tunjukkan bergiliran pada para penjaga lalu Huan yang masih setia berdiri didepan pintu.

Beberapa penjaga yang mendapat tegur dari Lianlian hanya bisa berbalik arah dan menunduk seketika itu juga tanpa berani mengatakan apapun. Sedangkan Huan langsung mendekat kearah Lian dan menatap balik dirinya.

"Apakah anda puas mempermalukanku Tuan Lian yang terhormat!, anda tidak ada hak untuk menghentikanku!." Balas Huan dengan menunjuk dada bidang Lian. "Terserah anda akan melakukan apa pada saya. Tapi itu tidak akan menghentikan apa yang sudah menjadi niat saya. Permisi Presdir Lian!." Sambung Huan lalu masuk ke dalam kantor acuh meski kanan kirinya saat ini sedang mencibirnya.

Lian yang melihat perubahan sikap Huan yang begitu drastis, membuatnya menjadi penasaran. Apa yang menyebabkan wanita seperti Huan yang takut di bully, sekarang justru menggila bahkan mampu berjalan acuh didepan orang yang mencibirnya?.

'Apakah benar alasanmu karena wasiat pernikahan belaka? Tapi perubahanmu ini benar-benar sangat bertolak belakang saat pertama kali aku melihatmu. Huan, sebenarnya mana dirimu yang sebenarnya?.' Batin Lian.

***

-Ruang Direktur Utama

Lian memasuki ruang Direktur dan melihat Huan sudah duduk di mejanya yang berada di depan bagian samping mejanya. Memang dalam Perusahaan Jiang Sekretaris pribadi tinggal satu ruangan dengan Direkturnya, selama Lian menjabat sebagai Direktur di Perusahaan Jiang baru kali ini dia mendapatkan Sekretaris pribadi.

Tidak heran para karyawan dan staf berfikir kalau mereka ada hubungan. Para karyawan tidak tahu kalau mereka tinggal satu rumah, atau bakal terjadi kerubutan yang akan mengundang banyak perhatian orang dan media massa.

"Untuk apa kau datang ke Perusahaan?." Tanya Lian begitu dia masuk kedalam ruangan. Ia duduk di depan mejanya yang sudah terdapat laptop menyala dan sesekali melirik kearah Huan.

"Aku adalah sekretaris pribadimu, sudah menjadi kewajiban bagiku untuk berada disisimu dan membantu setiap pekerjaanmu." Jawab Huan dengan sama acuhnya, ia melihat kearah laptop yang ada di depannya.

'Kau sudah acuh padaku, maka jangan salahkan aku jika acuh padamu Lian! Enak saja kau meninggalkanku sendirian di Mansion!.' Gerutu Huan dalam hati.

"Nona Huan! Aku sudah memintamu duduk manis di Mansion dan tidak perlu datang. Tapi karena kamu sudah ada disini, aku tidak akan sungkan lagi pada sekretaris rajin sepertimu." Ucap Lian, ia mengambil semua file yang ada di meja dan membawanya ke meja Huan.

Braakk..

"Nona Huan, ini adalah laporan yang perlu anda lihat isinya. Silahkan nikmati pekerjaan anda sekretaris saya yang rajin. Saya masih ada pertemuan dengan kolega dari Korea." Ucap Lian dengan senyumnya dan pergi dari hadapan Huan yang sudah merah padam menahan amarah.

'Lian! Kita lihat saja nanti, aku takkan menyerah sampai disini untuk membuatmu bertekuk lutut dihadapanku dan menuruti semua perintahku termasuk merebut Ludius dari tangan Silvia.' Teriak Huan dalam hati dengan tangan mengepal dan mendengus kesal,

***

"Tuan Lian, tunggu..!" Panggil seorang wanita dari dalam kantor, ia mempercepat langkahnya mengikuti Lianlian dengan membawa beberapa berkas dan tas berisi laptop miliknya.

Lianlian yang sudah berada di depan kantor menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang, "Apa kau yang memanggilku?." Tanya Lian sambil melihat wanita yang tidak pernah di lihatnya.

Wanita itu melangkah cepat dan terlihat sangat kesusahan dengan barang bawaannya yang cukup merepotkan. Apalagi file yang menumpuk di tanganya menghalangi penglihatannya.

"Hati-hati..!" teriak Lian, ia dengan refleks cepat berlari kearah wanita tersebut yang hampir terjatuh dan berhasil menangkapnya. "Hati-hati, apa kau terluka?." Tanya Lian dengan posisi Lianlian memeluk wanita tersebut.

Menyadari kelakuannya yang keterlaluan didepan Direktur utama membuat wanita tersebut langsung melepas pelukan Lian dan menunduk berkali-kali. "Tuan maafkan atas ketledoran saya, sungguh saya tidak sengaja." Kata wanita tersebut gugup dan tidak berani melihat kearah wajah Lian.

Wanita tersebut yang menyadari barang-barangnya terjatuh berserakan di lantai, lantas memungutnya satu persatu. Apalagi beberapa dokumen masih berupa kertas hingga membuat wanita tersebut semakin lama memungutnya. Padahal ia sudah malu setengah mati dengan kelakuannya di depan Direkturnya.

Lian yang melihat wanita tersebut kesusahan dalam mengutip barangnya yang berserakan langsung membantunya. Lian ikut berjongkok dan menemani wanita tersebu memungut barang yang berserakan.

"Kalau kesusahan, lebih baik minta bantuan. Apa salahnya meminta bantuan pada orang lain agar pekerjaannya bisa lebih cepat selesai?." Ucap Lianlian,

Si wanita menoleh kearah Lianlian dan memebelalakkan matanya, ia kaget bukan main Direkturnya ikut berjongkok disampingnya dan membantunya memungut barangnya. "Tuan, anda adalah atasan saya. Tidak baik bagi citra anda jika membantu saya seperti ini." Cegah si wanita, secara spontan ia memegang kedua tangan Lian.