Chapter 427 - 427. Kekhawatiran seorang Ketua Naga Imperial

#Mansion Lu

Siang ini setelah luka Silvia kembali kambuh, Ludius lebih memilih membawanya ke Mansion dari pada ke rumah sakit. Ia  secepat mungkin memerintahkan Linzy untuk sementara memeriksa kondisi  Silvia sambil menunggu Dokter terbaik yang akan di datangkan dari Hardland seperti yang Pangeran Richard janjikan.

Di kamar mereka, Ludius sedang menemani Silvia yang masih dalam keadaan pingsan terbaring di kasur sambil menunggu Linzy datang untuk memeriksa kondisi Silvia.

Rencana untuk terbang ke Hardland seakan gagal total karena dia tidak ingin meninggalkan istrinya seorang diri. Terlebih lagi bahwa kondisi Silvia semakin memburuk membuat Ludius harus memutar kembali otakknya. Dan mempertimbangkan kembali hal yang pernah Daniel Qin tawarkan.

Di saat kegabutan yang Ludius rasakan karena melihat wanita yang di cinta massih terbaring dngan menutup mata, Ludius  terus  memegang erat  tangan Silvia sambil terus membisiki bahwa, "Kamu harus kuat, Sayang. Aku akan selalu di sampingmu menemani dirimu dan kedua buah hati kita melewati semua ini. aku janji takkan pernah meninggalkanmu". Kata Ludius putus asa sambil terus membelai surai panjang rambut Silvia.

Dari arah luar pintu, terdengar suara langkah berat menuju depan pintu kamar. Karena pintu sedikit terbuka, jadi terlihat sudah ada orang di depan pintu. "Siapa di sana!". Sentak Ludius lantang.

"Ludius ini aku, Linzy. Boleh aku masuk sekrang?". Tanya Linzy di luar pintu meminta izin.

"Massuklah Zy.." balas Ludius. Ia tidak memperhatikan Linzy yang masuk ke dalam menggunkan jas putih dengan tas medis jinjing yang ada di tangan kanannya.

Linzy masuk dan memperhatikan Ludius yang sangat putus asa menghadapi kenyataan tentang istrinya. Ia mungkin sebenarnya bisa membantu sedikit mengenai penemuan yang ada pada Daniel sambil mempelajari mengenai jaringan yang ada pada rahim Silvia. Terhitung dari sejak Silvia hamil, umur kandungan Silvia saat ini sudah memasuki 3,5 bulan.

Ia meletakkan tass jinjing medis nya di meja dan mengambil selang infuss untuk memberi nutrisi  lebih pada Silvia. Mengenai apa yang Silvia alami saat ini adalah serangkaian dari dampak kerusakan sel – sel dalam tubuh terutama bagian rahim. Adanya distraksi yang di timbulkan membuat Silvia terus mengalami rasa sakit pada perutnya dan menyebabkan dirinya mengalami syok yang menyebabkan kondisinya menurun.

"Aku akan memberinya infuss terlebih dahulu. kondisi nya cukup lemah. Apakah akhir – akhir ini dia mengalami stres atau tekanan yang membuatnya berpikir keras?". Tanya Linzy. Ia sudah berdiri di samping Ludius, dan mengambil alih kursi tempat Ludius duduk setelah Ludius beranjak dari tempatnya dan pindah duduk di sofa.

Selang dan botol infus sudah ada di tangan, ia mengambil jarum untuk memasukkan selang infus tersebut lalu di sambungkan ke botol infus agar Silvia mendapat vitamin. "Untuk sementara kita memang tidak bisa berbuat apapun mengenai kondisi Silvia. Aku hanya bisa menekan laju kerusakan sel dalam rahim dengan beberapa vitamin yang sudah aku suntikkan ke dalam botol infus." Kata Linzy setelah ia selesai menyuntikkan lengan Silvia dan memasang selang infusnya.

"Zy, apa sudah tidak ada cara untuk menyelamatkan kondisi Silvia selain meminta bantuan dari Daniel Qin." Tanya Ludius dengan derup napas khawatir. Ia sudah tidak sanggup melihat istrinya menderita terlalu lama.

"Ada caranya mungkin. Tapi sebelum itu kita harus tahu apa saja yang terjadi dengan sel – sel yang ada dalam rahim Silvia. Dan bagaimana cara memnyambungkan dan pembentukan sel langka baru ini secara signifikan." Ujar Linzy. Ia masih memeriksa kondisi Silvia mulai dari pengecekan tekanan darah, detak jantung, dan kondisi detak jantung janin yang ada dalam rahim.

"Hal ini aku juga tahu, aku sudah meminta seseorang untuk meneliti berbagai hal yang di mungkinkan untuk pembentukan dan menyambungkan sel langka yang ada dalam rahim Silvia secara signifikan". Kata Ludius, ia memegang kedua pelipis alisnya. Memijatnya yang terasa sekali pening menumpuk di dalam pikirannya.

"Jika sudah melakukan penelitian, seharusnya sudah ada perkembangan, kan?". Tanya Linzy yang bernada ejekan.

"Belum, sel – sel yang ada dalm tubuh Silvia terhitung langka. Beberapa peneliti sudah melakukan riset mengenai sel langka yang ada dalam tubuh Silvia, tapi dari mereka belum ada yang dapat menemukan solusinya."

"Menurutmu, orang yang bisa menyelamatkan Silvia apakah hanya kebetulan karena alat belaka? Apa kau tidak terpikirkan kalau mereka bisa jadi memiliki kondisi yang sama, yaitu sama – sama memiliki sel langka dalam tubuh mereka.." kata Linzy memberi opini.

Mendengar itu, spontan Ludius langsung beranjak dari duduknya dengan keadaan yang cukup kaget. "Zy, jangan asal sembarangan bicara kau! Bagaimana mungkin Daniel masih memiliki hubungan darah dengan Silvia? Di pikirkan dari sudut manapun, menurutku masihlah mustahil."

"Jangan syok seperti itu Ludius, di dunia ini tidak ada yang mustahil. Bukankah kau sedang menyelidiki status sebenarnya Silvia? Ini adalah kemungkinan yang pertama..".   Liinzy sudah selesai memeriksa kondisi Silvia, ia membereskan seluruh peralatan medisnya dan menemani Ludius duduk di sofa.

"Jika itu kemungkinan pertama, katakan kemungkiinan untuk yang kedua." Tanya Ludius serius. Ia bahkan sampai memperhatikan Linzy yang saat ini duduk di sampingnya.

"Hei, bisa kau biasa saja dalam memandangku? Kau aneh Ludius?!". Linzy menjaga jarak dari Ludius.

Ha ha ha.. dasar Ludius, sedang serius pun ia masih bisa membuat hal serius menjadi lawakan. Atau lebih tepatnya Ludius tidak sengaja melakukannya dan menajdi lelucon bagi Linzy. Linzy meringis melihat bagaimana Ludius memandangnya. Bagai anjing yang sedang menunggu perkataan Tuannya.

"Untuk kemungkinan keduanya adalah bahwa pria yang bernama Daniel Qin ini memang sudah mengawasi kondisi Silvia jauh – jauh hari dan menemukan kasus yang sama seperti Silvia. Maka dari itu dia berani menawarkan hal ini padamu Ludius."

"Jadi memang Daniel Qin sudah memperhatikan Silvia jauh – jauh hari. Sayangnya, mengapa aku tidak menyadarinya? Sudahlah ini akan aku pikirkan nanti.." kata Ludius.

Di tengah perbincangan mereka, ponsel Ludius yang tergeletak di atass menja tiba – tiba berdering. Di sana ada telepon masuk dari Pangeran Richard. 'Ada apa Pangeran Richard menelponku?'. Batin Ludius mengeyitkan kening.

"Siapa yang menelpon?". Tanya Linzy, ia melirik ke arah layar ponsel Ludius. "Pangeran Richard?! ada urusan apa kau dengannya selain perjalanan bisnis?". Tanya Linzy cukup penasaran.

"Dia mungkin akan menanyakan kondisi Silvia saat ini. aku akan mengangkatnya. Ohya, sebelumnya Pangeran Richard menawarkan seorang Dokter untuk mengobati Silvia. Bagaimana tanggapanmu?". Tanya Ludius dengan mengangkat salah satu alisnya.

"Entahlah. Aku tidak terlalu mengenal orang dari Kerajaan Hardland. aku hanya sedang menasehati, jangan terlalu bergantung dengan Pangeran Richard juga. Bagaimana pun dia orang luar. Dia mana tahu kondisi Silvia yang sbenarnya".