Chapter 417 - 417. Bertemu denganmu setelah sekian lama bag4

"Silvia.. aku akan terima apapun yang kau lakukan. Tapi ingatlah, aku pernah dekat denganmu dan mencoba mendapatkanmu di masa lalu. Jadi biarkan saat ini aku juga akan mengejarmu meski lawanku Ludius sekalipun". Gumam Hanson.

Dalam sekejap orang berbondong – bondong menuju meja mereka untuk mengambil salah satu menu yang tersaji. Kebanyakan dari mereka adalah gadis dan wanita muda yang ingin melihat ketampanan Hanson dari dekat.

Harus Silvia akui, Hanson memang tampan. Selain tampan dia juga seorang yang jenius, apalagi tittlenya adalah Doktor. Tapi sangat di sayangkan, masalah cinta dia terlalu mencintai seseoang atau terlalu menutup diri pada wanita.

Karena banyaknya orang yang menerima undangan makan bersama Hanson, semua makanan ludes dalam sekejap. Akhirnya mereka memesan makanan kembali untuk orang – orang yang belum kebagian makanan yang di pesan khusus oleh Hanson.

"Tuan.. mana makanannya, katanya kau mengundang kami untuk makan bersama?!". Goda wanita muda yang saat ini berdiri di samping Hans. Ia bahkan sengaja menyentuh dan membelai lembut pundah Hans hingga membuat Hans merasa jijik dengan sikapnya.

"Bisa kau hentikan! Aku paling benci jika ada orang yang sengaja mennyentuh tanpa meminta persetujuanku!". Ancam Hanson paada wanita yang ada di sampingnya.

"Kurang ajar! Kau berani menggertakku. Apa kau tidak tahu aku adalah Putri dari Keluarga Zhou!". Sentak balik wanita tersebut. Dalam sekejap wanita tersebut berubah menjadi wanita yang sangar dengan penampilan cantik karena memakai Dress merah darah.

"Maaf saja, aku tidak pernah dengar nama Keluarga Zhou. Mungkin aku yang salah dengar atau memang nama Keluarga Zhou bukanlah sebuah Keluarga yang memiliki status tinggi!". Labrak Hanson balik.

"Beneran deh, tidak sia – sia aku mengajak Silvia keluar untuk belanja. Akhirnya bisa lihat drama yang menarik. Hi hi.." gumam Ling ling terkekeh menahan tawa.

"Ling ling! Jaga bicaramu!". Teguur Silvia setengah berbisik.  Ia memandang tajam ke arah Ling ling yang sudah terbiasa dengan mulut yang suka begosip.

Karena kondisi sudah tidak terkendali, Hanson memesan kembali makanan untuk semua pengunjung di restoran dan memesan kembali makanan khusus untuk Silvia.

-

1 jam kemudian, semua sudah kembali normal dan Silvia, Ling ling sudah selesai menikmati makanan mereka. Di setiap mereka menikmati makanan, Hanson malah sibuk memperhatikan Silvia hingga membuat Silvia salah tingkah dan hampir membuat Silvia menjadi kalang kabut dengan apa yang sedang di pikirkan Hanson.

"Aku sudah selesai menikmati makanannya. Bisa kau biarkan kami pergi?!" tanya Silvia,

"Silahkan, aku tidak akan mengganggumu kembali, setidaknya untuk hari ini." jawab Hanson dengan santai.

Silvia dan Ling ling berdiri meninggalkan meja makan. "Eh Silvia, sepertinya Dosen Hans tidak akan melepaskanmu semudah itu. Apalagi kau dengar barusan bahwa dia tidak akan menganggumu hari ini. tapi tidak tahu di kedepannya, bukan?!" bisik Ling ling. Ia benar – benar  menikmati menggoda Silvia yang notabene nya adalah wanita yang sangat pemalu.

"Sudahlah, tutup mulutmu. Kita akan pulang saat ini juga!". Balas Silvia setengah berbisik.

Ia menarik Ling ling menjauh dari meja dan menoleh ke arah Hanson. "Terima kasih atass makan siang kali ini. saya permisi.." kata Silvia sebelum ia keluar dari restorant tersebut.

***

#Perumahan Elit kawasan Shanghai.

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi. Zain masih di dalam Mansion nya beberapa hari ini untuk menyelidiki kasus yang ada di lelang gelap. Mencoba menghubungkan kejadian yang ada di lelang gelap dengan kejadian penyerangan pada Ludius yang terjadi secara bersamaan.

Saat ini Zain sedang di duduk di depan meja kerja sambil memperhatikan dan mengamati laporan yang di kirim Wangchu dan Zhenyi padanya mengenai kejadian yang terjadi.

Di depan laptop dan di temani segelas kopi, Zain menyelidiki kasus tersebut. Saat dia sedang serius dengan apa yang di kerjakannya, Bibi An dari arah pintu datang melapor. "Tuan Zain, ada Nona Emilia yang datang ingin menemui Tuan". Bisik Bibi An di telinga Zain.

"Persilahkan dia masuk Bi. Suruh saja dia untuk langsung menemuiku di ruang kerja." Balas Zain memberi perintah.

"Baik Tuan, saya akan sampaikan seperti apa yang Tuan minta." Balas Bibi An di lanjutkan melangkah keluar dari ruang kerja.

Zain menghentikan aktifitasnya memandang laptop, ia menadahkan kepalanya ke atas sambil memikirkan sesuatu. "Ada apa Emilia mencariku, apakah hari iini sudah waktunya dia meninggalkan China dan kembali Hardland?". Gumam Zain.

Ia memejamkan mata, memikirkan hari – hari nya yang sepi tanpa sosok Emilia di sisinya. Bagi Zain tanpa sadar sosok Emilia mampu menjadi pelipur lara yang terus bersemayam di dalam hatinya. Mampu mengusir perasaan dan hatinya yang patah karena Silvia.

Zain tidak mengerti ada apa dengan dirinya, mengapa ia bisa sebegitu nyaman berada di sisi Emilia?

Ia bahkan tidak tahu alasan bisa menerima Emilia dalam kehidupannya, setelah sekian lama dia memilih menjauhi wanita karena Silvia.  "Sebenarnya apa yang terjadi padaku, mengapa aku bisa sampai seperti ini? perasaan ini bahkan tidak pernah ku rasakan saat aku bersama Silvia.."

"Kalau kau mencintaiku, mengapa tidak akui saja dan mengatakannya padaku secara jantan!". Seru seseorang dari arah depan pintu ruang kerja.

Dia ternyata adalah Emilia yang sudah memakai Dress khusus yang biasa di pakai wanita Kerajaan Hardland dengan segala aksesoris yang terpakai di atas kepalanya, menghiasi rambutnya sehingga Emilia terlihat sangat berbeda.

Pandangan Zain langsung teralihkan begitu mendengar suara Emilia. Ia bahkan takjub dan seakan jatuh cinta dengan penampilan Emilia saat ini yang begitu menawan layaknya wanita dari kaum Bangsawan pada umumnya.

Tahu dan sadar akan statusnya, Zain bergegas berdiri dan menghampiri Emilia. Ia menangkupkan tangan kanannya sambil membungkkan setengah badannya. "Putri Emilia Keirl Hamiton. Salam dan hormat dari saya Zain Malik.." Kata Zain menyapa secara normal layaknya penyambutan pada Putri Kerajaan.

Zain masih menunduk, Emilia merasa canggung dengan apa yang di lakukan Zain. Ia memegang kedua lengan Zain dan memintanya untuk berdiri. "Jangan lakukan ini Zain. Bukankah kita ini sahabat?".

"Hamba tidak berani berbuat lancang pada anda, Putri dari Kerajaan Hardland." Jawab Zain secara formal.

Ia harus menelan pil pahit kehidupan, yang memberitahu bahwa wanita yang sekarang ada di depan matanya adalah  Putri dari Kerajaan Hardland, bukan Emilia yang selalu bertengkar dengannya hanya karena hal sepele.

"Mengapa kau bersikap seperti ini Zain, apa aku telah berbuat salah padamu hingga kau menghukumku dengan sikapmu?!". Tanya Emilia dengan tatapan sendu, ia sedih, perasaannya terluka melihat Zain memperlakukannya seperti orang lain.

Karena Putri Emilia tidak menerima perlakuan dari Zain yang memperlakukannya seperti orang lain. Dengan sengaja Emilia mendorong dirinya sendiri ke dalam pelukan Zain dan mencuri ciuman Zain dengan segenap hati.