Chapter 416 - 416. Bertemu denganmu setelah sekian lama bag3

"Tidak ada.." jawab Hanson singkat..

"Tidak ada, kalau begitu aku sarankan pada mu, lebih baik carilah wanita yang benar – benar tepat untukmu, Tuan Hans. Aku tahu, aku bukanlah wanita yang tepat untukmu. Carilah wanita di luar sana yang benar – benar mengerti tentang dirimu."

"Bagaimana jika aku mengatakan bahwa tidak ada wanita yang tepat untukku selain dirimu, Silvia. Kamu wanita yang menarik dengan pemikiran yang cukup sederhana, tanpa ada pikiran picik di dalamnya.  Semua yang berhubungan denganku mengincar kedudukan sebagai Nyonya besar dari Keluarga besar Lin dan menginginkan properti dari Perusahaan Royal Grup. Ini kadang membuatku berpikir, apakah kedudukan dan status tinggi penting bagi kalian para kaum wanita?!".

"Kamu berpikir  terlalu jauh, Tuan Hans. Aku bukanlah wanita  yang sebaik itu. Tapi mengenai pendapatmu tentang semua wanita menginginkan kedudukan dan status tinggi dalam hidup mereka. Sepertinya pemikiranmu terlalu berlebihan. Tidak semua wanita gila akan dunia ini." Silvia melihat tegas ke arah Hanson. "Dan.. Apa bedanya para wanita itu denganmu, Tuan Hans? Bukankah kamu juga menginginkan kedudukan dan semua kekayaan yang ada dalam Keluarga Lin?! Jika tidak kamu juga tidak mungkin akan melakukan hal sampai sejauh ini".

Perkataan Silvia begitu tandas, dalam sekejap orang – orang yang mendengarnya terdiam, tidak terkecuali Ling ling dan Hanson. Baginya hal ini akan berpengaruh pada masa depan yang ada dalam semua sudut pandang orang.

Mengapa semua pria selalu menyudutkan wanita sebagai seorang yang gila akan status dan harta?! Lalu apa bedanya dengan mereka para pria yang selalu bekerja keras saling tikung dari belakang meski masih dalam satu keluarga, kalau bukan demi kekuasaan dan harta?. Memikirkan ini, membuat Silvia ingin tertawa sinis. Membungkam semua mulut pria yang ingin mengatakan perkata ini seenak lidah mereka.

"Mengapa kamu diam saja Tuan Hanson, apakah perkataan Silvia sudah menampar keras wajahmu yang tidak tahu malu mengatakan hal seperti ini?". tanya Ling ling pada Hanson yang diam seribu bahasa.

"Ck ck ck.. kamu terlalu dini untuk mengatakan suka atau cinta pada Silvia, Tuan Hans. Hal seperti ini saja kamu tidak memahaminya, apalagi memahami hati Silvia. Lebih baik kamu carilah wanita yang setipe denganmu. Itu akan lebih baik". Sambung Ling ling.

Perkataan Ling ling menambah tamparan di wajah Hanson, kini ia terlihat pria yang kehilangan harga diri di depan dua wanita yang terang – terangan menyudutkannya. Tapi pria tetaplah pria, mau bagaimanapun, ia akan selalu mempunyai cara untuk menjawab perkataan wanita.

"Apakah aku terlihat sebagai pria yang haus akan kekuasaan, Silvia? Apa kau tahu apa saja yang sudah aku lewati selama hidupku?!". Hanson membuka suara, mencoba membela diri dari tamparan yang baru saj di dapatkannya.

"Aku tidak tahu, itu adalah isi hatimu. Aku tidak mungkin bisa melihat apa yang ada dalam hati seseorang, dan aku tidak ingin bermain tebak – tebakkan tentang apa  yang orang pikirkan. Kau dan hidupmu, tidak ada urusannya denganku."

"Jadi intinya mau aku berbuat apapun, kau tetap takkan mungkin menerima perasaanku. Benarkan?!". Kata Hanson dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Aku sudah katakan dari awal. Kita tidak memiliki hubungan apapun selain Dosen dan mahasiswinya. Masalah perasaan, aku harap Tuan Hans mau melupakan hal yang pernah Tuan Hans rasakan". Kata Silvia dengan formal, terlihat jelas ia sedang menjaga jarak dengan Hanson.

Di tengah pembicaraan mereka, datang beberapa pelayan  yang membawakan makanan yang Hanson pesan. "Permisi Tuan dan Nona". Kata pelayan yang membawa troli makanan.

Ada 3 pelayan yang datang dan masing – masing membawakan makanan dan minuman yang berbeda. Bisa di katakan, Hanson hampir memesan semua menu makanan dan minuman yang ada di restoran tersebut.

Para pelayan tersebut menaruh satu persatu makanan yang sudah di pesan. Ada sekitar 10 menu makanan dan lebih dari 5 menu minuman yang berbeda. Banyaknya makanan yang memenuuhi meja mereka membuat Silvia menggeleng – gelengkan kepalanya.

"Silahkan di nikmati Tuan dan Nona. Jika ada kekurangan, anda bisa memanggil kami. Permisi.." kata pelayan tersebut. Lalu ke tiga pelayan tersebut pergi dari hadapan mereka.

"Tuan Hans, kamu yakin ingin menghabiskan seluruh makanan ini seorang diri?!". Tanya Silvia dengan nada menyindir. Ia meringis melihat segitu banyak makanan yang di sajikan meski hanya untuk mereka bertiga.

"Ini aku pesankan khusus untukmu dan Ling ling. Aku tidak tahu apa dan bagaimana selera makanan kalian. Tapi kamu tak usah khawatir, Silvia. Seluruh makanan yang aku pesan memiliki label halal. Seperti apa yang biasanya kamu makan."

"Seriusan kamu Tuan Hans? Sepertinya Dosen kita satu ini sangat mengerti keinginan dari mahasiswinya. Ck.. aku iri padamu Sil, tidak hanya di cintamu oleh suami bucin seperti Ludius, kamu juga dapat cinta dari Dosen jomblo seperti Tuan Hans". Mulut Ling ling terus menyerocos tidak jelas, makin membuat Silvia memandangnya tajam.

"Silahkan di nikmati makanannya, aku benar – benar memesankan ini  untuk kalian semua",

Silvia memandang Hanson dengan melebarkan senyumnya. "Terima kasih Tuan Hans, kamu memang yang terbaik". Silvia berdiri dari duduknya, ia memandang semua orang yang datang ke restoran dengan senyuman.

"Selamat pagi menjelang siang teman – teman semuanya. Kali ini seorang Dosen dari Universitas Jiao Tong sedang berbaik hati mengundang kalian untuk makan siang bersama. Beliau bahkan memesan semua menu makanan yang ada di sini untuk kalian nikmati.." kata Silvia lantang disertai senyuman pada orang – orang dan memperkenalkan sang Dosen yang sedang berbaik mengundang semua pengunjung makan bersama.

Beberapa orang yang mendengar woro woro dari Silvia langsung berdiri dan melihat ke sekeliling Silvia, mencari siapa pria yang mau mengundang makan secara Cuma – Cuma. Begitu mereka melihat wajah Hanson, seketika jiwa wanita – wanita yang ada di restoran bergetar. Mereka seakan baru saja melihat ke indahan dari ketampanan seorang Hanson.

"Silvia, apa yang sedang kamu lakukan?!". Tanya Hanson kritis.

"Tentu saja mengundang orang lain untuk makan bersama, kamu tahu sendiri makanan sebanyak ini tak akan habis jika di makan hanya bertiga. Jadi sudah ku putuskan untuk mengundang mereka makan bersama".

Ekspresi Hanson  terlihat kesal di perlakukan seperti itu oleh Silvia. Tapi di satu sisi dia justru semakin menyukai wanita unik seperti Silvia. Apalagi dengan sikap Silvia yang menunjukkan ketidak sukaan pada dirinya, itu membuat Hanson semakin tertantang. Ia jadi teringat kejadian 2 tahun yang lalu.

"Silvia.. aku akan terima apapun yang kau lakukan. Tapi ingatlah, aku pernah dekat denganmu dan mencoba mendapatkanmu di masa lalu. Jadi biarkan saat ini aku juga akan mengejarmu meski lawanku Ludius sekalipun".