Chapter 392 - 392.Yuyuan Garden

"Mana mungkin aku membawa istri tercintaku ke tempat aneh-aneh. Kita akan pergi ke tempat yang kamu suka. Anggap saja ini kencan kita Sayang." Kali ini Ludius mencium pipi kiri Silvia, membuat Silvia melirik kembali ke arahnya.

"Lalu dimana Azell, jangan-jangan kamu tidak jadi membawa Azell bersamamu. Hnng.. pembohong!".

"Azell pergi bersama Shashuang, mereka nant.." Belum selesai Ludius berbicara, Silvia dengan emosinya langsung memangkas perkataan Ludius.

"... Bersama Shashuang! Apa kamu mau jalan dengan dua wanita? Memangnya aku saja belum cukup berada di sampinmu. Teganya kamu juga membawa wanita lain di quality time kita. Hiks.." Silvia langsung menyambar perkataan Ludius begitu saja dengan begitu cepat tanpa berhenti atau mendengar penjelasan Ludius.

Bahkan Silvia kini menangis tersedu-sedu layaknya anak kecil. Syndrom hamilnya sepertinya mulai lagi..

Hufft..

Ludius memegang kedua wajah Silvia dan terpaska ia mencuri ciuman Silvia untuk menenangkannya. Awalnya Silvia terkejut, ia membelalakkan matanya dengan tangan mencengram erat kemeja Ludius. Kedua sudut mata Silvia basah. Namun perlahan Silvia mulai tenang dan Ludius melepas tautan ciuman mereka.

"Ludius.." Silvia memalingkan wajahnya.

"Sayang, dengarkan dahulu penjelasanku..."

Tangan Silvia gemetar, ia memaksakan diri mendorong Ludius mundur. "Awas, kamu tega membawa dia di saat waktu penting kita. Aku tahu itu demi Azell, tapi apa kau pernah mengerti hatiku?". Kesalahpahaman Silvia semakin menjadi-jadi. Terlebih lagi ketika ponsel Ludius berbunyi dan terdapat  panggilan masuk dari Shashuang.

["Papa.. Azell dan Mama sudah sampai. Kapan Papa akan menyusul?"] suara riang Azell terdengar jelas dari balik telepon.

["Sebentar lagi Papa akan ke sana, kalian tunggulah sebentar lagi."]

["Ludius, apakah kau masih lama? Aku menantikan kejutan darimu. Jangan lama-lama yah. Azell juga sudah tidak sabar menunggu.."] kali ini Shashuang yang berbicara.

Silvia yang sejak tadi mendengarkan hatiinya panas, ia tidak biasanya sampai terbakar cemburu sampai seperti ini. 'Ludius, bisa-bisanya kau membawaku di antara kencanmu dan Shashuang!!'. Batin Silvia.

Silvia yang sudah tidak bisa menahan emosi langsung merebut ponselnya dari tangan Ludius. Matanya melirik tajam ke arah Ludius, dan itu membuat Ludius hanya bisa menghela napas dalam-dalam melihat kecemburuan istrinya.

["Nona Shashuang! Sejak kapan kau begitu akrab dengan suami orang! Ingat, dia menyiapkan kejutannya hanya untukku. Kau datang hanya sebagai pendamping dari Azell yang tidak tega meninggalkanmu sendiri. Jangan terlalu MIMPI!!"]

Tut tut tut

Silvia berbicara dengan intonasi dan nada tinggi membuat napasnya sampai tersengal. Ludius yang melihat Silvia mengeluarkan amarah karena kecemburuannya justru terkekeh menahan tawa.

"Pfft.. haha, Sayang.. tadi itu luar biasa sekali. Sepertinya istriku ini sudah mulai pandai menyudutkan orang lain." Tawa Ludius yang pecah menyita amarah Silvia kembali.

"Hmm.. gitu yah, mentang-mentang istri marah trus bisa ketawa seenak jidat! Dasar playboy cap kaleng krupuk!", omel Silvia.

Amarahnya masih meluap-luap dan belum bisa di kendalikan dengan benar. Ludius melihat hal ini memilih terdiam sejenak sampai istrinya selesai melampiaskan amarahnya.

Beberapa saat telah berlalu, kini giliran Silvia yang terdiam, ia tidak berbicara apapun namun air matanya masih basah. Tangan Ludius menyentuh wajah Silvia dengan kedua ujung ibu jari menyeka air mata yang ada di kedua sudut mata istrinya.

"Sayang, apakah perasaanmu sudah baikan? Boleh suamimu ini jelaskan apa yang terjadi?". Tanya Ludius pelan-pelan,

"Baik, aku beri waktu 2 menit. Tidak lebih!".

"Shashuang ikut memang karena permintaan Azell, tapi bukan berarti aku menginginkannya ikut dalam kencan kita Sayang. Tadi aku sudah menelpon Julian dan dia bersedia menemani Shashuang dan kita bisa mendapatkan quality time kita. Apakah kamu masih marah istriku?".

Sejenak Silvia mendengarkan dan menyimpulkan apa yang di lakukan Ludius. Ia malu bukan main, setelah memarahi suaminya habis-habisan ternyata hanya karena salah paham. "Jadi,  suamiku. Kamu beanr-benar tidak membawa Nona Shu kali ini? Dan menyerahkan Nona Shu pada Kakak Julian?" tanya Silvia perlahan dan lirih karena malu.

"Iya Sayang, bagaimana.. apakah kamu masih marah padaku? Bisa kita berangkat sekarang?". Tanya Ludius dengan mengangkat kedua alisnya.

"Ya sudah, kita berangkat sekarang. Aku harap kau memegang janjimu untuk selalu mencintaiku dan takkan berpaling!".

"Aku akan selalu mengingatnya, Sayang. Mana mungkin Ludius Lu bisa mencintai wanita lain sedangkan hatinya sudah sepenuhnya milik Silvia Zhuan. Istriku yang cantik dan pencemburu." Kali ini mereka saling bertatap muka dan kecupan hangat melesat di kening Silvia.

Kesalah pahaman sudah di selesaikan, mereka akhirnya pergi ke suatu tempat yang sudah di persiapkan sedemikian rupa oleh Ludius. Mobil Bugati Sharon hitam melesat keluar dari gerbang Mansion Lu, membawa pasangan yang sedang berusaha untuk saling melengkapi dan bersama-sama melewati cobaan yang akan menanti mereka di masa depan.

***

#Yu (Yuyuan) Garden, Shanghai China.

Seperti namanya yaitu Garden. Yu garden ini adalah tempat pariwisata yang menyajikan sebuah pemandangan bangunan China kuno dengan taman dan pemandangan bunga lotus di sepanjang sungai.

Ludius sendiri memilih Yu garden karena di sana suasananya sangat asri, memiliki banyak spot foto dan tempat yang anak muda bilang dengan kata romantis. Di Yu garden ini juga tempat yang sering di jadikan latar untuk sebuah produksi film berbasis kolosal.

Mobil Bucati Sharon melesat memasuki kawasan Yu Garden menuju ke tempat yang sudah di persiapkan Ludius untuk memberikan kejutannya pada Silvia. Karena ingin lebih menikmati pemandangan di Yu garden, Ludius memilih memarkir mobilnya agak jauhan dari tempatnya memberi kejutan. Anggap saja ini adalah salah satu cara membuat Silvia mengakui perasaannya saat ini. Mungkin..

Ludius keluar dari dalam mobil, ia beralih ke posisi samping pintu mobil dan membukakannya untuk Silvia. "Sayang, ayo turun. Kita akan jalan kaki mulai dari sini. ada beberapa tempat dan bagunan kuno yang cukup bagus untuk di lihat." Ujar Ludius.

Tidak biasanya Ludius secerewet ini mengatakan banyak hal tentang tempat yang akan mereka tuju, membuatnya menutup mulutnya untuk menahan tawa. "Pfft.. suamiku ini, dalam sekejap sudah menjadi pemandu wisata."

Ludius menggandeng tangan Silvia berjalan menyusuri sepanjang jalan kecil di Yu garden. Karena tidak ingin kesenangan mereka di ganggu, Ludius secara khusus meminta fotografer terbaik untuk mengambil gambar di setiap tempat yang mereka kunjungi.

"Suamiku, kita masuk yuk.." ajak Silvia. Ia menarik tangan Ludius masuk ke dalam bagunan kuno itu. Senyumnya merekah dan  terlihat menikmati apa yang sedang ada di depannya, melihat satu persatu isi di dalam bagunan bersejarah itu.

"Kamu menikmatinya Sayang?". Tanya Ludius memandang Silvia dengan tatapan jahilnya. tidak hanya itu, Ludius dengan sengaja menarik pinggang Silvia kesisinya.