Wanita yang terlihat polos tersebut semakin salah tingkah dan malu ketika ia menyadari tangannya sudah memegang kedua tangan Lianlian. Dengan cepat ia melepas tangan Lian dengan gugup dan tidak sengaja menyentuh semua tumpukan dokumen yang ia pungut. Alhasil dokumen yang berhasil dia kumpulkan kembali berserakan di lantai.
"Yah.." keluh si wanita begitu melihat barang bawaannya kembali berserakan. Namun seketika ia menghela nafas lega begitu melihat tas laptop milik bosnya masih aman di tangannya. "Syukurlah tas berisi laptopnya tidak ikut terjatuh." Katanya dengan lirih, dan mungkin juga terdengar oleh Lianlian.
"Pfft.. Hahaha.." Tawa Lianlian pecah seketika itu juga, ia merasa kasian tapi juga gemas melihat wanita yang ada di depannya. Pasalnya tidak hanya terlihat gugup, wanita itu juga selalu melakukan kesalahan sepele yang membuatnya terlihat lucu dan menggemaskan.
'Ada-ada saja wanita ini, jika seperti itu terus lama-lama aku juga ingin menjahilinya.' Batin Lianlian dengan tersenyum simpul.
Memang tidak bisa diragukan kalau Lianlian masih satu rahim dengan Ludius, bahkan sekalem-kalemnya Lianlian pun masih memiliki sifat jahil dan usil seperti layaknya adiknya.
"Tuan Lian, saya minta maaf. Silahkan anda lakukan pekerjaan anda. Saya bisa melakukan hal ini sendiri. Lagi pula anda yang seorang Direktur mana pantas melakukan hal rendahan seperti ini," ucap si wanita dengan memungut kembali semua dokumen yang tadi terjatuh.
"Tidak masalah, Direktur juga manusia. Dan sesama manusia harus saling tolong menolong bukan.."
Deg..
Sejenak wanita tersebut terdiam mendengar perkataan dari Lianlian, mungkin dalam pandangannya saat ini Lianlian adalah sosok pria calon suami ideal yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Tidak seperti Direktur kebanyakan, yang justru menjunjung tinggi pangkat dan derajat hingga terlihat jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.
Terpesona, ah.. mungkin saja. Dilihat dari wajahnya saja wanita itu bersemu merah.
Lianlian yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum simpul sambil memikirkan apa yang terjadi selanjutnya dengan gadis polos di depannya itu jika ia jatuh di tangan pria seperti Ludius, Wangchu atau bahkan Hanson?..
Disaat membantu wanita tersebut memungut beberapa berkas tersebut. Ia tidak sengaja melihat grafik serta bagan yang sangat rapih dan mudah di pelajari untuk kedepannya. Tapi di lembaran kertas tersebut terlihat banyak corat coret, atau bisa di bilang semua itu hanyalah tulisan tangan tanpa ada campur tangan komputer.
'Wanita ini tidak sedang membantu seseorang untuk mengerjakan pekerjaan mereka bukan? Jika benar bagaimana bisa dia mau begitu saja melakukannya?.' Batin Lianlian.
Setelah selesai memungut semua barang yang jatuh berserakan mereka berdiri bersamaan, dan sekali lagi wanita tersebut menunduk dan meminta maaf pada Lianlian. "Sekali lagi saya mohon maaf Tuan Lian. Saya janji ke depannya tidak akan terulang lagi kejadian yang sama. Jadi saya harap anda tidak akan memecat saya." Katanya dengan wajah polos bersalahnya.
'Tatapan mata itu terlihat sangat cemas, apakah dia sedang berfikir aku akan memecatnya?'. Batin Lian,
"Tidak akan ada yang memecatmu. Kalau boleh tahu, kau bekerja di divisi apa? Sepertinya kamu cukup berdedikasi untuk Perusahaan." Tanya Lian, tapi dilihat dari pakaiannya, Lianlian baru sadar bahwa wanita itu memakai pakaian cleaning servise.
"Saya hanya seorang cleaning servise yang kebetulan membantu pekerjaan beberapa karyawan di kantor ini. Saya dulunya mengajukan lamaran pekerjaan sebagai staff kantor. Tapi sepertinya Manajer tidak meloloskan saya dan menempatkan saya menjadi CS di kantor ini." Ujar nya dengan sedikit kecewa jika mengingat hal itu.
"Kamu yang memiliki kemampuan dan hanya di tempatkan di bagian CS mengapa diam saja dan tidak mengajukannya atau melapor pada bagian humas kantor? Dia bisa membantumu untuk mengajukan lamaran pekerjaanmu langsung kepadaku. Sayang sekali jika orang pandai sepertimu hanya menjadi CS di Perusahaan.."
"Saya hanya orang biasa Tuan, mana berani mengajukan diri pada anda yang seorang Direktur. Jika saya melakukan itu, bisa jadi bukannya saya di terima malah justru di tolak dan saya tidak bisa mendapatkan pekerjaan apapun." Ucap si wanita dengan gurat kesedihan di wajahnya.
Namun dia seperti mengerti dan menerima posisinya, ia tersenyum lalu menyerahkan laptop yang lupa Lianlian bawa. "Maaf Tuan, saya malah jadi banyak bicara. Silahkan dibawa laptopnya Tuan. Ini ketinggalan di meja kantor anda, dan sekretaris Huan yang meminta saya mengantarkan ini untuk anda." Katanya sambil memperbaiki kembali tumpukan di tangannya dokumen milik para karyawan yang harus ia serahkan pada Manajer kantor,
"Terima kasih, kau kembalilah bekerja." Perintah Lian dengan ramah.
"Baik Tuan, kalalu begitu saya permisi." Wanita itupun akhirnya pergi dan Lian melanjutkan langkahnya menuju mobil yang sudah disiapkan.
'Aku harus menyelidiki kasus ini, sepertinya Manajer Perusahaan mulai berani berulah dengan melakukan hal ini pada calon staff baru.'
***
-Kantor Perusahaan Tangshi Grup.
Pagi ini setelah Ludius semalaman mengerjakan beberapa file dan dokumen untuk menemani Longshang di Bar, ia langsung menuju ke kantor tanpa kembali ke Mansion terlebih dahulu. Banyak pekerjaan yang harus di selesaikan serta kondisi Longshang dan Wangchu yang tidak memungkinkan untuk datang ke kantor membuat Ludius harus menghandle semua pekerjaannya seorang diri.
Di ruangan Direktur ia masih setia di temani laptop dan tumpukan berkas yang entah kapan akan selesai dikerjakan. "File sebanyak ini, sepertinya aku akan lembur malam ini. Sialan kalian berdua, mengapa kalian ada acara sakit dan patah hati segala disaat pekerjaan sebanyak ini!." Umpat Ludius pada Longshang dan Wangchu.
Tok tok tok
"Permisi Tuan Lu, saya Bianca meminta izin untuk masuk..".
Pintu terbuka dan Bianca masuk membawa berkas yang ada di tangannya, serta menyerahkannya meletakkannya di meja Ludius. "Tuan Lu, kemarin ada wanita yang mengajukan lamaran pekerjaan sebagai salah satu staff kantor pada Nyonya Lu dan beliau meminta saya untuk menanyakan ini pada anda. Silahkan di lihat Tuan," kata Bianca,
Dengan percaya dirinya ia melangkah perlahan mendekati kursi duduk Ludius dan berdiri di belakangnya. Dengan senyum seringai ia mendekatkan wajahnya di telinga Ludius.
Ludius yang sedang membuka dokumen data diri tersebut tersentak dan langsung menoleh kearah samping. "Bianca Luze, sekretaris terbaikku. Tidakkah kau terlalu dekat manis? Apa yang ingin kau lakukan dengan posisimu yang seperti sekarang ini?." Goda Ludius.
Perlu di ingat, Ludius adalah mantan Playboy yang sudah tidak terhitung berapa banyak yang sudah bermain disisinya. Jadi ketika insting liarnya bangkit, jangan salahkan dirinya jika menggoda wanita jalang seperti Bianca, yang mau mengantarkan dirinya sendiri kesisi Ludius.
"Apakah Tuanku tidak merasa aneh dengan identitas wanita ini?."