Chapter 399 - 399. Yu Garden bag7. Cinta lahir dari hati yang terluka

Ma, mengapa sejak tadi diam saja? Apa yang sedang Mama pikirkan? tidak baik loh diam seperti itu di depan orang baik seperti Paman Julian".

"Huuft.." Shashuang menghela napas pelan. "Azell, kamu terlalu pandai untuk menebak isi hati orang. Tapi Mama harap kamu tidak akan melakukannya di kemudian hari. Karena ada kalanya tidak tahu apa-apa itu lebih baik."

"Baik Ma, Azell akan mengingatnya," jawab Azell masih bertingkah laku polos layaknya anak seumurannya, padahal mungkin ia lebih tahu apa yang menjadi penyebab kegundahan hati Shashuang.

"Shashuang, katakanlah jika ada hal yang mengganggu pikiranmu. Sejak tadi kamu terus diam termenung, tidak mengatakan apapun. Pandanganmu bahkan terlihat kosong." Ujar Julian, ia walaupun diam masih mengamati dengan jelas sikap Shashuang sejak keluar dari kerumunan massa.

"Tuan Julian, apakah aku harus melaporkan apa yang terjadi padamu? Mengapa kau terlalu ikut campur dalam masalah orang lain?". Umpan balik Shashuang dengan sikap songongnya.

"Kamu menganggapku seperti itu,Nona Shu? Mengapa aku merasa kamu seperti sedang membenciku? Bisa beritahu aku alasannya?".

"Aku tidak membencimu. Sudahlah lupakan, disini masih ada anak kecil yang tidak seharusnya mendengar pembicaraan kita. Kalau kedatanganmu kesini karena permintaan Ludius, baik.. aku akan menemanimu sampai akhir!". Kelihatannya Shashuang makin berfikir buruk tentang Julian, di lihat dari cara bicaranya yang kasar dan acuh.

Tidak bisa berbuat apa-apa untuk saat ini. Nyatanya semua argumen Julian sudah di patahkan hanya dengan sekali perkataan Shashuang yang mengatakan ia setuju menemani sampai akhir hanya karena itu permintaan Ludius. Bukankah ini sudah jelas?

'Ternyata seperti ini rasanya perasaan yang tidak di hargai. Pernah merasakan jatuh cinta pada saudara sendiri yang berarti mustahil untuk bersama. Sekarangpun sepertinya aku akan bernasib sama seperti dulu, bersama namun tidak saling memiliki. Bagaimanapun, ini demi Silvia dan kebahagiannya..' batin Julian meyakinkan hatinya untuk melangkah maju.

Sudah terlanjur mengatakan, maka harus di laksanakan apapun yang terjadi. Pantang bagi seorang pria menarik ludahnya sendiri. Julian yang sudah berjanji akan menikahi Shashuang bukanlah isapan jempol belaka. Ia sudah bertekad, setidaknya demi kebaikan bersama.

Lama keadaan hening, Julian kembali melontakan sebuah kata-kata, anggap itu sebagai pengingat. "Nona Shu, janji yang pernah aku katakan sebelumnya, bahwa aku akan menikahimu bukanlah sebuah kebohongan belaka. Aku pasti akan membawamu ke Indonesia untuk meminta restu. Tapi tidak sekarang, tunggu sampai perusahan cabang di China pulih".

"Kau tidak menanyakan pendapatku, Tuan Julian? Apakah aku disini hanya seorang boneka yang bisa di nikahkan dengan siapa saja oleh semua orang?". Shashuang membuka suara dengan lantang, tatapannya tajam menatap Julian.

"Nona Shu, jadi apa yang akan kamu inginkan? Menikah dengan Ludius, itukah yang ada dalam isi hatimu?". Tandas Julian. Karena pembicaraan semakin serius Julian mengalihkan perhatiannya pada Azell.

"Azell anak pintar, Paman ada hal yang harus di bicarakan dengan Mamamu. Di depan banyak mainan dan makanan di toko, Azell bisa membeli sesuatu disana." Kata Julian, ia mengambil dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang, dan kartu gold.

"Ehm.. Azell mengerti Paman, Azell akan pergi main di luar." Jawab Azell dengan lagat polosnya. Ia menerima dengan senang hati uang dan kartu gold dari Julian.

Azell tidak ingin melewatkan kesempatan pembicaraan Shashuang dan Julian, ia mengaktifkan alat penyadap suara yang sudah ia letakkan jauh-jauh hari di tas Shashuang. Karena Azell yakin, alat penyadap suara itu pasti suatu saat akan berguna jika di letakkan pada tas Shashuang. Dengan senyum puas Azell beranjak dari tempat  duduknya.

"Azell harus ingat, jangan main terlalu jauh. Ok?".

"Ok Paman. Azell pergi dulu..". ujar Azell di balas dengan Julian yang mengacak-acak kepala Azell.

"Anak pintar.." Julian tertawa kecil melihat Azell cemberut mendapatkan perlakuan darinya. Azell memang paling tidak senang jika di anggap sebagai anak-anak. Azell langsung ngeloyor pergi dari hadapan Julian.

Perhatiannya kembali Julian tunjukkan pada Shashuang, ia melihat Shashuang dengan tegas. "Baik, Azell sudah pergi. Kamu bisa mengatakan apapun yang ada dalam isi hatimu Nona Shu.."

"Jika aku mengatakan ingin memiliki Ludius dan menjalani kehidupan bersamanya, apakah kau akan membantuku untuk mewujudkannya?". Tanya Shashuang menantang balik Julian.

"Kamu menginginkan Ludius, Apa kau yakin dengan hal ini Nona Shu? Aku harap Nona Shu bisa membedakan antara ambisi dengan perasaan cinta yang sesungguhnnya."

"Pfft, Hahaha..." perkataan Julian ternyata mengundang tawa kepedihan dari Shashuang bahkan sudut matanya sampai basah dibuatnya, membuat Shashuang memandang remeh pria yang ada di depannya. "Tuan Julian, kau mengatakan aku harus beda membedakan antara ambisi dan perasaan cinta? Apa yang kau lakukan padaku itu bisa di sebut CINTA! Kau dengan mudahnya mengatakan ingin menikahiku, seperti aku ini barang yang bisa di dapat dengan mudah. Cih! Kalian sama saja."

"Aku ingin menikahimu karena aku yakin akan keputusanku. Mungkin untuk saat ini tidak ada cinta, tapi aku tidak akan ragu dengan keputusan yang sudah ku buat. Jika aku sudah memutuskan untuk menikahimu, maka aku pasti akan membahagiakanmu." Jawab Julian tegas, terlihat jelas dari sorot matanya yang tajam.

"Jadi kamu masih bersikeras untuk menikahiku agar Ludius hidup bahagia dengan Silvia?. Ok, baik.. jika aku menerimamu menjadi suamiku, lalu datang wanita lain Ludius yang ingin memisahkan mereka, apakah kau juga akan menikahinya?".

Shashuang pandai dalam memainkan kata-kata, ia bahkan sampai terpikirkan hal seperti itu. Bukankah itu berarti niatnya sangat bulat untuk membuat hubungan Ludius dan Silvia runtuh!

"Hufft.. jadi pada intinya kau takkan memisahkan mereka, itu terserah padamu. Aku yakin mereka takkan selemah itu jika memang wanita lain dari Ludius datang untuk mengusik kehidupan mereka. Tapi keputusanku untuk menikahimu, itu adalah murni dari lubuk hatiku."

Julian sedikit mengangkat tubuhnya mendekat  kearah Shashuang dengan menarik tangan Shashuang dan menangkupkan kedua tangannya. Matanya menatap sungguh-sungguh. "Terserah kau mau menganggapnya apa. Meski kau menjauh sejauh mungkin, aku akan tetap mengejarmu sampai aku bisa mendapatkanmu. -Cinta lahir dari hati yang terluka-, apakah kau tidak pernah mendengar hal ini Nona Shu?".  Kata Julian dengan setengah berbisik, ia kembali ke posisi semula, beranjak dari duduknya dan melangkah keluar dari meja makan.

"..."

Shashuang tidak lantas menjawab pertanyaan Julian begitu saja, ia langsung mengalihkan wajahnya, menyembunyikan segala perasaan dan isi hatinya dari Julian.

"Jika Nona Shu tidak tisa menjawabnya, aku akan keluar untuk melihat apa yang sedang Azell lakukan, aku harap Nona Shu memikirkan baik-baik apa yang sudah aku katakan. Karena Takdir berubah ketika kita membuka jalannya,"