Chapter 376 - 376. Hambatan bag2. Celaka!!

Segerombolan musuh yang sudah mendapat kode dari pemimpin mereka langsung bersiap siaga. Mereka dengan cepat menyebar membentuk sebua formasi melingkar untuk mengepung Ludius dari segala arah.

Beberapa dari mereka selain memegang revolver, ada juga yang memegang katana. Kemungkinan orang yang memegang pedang katana adalah seorang assassin terlatih yang di siapkan untuk melawan Ludius.  Karena selain Ludius pandai dalam bela diri tangan kosong dan ketepatannya dalam menembak, ia juga seorang pemain pedang yang handal. Hanya saja bakatnya dalam permainan pedang tidak terlalu di asah.

"Tidak ku sangka, boss kalian bahkan mengirim seorang assassin untuk menyerangku. Sepertinya dia memang tahu semua kemampuanku." Kata Ludius terang-terangan.

Musuh sudah siap di posisi mereka masing-masing, menunggu  Ludius membuat pergerakan yang nyata. Suasana menjadi hening, semua  terdiam dengan konsentrasi mereka masing-masing. Tangan kanan Ludius sudah siap di dalam saku dengan memegang pistol revolver, sedangkan tangan kiri berjaga-jaga untuk menjadi tumpuan yang di bebankan ke mobil untuknya melakukan lompatan berbalik jika ia mendapat serangan dadakan.

'Astaga!! Mobil kesayanganku, maafkan aku yang akan mengorbankanmu untuk menjadi tameng dalam menghadapi mereka. Aku tidak ada pilihan lain. Chih.. sebenarnya aku sangat tidak rela tapi mau bagaimana lagi..' batin Ludius yang sangat menyayangkan mobil favoritnya menjadi korban.

Dalam hitungan detik, beberapa orang yang berada di posisi samping dan depan Ludius langsung menodongkan pistolnya. Ludius yang sadar arah  tembakan mereka langsung mengambil ancang-ancang untuk menghindar.

Dengan tangan kiri yang menjadi tumpuan, Ludius langsung melompat kearah berlawanan dan bersembunyi di balik mobilnya.

Bang bang bang!!!

Prank..

Bam...

Dalam sekejap mobil ferrary luxury seharga 20 M RMB rusak parah mendapat serangan jarak 10 meter dari musuh yang menembakkan pelurunya. "Fyuuh.. tadi itu hampir saja.." gumam Ludius.

Sembari mengamati pergerakan musuh, ia mengedarkan pandangannya untuk mengamati medan yang sedang ia tempati. Kondisi medan sekitar yang hanya ada sebuah hamparan tanah yang luas tanpa adanya sesuatu yang bisa di gunakan untuk bersembunyi benar-benar sangat merugikan bagi Ludius.

Bang bang!!

Tang!!

Prank!!

"Brengsek! Mengapa aku bisa salah mengambil medan untuk bertarung. Jika seperti ini, aku hanya bisa menghadapi mereka secara langsung."

Ludius melihat kearah musuh, dari arah jarum jam 11 dan 2 ada tiga musuh, serta dari arah jam 7 dan 9 ada empat orang. Semuanya memegang senjata api jenis revolver dalam keadaan siaga, berdiri mengamati ke arah mobil.

Untuk mempersingkat waktu, Ludius mendongakkan wajahnya, bersiap menyerang secara beruntun dengan mengandalkan instingnya. Ia mulai dari arah jarum jam 7 menuju 9. "Mulai..!!"

Bang bang bang !!!

Tangan kiri yang bertumpu pada mobil membuat Ludius bebas bergerak melompat ke arah jarum  jam 11 dan menyerang musuh yang berada di sana dengan kecepatan tinggi.

Bang bang bang !!!

Slaapppp...

Duar!!!

Dalam sekejap lima musuh yang memegang senjata api jenis revolver tumbang, kini tersisa beberapa orang yang mengandalkan kekuatan fisik dan 3 orang assassin.

"Kurang ajar! Kau menghabisi anak buah terbaikku. Tidak bisa di maafkan!" teriak pemimpin penyerangan kali ini yang berada di sudut jarum jam 10.

"Bukankah sudah ku bilang kalau aku tidak suka di paksa! Inilah hasilnya jika kau memaksa seorang Ludius Lu!" balas Ludius dengan tatapan tajam.

Pemimpin penyerangan terlihat geram, ia menggertakkan giginya dengan tangan yang mengepal erat. "Kalian!" sambil menunjuk ke arah assassin. "Serang secara bersamaan!" perintahnya dengan lantang,

"Baik Boss!".

Sang pemimpin tersenyum seringai, ia seperti sedang menunggu detik-detik tumbangnya Ludius. "Kau takkan bisa menang melawan mereka, Ludius. Mereka adalah assassin dari guild terbaik di Jepang." Gumamnya dengan terus memperhatikan bawahan assassinnya yang siap menyerang.

"Hiaaaack!!!!" teriak ketiga assassin tersebut sembari mengeluarkan pedang mereka dari sarungnya.

Ludius yang sudah menyadari bahwa lawannya kali ini berbeda dari yang lain bersiap untuk menghindar. Ke -3 katana yang di ayunkan ke arahnya membuat Ludius terjebak. Tapi seorang Ludius tidak akan kekurangan akal. Tangan kirinya secepatnya menarik ikat pinggang tersebut, sedangkan pistol yang ada di tangan kananya segera ia simpan di saku dan menarik ikat pinggang tersebut memanjang untuk memmblokir serangan ketiga katana yang mengarah padanya.

Sriing!!!

Traaankk!!

Setelah serangan terblok, musuh yang terfokus pada serangan mereka membuat Ludius menemukan banyak banyak celah.

Braaak!!!

Prankkk!!

"Sudah ku katakan,, kalian bukanlah tandinganku meski aku bukanlah assassin dari guild pembunuh!" kata Ludius menekankan perkataannya.

"Hahaha.. jangan senang dahulu, pertarungan ini baru saja di mulai." Balasnya dengan senyum licik.

'Sepertinya mereka masih memiliki kartu AS untuk melawanku, seberuntung apapun keadaanku saat ini masihlah tidak dalam keadaan menguntungkan!'

Dari ketiga assassin, satu tersungkur ke belakang. Dan sisa dua dari mereka membelokkan serangan membentuk formasi gabungan.

"Serang dia dari kedua arah! Seorang yang tidak ahli dalam pertempuran pedang takkan mungkin bisa membloknya." Seru salah satu dari kedua assassin yang masih bertahan.

Keduanya sudah dalam posisi mengepung depan belakang dan siap menyerang bersamaan. Ludius sendiri sudah siap dengan ikat pinggangnya yang di jadikan tameng meski ia sendiri tidak yakin mampu menahan dua arah srangan atau tidak?.

'Ayolah, apa bantuan dari markas belum datang juga? Zhenyi, sialan kau! Mengapa lama sekali?' batin Ludius mengumpat kesal dengan keadaannya.

Srinnk!!

Assassin dari arah depan menyerang, Ludius langsung menahan dengan ikat pinggangnya. Semantara itu, ia yang sedang terfokus dengan serangan depan tidak memperhatikan serangan dari belakang. Tiba-tiba dari belakang sebuah katana dengan sekali ayunan menyerang bagian punggung Ludius.

'Celaka! Ada serangan dari belakang? Brengsek. Mereka mengincar titik buta ku!' batin Ludius, perasaan panik sejenak menyerang dirinya. Namun sebaik mungkin ia mengendalikan emosiinya agar tetap stabil.

Srinnnk!!

Ludius mencoba menyeimbangkan dirinya, ia menggunakan kakinya untuk memblok serangan dari belakan.

Buaack!!

Musuh yang ada di depan langsung Ludius tekan hingga membuat musuh mundur beberapa langkah, selanjutnya ia membereskan musuhnya yang ada di belakangnya dengan menggunakan ikat pinggannya untuk melayani katana yang di hunuskan ke arahnya.

Hiiiackk!!

Traank!!

Buacck!!

Pedang katana yang ada di tangan musuh jatuh, dengan menggunakan ikat pinggangnya Ludius memecut tubuh assassin dan memberikan sebuah pukulan di bagian wajah hingga hingga tubuhnya tersungkur ke  tanah.

Tubuh sang assassin memerah darah dengan sudut bibirnya mengeluarkan darah segar. "Tuan, aku akui, kau sangat hebat dalam menangkis serangan kami." Ujar si assassin.

Assaasin yang tersungkur di belakang Ludius kembali berdiri dengan katana yang sudah ada di tangannya, ia diam-diam menyerang dari arah belakang. "Kau pasti akan mati!" gumamnya.

Celaka!!!