Chapter 335 - 335. Perjalanan bersama

-Perumahan Elit Tianji

Pagi ini setelah mendapat telefon dari Ludius, Wangchu langsung menghubungi Longshang untuk mengkonfirmasi penerbangannya dan Nadia di jam 10.00 siang nanti.

Dengan memakai kemeja biru tua dan jas hitam, Wangchu sudah bersiap didepan cermin. Ia mengambil jam tangan terbaiknya dan siap untuk menjemput Nadia di apartementnya.

"Mei Xuluo, bagaimana dengan koperku? Sudah kau bereskan belum?" seru Wangchu dengan lantang pada pelayan rumahnya Mei yang masih muda, bahkan umurnya mungkin masih seumuran.

Terdengar suara kaki berlari kecil mendekati kamar Wangchu. "Tuan Wangchu, saya sudah menyiapkan koper anda di depan." Ucap seorang wanita muda bernama Mei Xuluo. Dia salah satu pelayan terbaik di Kediaman Elit Wangchu.

Setelah selesai memaki jam tangannya, Wangchu berbalik arah dan melihat Xuluo yang terlihat seperti berburu dengan waktu. "Xuluo, jangan terlalu lelah atau memaksakan diri. Lagi pula kau bisa meminta pelayan lain untuk mengerjakan pekerjaanmu." Ucap Wangchu, dia berjalan kearah Xuluo.

"Tidak boleh, semua yang berhubungan dengan milik Tuan Muda, Xuluo yang harus kerjakan. Mereka masih harus di beri arahan dulu, karena masih sering melakukan kesalahan." Ucap Xuluo.

"Terserah kamu, yang penting jangan terlalu keras pada pelayan baru, atau mereka akan takut dan segan untuk bekerja disini." Wangchu akan pergi meninggalkan kamar, tapi di cegah oleh Xuluo.

"Tunggu Tuan Muda," Ia yang melihat dasi Wangchu tidak rapih langsung mendekat kearah Wangchu dan membenarkannya. "Tuan Muda selalu saja memakai dasi itu tidak pas."

"Kau selalu saja seperti itu Xuluo. Ini sudah hampir siang, aku harus menjemput Nadia. Dua hari ini aku titip rumah padamu."

Xuluo melepas dasi yang sudah rapi dan mundur beberapa langkah. "Hati-hati di jalan Tuan muda. Ingatlah untuk terus berhati-hati, luka anda yang di dada saja belum kering. Anda sudah memaksakan diri untuk pergi, Xuluo khawatir dengan keadaan anda."

Wangchu tersenyum dan tertawa "Hahaha.. jangan khawatirkan aku, ini hanya perjalanan untuk menjemput Ibu mertua bossku. Kau baik-baik dirumah. Aku pergi." Ucap Wangchu mengusap surai rambut Xuluo sebelum ia pergi meninggalkannya.

"Sampai kapanpun, aku hanya bisa menjadi pelayan setiamu Tuan Muda Wangchu. Meski Tuan muda terlihat playboy dengan jalan bersama wanita manapun. Tapi Xuluo percaya, Tuan muda adalah pria baik. Xuluo tidak akan menyesal menjadi pelayan setia Tuan Muda." Gumamnya melihat punggung Wangchu meninggalkannya sendiri di pintu kamar.

Di depan pintu rumah terdengar dering telefon dari ponsel Wangchu yang berada di sakku jasnya.

["Hallo Wangchu, aku hanya ingin memberi tahu kalau kita lebih baik langsung bertemu di bandara. Kau tidak perlu menjemputku!."]

["Memangnya kenapa? Apakah kau takut akan dikira menjadi kekasih dari Manajer Perusahaan Tangshi grup?,"]

["Simpan narsismu untuk orang lain, aku mengatakan ini agar lebih cepat saja. Lagi pula ini juga sudah jam 10 kurang 20 menit. Aku sudah dalam perjalanan menuju bandara. Bye!."]

Tut.. tut.. tut..

Panggilan langsung diputus begitu saja oleh Nadia.

"Wanita yang jutek. Kau benar-benar menguji nyaliku untuk mendapatkanmu Putri Nadia Hadiningrat!." Gumam Wangchu. Ia langsung menuju mobil yang sudah siap dinaiki dengan sopir yang bersiap di kursi kemudi.

"Pak, kita berangkat sekarang!." Perintah Wangchu, ia membuka pintu mobil dan masuk kedalam.

"Baik Tuan muda." Pak sopir menyalakan mesin dan membawa mereka menuju bandara.

***

-Bandara Internasional Shanghai Hanqiao

Mobil Wangchu telah berhenti di bandara Shanghai Hanqiao, saat ini posisinya dekat dengan pesawat yang akan mereka maiki dan akan lepas landas 10 menit lagi.

Pak sopir turun, ia mengeluarkan koper kecil dan beberapa bungkusan besar berisi hadiah yang Ludius siapkan untuk perwakilan dirinya menemui keluarga Ibu Yuliana.

"Pak, langsung saja barangnya masukkan kedalam pesawat. Saya akan disini menunggu teman saya yang akan ikut pergi bersama." Perintah Wangchu.

"Baik Tuan Muda," pak sopir tersebut mengangkut barang bawaan Wangchu dan memasukkannya ke dalam pesawat pribadi yang selalu Ludius gunakan untuk penerbangan jarak jauh.

"Apa Nadia masih belum sampai juga?." Pikir Wangchu,

Ia mengambil ponselnya dan hampir menelpon Nadia, tapi sepertinya itu tidak perlu. Karena wanita yang sedang dicari sudah berdiri di depannya.

"Apakah kamu sudah menunggu lama?." Tanya Nadia yang sudah berdiri didepan Wangchu. Terlihat modis, anggun dan sangat sopan dengan pakaian batik resmi.

"Untuk ukuran seorang putri, kau cukup mengesankanku Putri Nadia." Puji Wangchu.

"Terima kasih atas pujiannya, tapi aku tidak terkesan dengan pujianmu. Sebentar lagi pesawat take off. Lebih baik kita segera masuk."

Wangchu mendekat kearah Nadia, ia mensematkan tangannya dan menggandeng Nadia berjalan memasuki pesawat. "Jangan menolaknya, aku tahu kau kesusahan dengan pakaian ribetmu itu. Dari pada menunggumu terjatuh saat naik ke pesawat. Lebih baik aku gandeng bukan?."

"Ah, iya. Apapun modusmu aku iyakan deh." Jawab Nadia malas. Mereka masuk ke pesawat bersamaan.

Bisa di bayangkan seberapa ribetnya Nadia memakai pakaian songket khas Jogja. Selain langkahnya menjadi pendek, memakai songket juga menjadi lebih susah untuk melangkah dengan bebas. Namun bagi Nadia yang harus terbiasa demi melestarikan pakaian adat Jawa. Setiap ia kembali ke Kediaman Keraton setelah bepergian lama, memang di haruskan memakai pakaian songket atau sejenisnya.

"Kalau susah, apa sulitnya meminta bantuan. Aku dengan senang hati menggendongmu kedalam." Ujar Wangchu yang melihat Nadia kesusahan menapaki tangga pesawat.

"Tidak perlu, itu memalukan!." Jawab Nadia langsung menampik tawaran Wangchu.

"Ya, kau sangat menjunjung tinggi prinsipmu, dan aku justru menyukai itu. Semakin kau menjaga jarak, maka aku akan mendekat, bahkan sedekat mungkin hingga kau mau mengakuiku sebagai calon kekasih yang selalu ada disampingmu."

"Aku tidak bisa menerima kebaikan dari Tuan Muda Wangchu. Itu terlalu berat karena harus bersaing dengan 1000 wanita yang ada di luar sana."

"Perkataanmu terlalu menyakitkan Putri Nadia. Selama 2 hari ini kita akan selalu bersama, aku harap kita bisa menjadi teman baik." Lirik Wangchu pada Nadia yang tengah sibuk dengan ponselnya sebelum take off.

Bzzt.. Bzzt..

["Hallo Putri Nadia, lama kita tidak saling bersua. Aku sangat merindukanmu."]

["Uhm, Mahendra, ada apa kau menghubungiku?."] tanya Nadia malas.

["Aku dengar kamu kembali ke Indonesia. Aku menjemputmu di bandara."]

["Tidak perlu, kita telah selesai. Untuk apa kau mengusikku lagi! Simpan kebaikanmu untuk wanita lain!."]

Wangchu yang duduk disamping Nadia melihatnya jengkel membuat Wangchu penasaran ada apa dengan wanita disampingnya itu.

"Apakah ada seseorang yang mengusikmu?." Tanya Wangchu sambil santai.

Nadia menutup telefonnya "Bukan, hanya pria rese dari masa lalu. tidak perlu di hiraukan. karena aku juga malas untuk meladeninya."