Chapter 369 - 369. Menjemput Kedatangan Ibu Mertua bag4

#FLASH BACK OFF

Saat ini keadaan Wangchu, Nadia dan Ibu Yuliana masih  di dalam pesawat. Wangchu yang Wangchu yang duduk hanya berjarak 2 kursi dari samping Nadia diam-diam terus memperhatikan wanita tersebut.

Waktu telah menunjukkan pukul 21.30 dan pesawat sebentar lagi akan mendarat. Wangchu yang melihat Nadia tertidur cukup pulas dengan posisi bersandar di punggung kursi, langsung beranjak dari duduknya dan pindah posisi duduk di samping Nadia untuk memakaikan sabuk pengaman dan menyandarkan kepala Nadia di  bahunya.

"Seharian kamu pasti kelelahan sampai bisa tertidur sepulas ini." Wangchu menyandarkan kepala Nadia di pundak kirinya.

Rambut panjang Nadia yang menutupi wajahnya, Wangchu sampirkan dan selipkan di belakang telinga. Ia menoleh ke arah wajah Nadia, melihat betapa tenangnya seorang Putri Nadia saat tengah tertidur. "Tidurlah senyaman mungkin, nikmati saja ketenanganmu dan buang semua yang menjadi kecemasanmu Nadia." Ujar Wangchu kembali.

-

Hongqiao Shanghai International Airport.

30 menit berlalu dari terakhir Wangchu melihat jam yang ada di tangannya. Pesawat kini sudah mendarat di bandara internasional Hongqiao Shanghai. Ibu Yuliana yang duduk di belakang mereka sudah beranjak dari duduknya dan berjalan terlebih dahulu.

Langkah Ibu Yuliana terhenti saat berada di samping Wangchu dan menoleh kearahnya. "Nak Wangchu, Bibi akan keluar dahulu sambil menunggu jemputan yang di utus Nak Menantu. Kamu bisa di sini menunggu sampai Nadia terbangun."

"Baik Bi, saya akan membawa Nadia keluar kalau jemputannya sudah datang." Balas Wangchu dengan disahut anggukan Ibu Yuliana yang melanjutkan langkahnya keluar dari pesawat.

Wangchu hanya tersenyum simpul membayangkan bagaimana reaksi dari wanita yang ada di sampingnya saat ini saat tahu apa saja yang sudah dilakukannya beberapa jam ini di pesawat. "Aku baru tahu seorang Putri pun tertidur seperti babi, ish.. Nadia, kau begitu menggemaskan." Gumam Wangchu.

-

Di luar pesawat, Ibu Yuliana sedang berdiri di bagian area penjemputan yang letaknya tidak jauh dari pesawat yang mereka tumpangi. Karena berfikir menantu belum mengirimkan jemputannya, Ibu Yuliana mengirimkan pesan singkat pada Ludius.

[Nak menantu, pesawat sudah mendarat sekitar 10 menit yang lalu. Bisa kirimkan mobil sekarang? Soalnya kasihan Nak Nadia, sepertinya dia kelelahan dan masih tertidur di pesawat.]

Send

Tidak berselang lama setelah Ibu Yuliana mengirimkan pesan singkat, tidak jauh dari tempatnya berdiri, sebuah mobil BMW 7 series melesat mendekat kearah tempatnya berdiri. Ibu Yuliana yang tidak pernah melihat mobil tersebut mengerutkan keningnya, memikirkan.. 'Siapa yang sedang mengemudikan mobil yang tidak pernah aku lihat sebelumnya?' Batinnya.

Mobil BMW 7 series tersebut mendarat tepat di depan Ibu Yuliana. Kaca mobil yang hitam semakin membuat Ibu Yuliana penasaran sekaligus jaga-jaga siapa tahu orang tersebut akan berbuat buruk padanya.

Pintu mobil tersebut terbuka, Ibu Yuliana sempat kaget dan ternyata yang keluar adalah Ludius yang memakai kemeja sekaligus jas hitam membuatnya terlihat sangat berbeda. Di gelapnya malam, sosoknya yang dingin dan mendominasi dengan aura pemimpin yang kental, saat ini Ibu Yuliana melihat dengan jelas sosok lain dari Ludius yang selalu menampilkan kehangatan dan kasih sayang padanya.

Di depan Ibu Yuliana, Ludius menundukkan sedikit badannya. "Selamat malam Ibu mertua, maaf sudah membuat Ibu menunggu lama." Kata Ludius, ia mengulurkan tangannya menggapai tangan Ibu Yuliana dan menciumnya, sebagaimana hal yang selalu dilakukan oleh orang menantu orang Indonesia pada Ibu mertuanya.

"Tidak juga Nak, Ibu juga baru saja keluar dari pesawat. Hanya saja Ibu sedikit kaget waktu ada mobil asing datang, Ibu sempat cemas dan ternyata itu adalah Nak menantu. Syukur itu bukan orang lain." Ibu Yuliana langsung menghela napas lega.

"Maaf sudah membuat Ibu mertua khawatir. Ini memang mobil yang saya siapkan untuk Ibu mertua di sini. Ohya, mari.. Ibu masuk ke dalam, ini sudah larut malam, tidak baik untuk kondisi Ibu kalau berlama-lama di luar." Kata Ludius menawarkan.

"Nak Ludius, mengapa kamu repot-repot membeli mobil hanya untuk Ibu pakai. Ibu bisa kok pakai mobil yang biasanya Nak Ludius pakai.." sela Ibu Yuliana. Ia tidak enak hati melihat plat sekaligus model dari mobil tersebut, meski ia tidak tahu harganya, tapi pasti sangat mahal.

"Hufft.. anak-anak jaman sekarang, membeli mobilpun seperti membeli permen." Gumam Ibu Yuliana sambil menghela napas lirih.

"Tidak masalah Bu, ini hanya sebuah mobil untuk membuat Ibu mertua lebih nyaman. Hal ini tidak sebanding dengan kebaikan yang Ibu mertua lakukan dengan mempercayakan masa depan Silvia pada orang seperti saya." Kata-kata Ludius sungguh manis dalam mencari hati Ibu mertuanya. Mungkin hanya pada Ibu mertuanya saja Ludius mau mengeluarkan kata-kata manis dan sopannya. Anggap saja ini mencari muka agar di anggap menantu berbakti.

"Ohya, Kalau kita pergi sekarang, lalu bagaimana dengan Nak Wangchu dan Nadia?" Sergah Ibu Yuliana.

"Ibu tidak perlu mencemaskan mereka, saya sudah menyiapkan 2 mobil lagi di belakang untuk menjemput mereka dan membawakan barang bawaan kalian. Mari Ibu, kebetulan Silvia sudah tertidur, kehamilannya memang akhir-akhir ini sering membuatnya lebih kelelahan." Ujar Ludius. Ia menemani Ibu Yuliana menuju mobil dan membukakan pintunya.

"Silahkan masuk Bu," Pintu terbuka dan Ibu Yuliana masuk kedalam. Ludius menutup kembali pintunya dan membawa mobil melesat menjauh dari bandara.

Di tengah perjalanan,  ia menelpon sopir yang membawa mobil untuk menjemput Wangchu dan memberitahukan bahwa Wangchu masih dalam pesawat.

["Tuan, ada yang bisa saya bantu? Mobil saya sudah sampai di bandara."]

["Segera temui Wangchu yang masih ada di dalam pesawat, ia mungkin tidak tahu bahwa mobil jemputannya sudah sampai."]

["Baik Tuan, kalau begitu saya akan langsung masuk kedalam pesawat sekaligus meminta teman saya untuk mengangkut barang bawaannya."]

Ludius memutus panggilannya.

"Ada masalah apa nak Ludius?" tanya Ibu Yuliana yang sedang duduk memandangi jalan malam kota Shanghai,

"Tidak ada masalah apapun Bu, hanya meminta sopir untuk mengecek Wangchu yang masih ada di dalam pesawat. Ibu tidak perlu khawati, sebentar lagi Nadia menyusul ke Mansion bersama Wangchu." Ludius menambah sedikit kecepatannya menuju mansion.

-

Pak sopir yang di tugaskan menjemput Nadia dan Wangchu sudah ada didepan pesawat. Ia langsung saja masuk kedalam untuk menemui mereka. Namun begitu pak sopir sampai di dalam pesawat, ia sedikit  terkejut melihat keadaan kedua orang yang sedang duduk berdua dengan Wangchu yang mendekatkan bawahnya ke arah Nadia.

"Tuan Wangchu.."

Seketika Wangchu tersentak dan langsung mengalihkan wajahnya. 'Sial! Mengapa seseorang datang di saat seperti ini, sedikit lagi aku bisa mencium kening Nadia dan semuanya KACAU!'