Chapter 345 - 345. Pertempuran di area Nanjiang bag3. Akhir dari pertempuran.

Saat tubuh Ludius terus terguling mendekati jurang, dengan kesadarannya yang tersisa, tangannya mencoba menggapai apapun untuk menahannya. Beruntung Ludius melihat sebuah akar pepohonan yang besar dan segera memegangnya  erat sebelum ia benar-benar jatuh kedalam jurang.

"Huft.. hampir saja aku akan berakhir disini!."

Sebisa mungkin Ludius menguatkan pegangannya pada akar tersebut dengan kesadaran yang tersisa, tangan kirinya ia gunakan untuk mengaktifkan alat komunikasi agar terhubung langsung dengan Zhenyi.

["Semuanya dengar! Terutama kau Zhenyi."]

["Master. Ada apa denganmu? Apa kau dalam bahaya?."] tanya balik Zhenyi yang sudah mendengar panggilan Ludius.

["Bagaimana dengan Assasin dan penjinak bom yang di arahkan ke zona inti? Apakah masih belum juga sampai!."]

["Jawab Master! Penjinak bom sedang mengamati. Dan assasin sudah mulai menyerang mereka dengan hasil saat ini ada 2 dari musuh tumbang. Dua dari mereka sepertinya juga seorang assasin dari guild pembunuh bayaran, hingga saat ini pertarungan berakhir seri."]

["Segera kirim bantuan 1 snipper untuk jaga-jaga sampai aku kembali."]

["Master, ada sesuatu terjadi pada anda?."]

["Hanya kecerobohanku, mereka melempar granat hingga membuatku terpental ke area jurang yang baru aku ketahui saat ini. Jangan pikirkan tentangku, kau harus memimpin semua anggota untuk menghabisi musuh yang tersisa."]

["Baik Master! Saya akan menyelesaikan pertempuran malam ini. Dan Master, bertahanlah!."]

["Jangan mengatakan seolah aku akan mati disini."]

Ludius memutus alat komunikasinya, sekuat tenaga Ludius naik dari bibir jurang untuk kembali ke  medan pertempuran. Dengan kondisi kesadarannya saat ini yang tersisa hanya 50%, Ludius gunakan dengan sebaik-baiknya.

-

Setelah 15 menit berlalu, akhirnya Ludius dapat naik dari bibir jurang dengan kesadaran yang pudar. Penglihatannya mulai kabur dengan tubuh yang terasa remuk karena beberapa kali terpental dan terhantam.

"Sepertinya aku tidak bisa kembali ke pertempuran untuk saat ini, tubuhku sudah mencapai batasnya. Aku harap Zhenyi dapat menyelesaikan pertempuran malam ini." Ucap Ludius, ia melangkah pelan dengan tangan bersandar pada pepohonan sekitar untuk menopang tubuhnya yang lemah.

Karena tubuhnya sudah tidak kuat untuk melangkah, Ludius akhirnya memilih bersandar sebentar di sebuah pohon, perlahan kesadarannya memudar-memudar dan mata Ludius tertutup tanpa ia pinta.

***

Medan pertempuran Hutan Nanjiang,

Saat ini petinggi Organisasi yang ada di area pertempuran hanya tersisa Zhenyi dan dibawahnya Zack Li. Dengan menggerakkan anggota yang tersisa, mereka menggempur habis-habisan musuh yang mencoba melewati area Nanjiang.

["Zack Li. Segera pimpin serangan selanjutnya! Musuh di perkirakan 15 orang dengan 2 snipper diantaranya."] kata Zhenyi yang sedang mengamati pergerakan musuh lewat kamera pengintai.

["Baik Tuan, bagaimana dengan kondisi Master Lu  dan Tuan Longshang?."]

["Saat ini Tuan sedang ada urusan yang tidak bisa di ganggu. Kau urus saja lawanmu saat ini."]

Setelah memutus panggilannya, Zhenyi yang menjadi pengatur strategi dan pengamat ikut menyerang musuh yang tersisa.

Bang bang bang!!!

Beberapa peluru mengarah ke arah Zhenyi, dengan cepat ia mengindar dan melompat kearah pepohonan lain. Dan menyerang balik musuh yang terlihat sedang bersembunyi di balik semak-semak.

Bang bang!!

-

Di lain tempat snipper sudah bersiap untuk menembakkan pelurunya dari jarak jauh, snipper handal kali ini bersembunyi di ballik semak belukar dengan mengunci target didepannya.

Ckiiit...

Dam!!!

Satu orang musuh langsung tumbang dan beberapa orang disampingnya terluka akibat daya ledak dari senapan laras panjang yang di gunakan.

-

Hutan Nanjiang zona tersembunyi laboratorium masih tersisa dua musuh dengan 3 assasin dari anak buah Ludius.

"Cukup! Berhenti sampai disitu!." Kata salah satu assasin yang sudah memegang pedang katana di tangannya. Ia yang baru saja datang langsung mengacungkan pedangnya di samping leher musuh.

Pria yang memiliki keahlian sebagai assasin ini adalah Kenzo, salah satu pria terbaik dalam organisasi. Sayangnya dia seorang pria yang tidak ingin ikut campur dengan urusan Tuannya Ludius Lu. Ia kali ini ikut dalam pertarungan karena mendengar musuh juga mengirim seorang assasin dan ingin menjajakan kemampuannya.

Kedua orang yang sedang mencari lokasi tepat dimana laboratorium itu berada terhenti langkahnya, rupanya mereka juga seorang asasasin, terlihat dari pedang yang ada di samping pinggang mereka. Mungkin ini juga yang membuat tembakan Ludius tidak mengenai mereka.

Karena seorang assasin di latih untuk memiliki indra yang lebih peka dari pada orang lain. Konon mereka bisa mengetahui jika ada peluru dari jarak jauh meski mata mereka tertutup. Dengan mempertajam indra pendengaran dan insting mereka. Seorang assasin bahkan dikatakan lebih mengerikan dari seorang pembunuh berdarah dingin.

Dengan cepat musuh mengeluarkan pedangnya dan menampik pedang anggota assasin dengan gaya bertarung dari negeri sakura.

Sring!!!

Kedua pedang saling berbenturan dan kedua orang itu langsung mundur untuk menghindari serangan lanjutan.

"Rupanya kau juga seorang assasin, dan gaya bertarungmu sepertinya dari guild negara sakura (Jepang)."

"Pengamatanmu cukup bagus. Sepertinya organisasi naga imperial memiliki banyak anggota yang tak terduga." Balas musuh dengan posisi pedang menyerang.

"Terima kasih atas pujiannya. Untuk serangan terakhir, izinkan aku memperkenalkan diri. Kenzo dari guild assasin sword." Kata  pria tersebut dengan posisi menyerang sekali tebas.

Musuhpun melakukan hal yang sama, ia mengambil kuda-kuda terbaik dengan posisi pedang yang ada di sarung siap di lepaskan dengan sekalli tebas.

Sring!!!

Sraashhh!!

Dalam kecepatan persekian detik keduanya menyerang secara bersamaan dan musuh tiba-tiba tumbang dan terkapar dengan luka satu sayatan di bagian dada.

"Terima kasih sudah menjadi lawanku. Sayangnya kau musuh dari Tuanku!." Ucap Kenzo lirih tanpa melihat kearah belakang.

Akhirnya empat orang yang ada di tempat inti sudah berhasil dibantai oleh ketiga assasin yang dikirim. Kenzo langsung menghubungkan alat komunikasinya dengan Zhenyi.

["Bagaimana dengan kondisi disana?."] tanya Kenzo dengan wajah datar.

["Semua sudah dalam kendali dan berhasil memukul mundur musuh. Kami sudah mengamankan beberapa komandan tertinggi dari pihak mereka untuk di interogasi."]

["Baguslah kalau begitu, aku akan mencari Master Lu. Seharusnya dia tidak bertindak seorang diri dan menggu bantuan! Dasar Master bodoh!."]

["Jaga perkataanmu Kenzo. Master melakukan ini untuk mencegah lebih banyak korban dalam pihak kita. Kau tahu sendiri, Master berubah menjadi pria yang berperasaan dan tidak membiarkan anggotanya sampai mati."]

["Yah, aku tahu. Sejak dia menikah, Master menjadi lunak dan mudah berperasan bahkan pada musuhnya. Pemimpin seperti itu, bagaiamna bisa memenangkan sebuah pertempuran!."]

["Tapi satu hal yang harus kau tahu  Kenzo, Master berubah seperti ini juga bagus. Kau tahu, seberapa banyak nyawa melayang disaat kepemimpinannya dulu?. Master Lu yang dulu adalah pembunuh berdarah dingin yang tidak akan mengampuni bahkan anggotanya sendiri jika sampai melakukan kesalahan."]