Chapter 385 - 385. Club De Luxe bag5. Sabotase Keamanan

Dalam kurun waktu tidak lebih dari 15 menit, sekelompok pria beratribut tumbang. Segera Ludius dan yang lain membereskan tubuh dn mayat mereka ke tempat lain. Beberapa dari mereka terpaksa Ludius lucuti atribut untuk akses masuk ke dalam ruang keamanann tinggi serta beberapa alat tempur seperti pistol yang masih di gunakan.

Ring Ring..!!

Karena peluru Ludius yang tidak sengaja melesat ke aliran listrik membuat alarm tanda kebakaran aktif. Seluruh orang yang ada di casino saat ini sedang panik menyelamatkan diri karena jarak tempat casino dengan gedung lelang saling bersebelahan.

Asap hitam dan  tebal sudah menyelimuti seisi gedung lelang, tidak terkecuali di mana Ludius dan yang lain berada.

"Kita harus cepat menemukan dimana kedua barang itu berada dan meninggalkan gedung ini segera, sebelum meledak secara keseluruhan." Perintah Ludius tegas.

Atribut yang di dapatkan dari para musuh, mereka gunakan untuk sensor masuk kedalam ruang keamanan telah Ludius serta lainnya pakai. Tidak perlu buang waktu, Ludius dan lainnya langsung masuk kedalam dan mencari di mana kiranya kedua barang itu di simpan.

Di dalam ruang yang penuh keamanan terdapat banyak sekali barang berharga, seperti beberapa dokumen penting milik Perusahaan tertentu, batu giok, gucci ribuan tahun, serta masih banyak barang peninggalan dari masa Dinasti Ming yang mereka simpan untuk acara lelang selanjutnya.

Di perkirakan semua barang pada masa Dinasti Ming yang akan di lelang adalah milik negara. Bisa di katakan Negara mengalami kerugian materil lebih dari puluhan triliun RMB. Tapi itu tidak ada hubungannya dengan Ludius saat ini. Ia akan fokus mencari dimana chip dan mind control itu berada.

"Ludius, lihat disini!". Seru Zain pada Ludius, sepertinya ia menemukan sesuatu.

"Ada apa kau memanggilku, apa yang kau temukan?". Ludius segera menghampiri Zain.

"Lihatlah.." kata Zain sambil menunjuk ke arah sebuah benda yang di kelilingi pengaman sensor. "Ini adalah obat dan pengendalinya. Mind control Psycotrinics. Obat ini persis seperti yag kau tunjukkan padaku." Sambung Zain.

"Benar, segera pecahkan kode pengaman ini." Ludius menepuk pundak Zain. "Aku mengandalkanmu untuk yang satu ini, selagi aku mencari dimana chip itu berada." Ujar Ludius lalu pergi untuk mencari dimana kiranya chip itu di simpan.

Sedangkan Zain mengambil ponselnya yang di hubungkan langsung dengan komputer modifikasi milliknya yang ada di rumah. Ia mengambil kabel yang di proyeksikan ke salah satu cuk yang ada di bawah kaca berlaser transparan.

Zain mencoba sebisa mungkin untuk menghack dan menyabotase keamanan yang ada di area barang lelang itu. Mulai dari membuka sandi untuk bisa masuk ke dalam server keamanan otomatis tersebut.

Setelah memakan cukup banyak waktu, sandi pengikat server itu akhirnya terbuka. Kini Zain harus menghack server dalam dari pengaman barang lelang tersebut. Cukup sulit hingga membuat nya kalap.

"Sial! Mengapa server ini begitu sulit di tembus, jika memakan waktu lebih lama lagi, kemungkinan akan ada yang menyadari hal ini dan mengepung kita." Gerutu Zain.

Di sisi lain Ludius masih mencari dimana chip itu berada, namun masih nihil. Kemungkinan besar chip tersebut sudah di ambil saat penyerangan itu berlangsung. Di tengah pencarian mereka dan Zain yang masih memecahkan kode untuk menonaktifkan laser tersebut.

Dari arah luar pintu terdengar suara dentuman dan tembakan beruntun, bisa di pastikan itu lebih dari 2 orang yang sedang mendekat kearah ruang penyimpanan.

"Bagaimana dengan mind controlnya, apakah sudah berhasil di dapatkan?". Seru Ludius pada Zain.

"Belum, masih membutuhkan beberapa waktu sampai kode nya terpecahkan. Beri aku 10 menit untuk menyelesaikannya!". Balas Zain, ia masih berkutat dengan ponselnya yang berisi beberapa kode dan perangkat lunak yang sedang di tembus.

Bang bang bang!!!

"Kau cegah mereka masuk!". Perintah Ludius pada Wangchu.

"Siap Boss!". Wangchu berlari menuju ke arah pintu, menembakkan peluru secara beuntun ke arah musuh.

Keadaan semakin terdesak, Ludius memilih untuk  membantu Zain untuk memecahkan server yang di kunci dengan kode yang begitu rumit.

"Aku akan membantumu, aku mungkin sedikit tahu masalah server satu ini." Ujar Ludius pada Zain. Ia mengambil alih ponsel milik Zain dan mulai mengotak atik apa yang tertera di layar.

Lama Ludius mencari cara untuk memecahkan kode tersebut, ia sampai memutar otaknya dan mengingat kembali apa yang sudah ia pelajari selama ini pada seseorang di masa lalunya.

7 menit telah berlalu. "Huft.. akhirnya selesai juga!". Kata Ludius menghela napas. Laser merah tersebut seketika mati, Ludius berhasil menon aktifkannya. Tapi ada satu masalah baru yaitu..

"Diam di tempat!, menghindar dari barang lelang sekarang juga!". Beberapa pria beratribut dari luar berhasil masuk dan memberi Ludius dan yang lain peringatan.

"Cih, brengsek! Mengapa mereka bisa masuk di saat yang tidak tepat?.sedikit lagi aku berhasil mendapatkan mind control tersebut dan sekarang.. arggh.." gumam Ludius.

Terpaksa mereka bertiiga langsung berdiri dan menjauh dari barang sasaran, diam dengan tangan terangkat ke atas.  Ludius melirik ke arah Zain yang ada di sampingnya dan Wangchu yang ada di samping depannya. Karena tidak memiliki alat penghubung, maka Ludius hanya bisa mengandalkan insting mereka masing-masing.

"Aku menyerah, bisa kalian lepaskan kami?". Tawar Ludius. Ia memberi isyarat pada Zain dengan jemarinya. Menghitung mundur dari 5. Meminta mereka untuk mendekat ke arah senjata api yang tergeletak di lantai.

'Aku harap kalian memahami apa yang aku isyaratkan.' Batin Ludius.

Zain dan Wangchu bergerak ke arah senjata mereka dengan tangan masih terangkat ke atas.

Keamanan bar seperti sedang memperhatikan gerak gerik Ludius dan lainnya, karena kabut asap yang pekat. para keamanan beratribut tidak menyadari bahwa mereka sedang mengincar pistol yang ada di bawah mereka,

Beruntung Ludius dan yang lain menggunakan topeng, setidaknya identitas dari Ludius Lu sedikit tersamarkan. Kecuali jika ada orang penting yang sempat bertatap muka, pasti identitas mereka akan terkuak saat itu juga.

Alarm terus berbunyi, kabut asap semakin menebal, dan beberapa pria beratribut siap menahan Ludius dan yang lainnya. "Hahaha, kalian tidak akan lolos kali ini!". Tawa menggelegar dari mulut salah satu pria beratribut. Ia dengan senyum liciknya siap untuk mencekal Ludius yang di kiranya sebagai pemimpin penyusup kali ini.

Hampir pria tersebut mendekat ke arah Ludius, sebuah peluru dari arah luar pintu melesat menembus punggung pria bertribut.

Bang bang!!

Slaapp..!

Seketika orang yang ingin menahan Ludius terkapar di lantai dengan bersimbah darah. Beberapa pria beratribut lain melihat anggotanya tertembus peluru langsung menodongkan pistolnya ke arah mereka.