Chapter 342 - 342. Berita Penyerangan kembali di Nanjiang

-Mansion Lu

Malam ini Ludius yang masih di ruang kerja dengan setumpuk map dan file dari perusahaan, tiba-tiba tersadar dari kesibukannya karena sebuah dering dari ponselnya. Ia mendapat telefon dari Zhenyi yang masih di tugaskan menjaga Laboratorium di pedalaman daerah Nanjiang.

["Malam Master! Maaf saya menelfon malam-malam seperti ini, saya ingin melapor dari markas pengintaian. Malam ini musuh kembali datang dengan membawa 5 mobil pick up. Masing-masing di perkirakan pasukan sniper sekitar 5 orang, revolver 20 orang dan sisanya seorang peratung jarak dekat. Hanya saja, yang saya takutkan saat ini adalah, kemungkinan mereka membawa peledak, dan kemungkinan terburuknya mereka bisa jadi membawa bom nuklir untuk menruntuhkan semua pengaman di sekitar laboratorium. Mereka saat ini sudah berada di utara daerah Nanjiang dengan radius 3km dari markas saat ini."]

Braakkk!

Ludius langsung berdiri dan tangan kirinya dengan emosi yang meluap menggebrak meja dengan keras

["Brengsek! Jadi mereka sudah mulai membuat pergerakan yang nyata. Jika benar mereka memmbawa bom nuklir, aku sendiri pun tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Zhenyi, perintahkan segera anggotamu untuk menghadang mereka. Jangan sampai mereka memasuki wilayah Nanjiang."] ucap Ludius lantang dengan emosi yang sedikit meledak.

["Tapi Master, saat ini anggota yang menjaga markas hanya sekitar 10 orang dengan sniper 3 dan 5 memegang revolver. Dari pengamatan saya, musuh kali ini mengirim orang yang cukup bahaya dengan skill yang cukup mumpuni. Saya takut anggota kami tidak sanggup bertahan lebih dari 1 jam."]

["Tidak masalah, 1 jam saja cukup untukku dan Longshang datang kesana. Sekarang ku perintahkan block kedatangan mereka, ulur waktu sebisa mungkin sampai kami datang!."]

["Yes Master!."]

Telefonpun terputus. Ludius langsung keluar dari ruang kerjanya memanggil Bibi yun di depan pintu dengan lantang. "Bibi Yun! Segera datang keruang kerja. Sekarang!." Teriak Ludius, meski ia tahu Silvia tengah tertidur saat ini.

Tidak berselang lama Bibi Yun datang keruang kerja dan berdiri di depan Ludius dengan menunduk. Ia tahu benar, saat ini Tuannya sedang dalam mood yang tidak baik. "Tuan Lu, ada apa Tuan memanggil saya?."

"Segera hubungi Markas pusat untuk mengirim bantuan ke daerah Nanjiang. Katakan pada markas pusat untuk mengirim 25 anggota serta pasukan khusus sniper, dan penjinak bom. Disana sudah ada Zhenyi untuk memimpin pertarungan segera sampai aku datang. Aku akan memimpin sendiri pertarungan kali ini." Ucap Ludius lantang.

"Baik Tuan, ada lagi yang ingin Tuan sampaikan?."

"Tambah beberapa anggota bayangan untuk mengawasi Mansion. Aku tidak ingin kecolonganlagi disaat kepergianku. Mereka pandai membuat umpan, maka kita juga harus pandai memainkan umpan mereka sebaik mungkin." Ludius meremas tangannya geram.

"Baik Tuan, saya akan segera melaksanakannya. Permisi." Bibi Yun langsung pamit untuk menghubungi markas pusat agar mereka memberikan bantuan ke daerah Nanjiang.

Ludius masih berdiri menatap tajam ke depan. Apa yang harus ia lakukan? Semakin ia terjerumus kedalam permainan ini, maka kehidupan orang yang ada disekitarnya akan semakin terancam.

'Pertarungan kali ini baru permulaan, Ludius kau harus segera membuat rencana selanjutnya. Selagi mereka belum mendapatkan apa yang mereka mau, sudah pasti mereka akan terus mengganggu dan itu akan berakibat pada kehidupan orang di sekitarku termasuk kamu Sayang,' ucapnya dengan menengadahkan wajahnya keatas dengan mata terpejam. Mengenggelamkan semua masalah yang menumpuk pikirannya saat ini.

"Aku tidak boleh larut dalam keputusasaan untuk saat ini. Masih banyak nyawa anggotaku yang sedang di pertaruhkan di Nanjiang sana. Ini baru permulaan, jika aku berhenti disini, maka semuanya akan berakhir!."

Ludius langsung menghubungi Longshang untuk ikut membantu mempertahankan kawasan Nanjiang.

["Halo Longshang!."] panggil Ludius dengan mimik wajah serius

["Kau terlihat serius sekali Ludius, apakah sudah terjadi sesuatu?."]

["Musuh kembali membawa pasukannya untuk menyerang area Nanjiang. Sepertinya kali ini mereka tidak main-main. Aku perintahkan kau untuk segera menyusulku ke Markas di Nanjiang. Disana Zhenyi sedang mengulur waktu sampai bantuan dari kita dan anggota pusat datang."]

["Baiklah, dalam 20 menit aku akan sampai di sana."]

["Bagus, kita akan tunjukkan bahwa Organisasi Naga Imperial tidaklah semudah itu untuk di lawan!."].

Ludius kembali menutup telefonnya, ia mengambil pistol dessert eagle beserta pelurunya di laci meja dan memasukkannya kedalam saku jas. Dengan langkah cepat ia meninggalkan ruang kerjanya mnuju tangga, namun saat ia melewati depan pintu kamarnya, langkahnya terhenti.

"Lebih baik aku melihat Silvia terlebih dahulu. Memandang wajahnya itu sudah cukup untuk menenangkan hatiku." Gumam Ludius. Ia masuk ke dalam kamar, disana Silvia sedang tertidur lelap dengan boneka taddy bear yang ia peluk.

Perlahan Ludius duduk disamping istrinya agar tidak membangunkannya. Dengan lembut ia membelai wajah lembut Silvia dan mencubit hidung pesek istrinya. "Tidurmu nyenyak sekali Sayang. Memang apa yang sedang kau mimpikan saat ini?." Ucap Ludius.

"Ugh.. " Silvia yang merasa ada tangan nakal yang mengganggunya, refleks tangan kanannya menggenggam tangan Ludius dengan sangat erat dengan tubuh menggeliat dan semakin mengeratkan pelukan pada bonekanya.

"Jangan pergi.." sepertinya Silvia mengigau.

"Sayang, dalam mimpipun kamu tidak memperbolehkanku pergi? Maafkan aku Sayang, tapi aku harus pergi apapun yang terjadi."

Ludius yang melihat taddy bearnya di peluk erat mengerutkan keningnya. "Enak sekali yang menjadi boneka taddy bear, tiap hari kamu memeluknya. Aku cemburu Sayang. Kamu saja jarang memelukku seperti itu. Tapi baiklah, untuk malam ini saja aku membiarkanmu memeluk boneka itu sepuasmu. Aku pergi dulu ya Sayang.." Ludius membelai surai rambut Silvia, memberikan kecupan hangat pada istrinya itu dengan sepenuh hati.

'Aku mencintaimu, sampai kapanpun aku akan tetap mencintaimu istriku. Bahkan jika aku tiada sekalipun kamu tetap akan menjadi orang yang paling aku cintai. Gadis kecilku, selamat malam. Mimpilah seindah mungkin.'

Langkah kaki Ludius yang terasa berat, ia paksakan meninggalkan Silvia seorang diri. Demi anggotanya yang sedang berjuang, ia sebagai Pemimpin tidak bisa hanya diam menunggu pasukannya tumbang.

Ludius tanpa menoleh kebelakang mempercepat langkahnya menuruni tangga, dan langkahnya terhenti dengan kedatangan Bibi Yun.

"Tuan!." Panggil Bibi Yun.

"Ada apa lagi Bi?. Katakan dengan cepat!."

"Saya telah memberi tahu markas pusat. Dalam 20 menit mereka sampai di Markas Nanjiang."

"Bagus. Terima kasih atas kerja kerasnya selama ini Bi. Aku titip Silvia, jangan biarkan dia tahu aku pergi untuk ke arena Nanjiang. Aku hanya tidak ingin dia khawatir dan mengganggu kesehatan kandungannya."

"Baik Tuan."

Ludius pergi begitu saja menuju ke depan yang sudah di siapkan mobilnya setelah Bibi Yun menunduk memberi hormat.