Chapter 353 - 353. Kondisi Longshang yang kritis bag 2

Dengan langkah yang tenang tanpa menunjukkan perasaannya saat ini, Silvia datang ke rumah sakit dan sekarang sudah ada di depan ketiga anggota yang sedang berjaga di ruang ICU.

Kebetulan, setelah pagi ini selesai melakukan rapat, Silvia memiliki waktu untuk bisa menjenguk keadaan sahabat baik suaminya yang sedang kritis. Hanya saja ia sedikit kecewa dengan para penjaga yang mengusir Linzy begitu saja tanpa memikirkan bagaimana perasaan jika pria itu mengetahuinya.

"Nyonya Lu.." seru ketiga anggota dengan menundukkan setengah badannya memberi hormat.

"Bagaimana kondisi Longshang saat ini?" tanya Silvia tegas.

"Kondisi Tuan Longshang masih dalam keadaan kritis. Dan barusan kata suster, Tuan memanggil nama Zy berulang kali." Balas salah satu penjaga.

Silvia mengerutkan kening, ia melihat satu persatu ketiga orang yang ada di depannya. Ia yang mendengar sekilas kalau Linzy datang berkunjung tapi justru di usir begitu saja oleh mereka, membuatnya heran dengan para penjaga di depannya.

'Bagaimana bisa mereka melakukan itu tanpa persetujuan dariku dengan mengusir Linzy begitu saja!.'

"Jika memang demikian, mengapa kalian mengusir Linzy begitu saja? Apa kalian tidak bisa menghargai perasaan Tuan kalian!." Sentak Silvia yang cukup geram dengan ketiga penjaganya yang tidak becus.

"Tapi Nyonya, Linzy adalah seorang pengkhianat. Bagaimana bisa kami membawanya menemui Tuan Longshang. Tuan Zhenyi saja tidak mengizinkan. Kami tidak berani melawan perintah Tuan Zhenyi."

"Oh, jadi menurut kalian, perintah Zhenyi lebih di dengar dari pada perintahku!." Silvia semakiin geram dengan mereka yang berfikiran sempit dan tidak memiliki toleran pada Longshang yang sedang kritis.

"Tidak, bukan seperti itu... "

"Baik, jika seperti itu. Cepat cari dimana Nona Linzy berada dan bawa dia kemari sekarang juga. Ini perintah!." Perintah Silvia dengan tegas tanpa ragu sedikitpun.

"Ba.. baik Nyonya. Kami akan mencari Nona Linzy sekarang juga."

Kedua penjaga meninggalkan tempatnya untuk mencari keberadaan Linzy Abigail. Meski Silvia tahu jika Linzy seorang pengkhianat. Tapi ia juga yakin kalau Linzy melakukannya bukan tanpa alasan. Apalagi ia sudah menjalin hubungan cukup lama dengan Longshang. Tidak mungkin bagi Linzy mengkhianati cinta mereka yang terpendam cukup lama, apalagi hanya untuk bertemu.

'Aku benar kan Suamiku? Aku benarkan dalam mengambil keputusan?, atau ini hanya keegoisanku saja yang tidak ingin orang lain merasakan hal yang sama sepertinya. Merasa kehilangan sebelum benar-benar mengatakan bahwa –AKU SANGAT MENCINTAIMU SUAMIKU..'

Setelah kepergian kedua penjaga, Silvia yang sudah memakai pakaian steril langsung masuk ke dalam ruang ICU dan menemui Longshang yang tengah terbaring disana dengan mata masih terpejam.

"Longshang, bagaimana keadaanmu? Aku dengar kamu memanggil-manggil nama Linzy. Aku tahu tidak mudah untuk bisa dari orang yang di cintai, apalagi kamu sudah menunggu 5 tahun lamanya. Ini pasti berat untukmu, Longshang." Ucap Silvia berbicara, memancing alam bawah sadar Longshang.

Dari arah pintu suster yang tadi memeriksa kondisi Longshang masuk bersama seorang Dokter spesialis yang merawat Longshang secara khusus.

"Permisi.." ucap suster tersebut sebelum akhirnya masuk kedalam.

Silvia menoleh kearah pintu dan dalam sekejap ia mengembangkan senyumnya. "Dokter dan suster, silahkan masuk. Saya adalah saudara dari Longshang." Ucap Silvia memperkenalkan diri.

"Nyonya Lu, syukurlah anda baik-baik saja. Saya Dokter Daniel yang dulu pernah merawat luka bekas peluru yang ada di rahim Nyonya." Sahut si Dokter yang ternyata pria yang dulu menangani kasus operasinya. Si Dokter bedah Daniel Zhou.

Silvia yang lupa-lupa ingat segera mengingat wajah pria yang ada di depannya. 'Apa benar dia yang dulu merawat kondisiku?.' Batin Silvia.

Namun sekelebat ia langsung teringat nama Daniel 3 tahun yang lalu. "Tuan Daniel, jadi itu anda.. ah iya, maafkan saya yang sedikit lupa dengan kejadian 3 tahun yang lalu. Ternyata sudah lama juga yah." Balas Silvia.

"Iya benar, sebelumnya permisi. Izinkan saya memeriksa kondisi Tuan Longshang terlebih dahulu," Dokter Daniel menghampiri Silvia dan mengambil posisinya yang berdiri di samping ranjang Longshang untuk mengecek dengan pasti keadaan Longshang yang sebenarnya.

Suster yang membawa alat-alatnya ikut di belakang Dokter Daniel dan menyiapkan segala alat medis yang di butuhkan. Pemeriksaan di lakukan cukup lama dan memakan waktu. Di tengah-tengah pemeriksaan yang di lakukan Daniel, Longshang kembali mengigau menyebut nama Linzy.

"Zy.. Linzy.."

Hanya dua kata yang keluar dari bibir Longshang, seolah alam bawah sadarnya menuntunnya untuk mengatakan nama Linzy.

"Dok, bagaimana kondisi Longshang? Bagaimana dia terus mengigau dan menyebut nama satu orang?." Tanya Silvia cemas dan khawatir.

"Sepertinya alam bawah sadar dari Tuan Longshang yang menuntunnya mengigau menyebut nama barusan." Dokter Daniel yang sedang melakukan pemeriksaan, menoleh ke arah Silvia dan menyudari pemeriksaannya.

"Nyonya Lu, apakah anda kenal dengan orang yang namanya di sebutkan Tuan Longshang? Setahu saya Tuan Longshang jarang sekali dekat dengan wanita." Katanya sambil sekilas memperhatikan ke arah Longshang. "Suster, tolong catat hasil pemeriksaan hari ini."

"Baik Dokter!." Jawab suster tersebut langsung menghapiri layar kecil untuk menulis perkembangan dari waktu ke waktu.

"Jadi bagaimana Nyonya Lu? Apakah anda mengenal orang yang bernama Linzy?." Tanya Dokter Daniel menanyakannya kembali.

"Saya kenal Dok, sebentar lagi mungkin Linzy akan ada disini." Silvia sekilas melihat ke arah Longshang yang masih meracau dalam pingsannya. Ia merasa bahwa Longshang benar-benar sedang menunjukkan sisi perasaan terdalamnya.

"Apakah tidak ada cara untuk membuat Longshang tertidur? Aku tidak tega melihatnya mengigau memanggil-manggil nama seseorang."

"Nyonya Lu tidak perlu khawatir, Tuan Longshang keadaannya pasti baik-baik saja. Saya sudah memberikannya obat penenang untuk sementara waktu sampai wanita yang Tuan Longshang tunggu datang. Mari kita kedepan Nyonya.." ajak Dokter Daniel, tidak enak baginya memberitahu kondisi pasien di depan orangnya langsung.

-

Di depan ruang ICU, sudah ada Silvia dan Dokter Daniel, sedangkan satu penjaga yang berjaga di depan ruang ICU sepertinya kembali untuk bergantian jaga dengan yang lain.

"Jadi bagaimana kondisi pasti dari Longshang Dokter Daniel? Saya dengar pelurunya berada di bagian sumsum tulang belakang dan hampir menebus bagian jantung."

"Benar Nyonya, awalnya operasi berjalan dengan lancar. Namun saat hampir selesai, kami menemukan kendala, yaitu ada luka di bagian dalam dan di takutkan akan merambah mendekati jantung. kami sedang berusaha sebisa mungkin untuk menyembuhkan luka yang tersisa dan mengeluarkan Tuan Longshang dari masa kritisnya. Karena dalam 3 hari kedepan, jika Tuan Longshang masih mengalami hal yang serupa. Maka kondisinya tidak dalam keadaan baik-baik saja." Ujar Dokter Daniel menerangkan,

"Silvia.. huft.. huft.." celetuk seseorang dari arah depan dengan nafas saling memburu.