Chapter 429 - 429. Dokter Martin

Setelah kepergian Ibu Yuliana  dari ruang kamar, dan meninggalkan Ludius seorang diri menemani Silvia yang masih dalam keadaan pingsan. Ludius hanya bisa duduk terdiam menunggu istri tercintanya siuman dari tidur panjangnya.

Hampir 1 jam lamanya Silvia tertidur, dan tidak ada tanda – tanda bahwa dirinya akan terbangun. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 waktu setempat. Dan Ludius belum memiliki persiapan untuk terbang ke Hardland.

"Apakah aku harus batalkan kepergianku ke Kerajaan Hardland? tapi jika aku terus menundanya, yang aku takutkan adalah orang yang mengincar keturunan dari mendiang Ibu Suri akan menemukan Silvia terlebih dahulu sebelum aku menemukan bukti autentiknya, apa yang harus ku lakukan?". Pikir Ludius.

Ia mengecup kening Silvia, tak di sangka sudut mata Silvia basah bahkan dalam tidurnya. Entah apa yang sedang Silvia mimpikan saat ini. Dengan lembut Ludius mengusap kening dan surai rambut panjang Silvia sambil memandang lekat – lekat wajah istri yang sangat di cintainya.

Dari arah tangga epertinya ada 2 langkah kaki berpasangan mendekat ke arah pintu. Keduanya sudah berada di depan pintu, dan salah satunya adalah Wangchu. Ia membawa seseorang yang belum pernah di lihat Ludius.

"Ludius.." Panggil Wangchu. Ia masuk saja ke dalam kamar tanpa menunggu sahutan Ludius.

"Apa yang membawamu ke sini Wangchu. Apakah ada hal penting yang tidak bisa kau tunda hingga membawa sembarang orang ke kamar pengantinku?". Tanya Ludius tandas.

"Aku kemari membawa pesan dari Pangeran Richard. Dia adalah Dokter Martin yang di datangkan secara langsung oleh Putra mahkota Hardland untuk memantau kondisi Silvia.." kata Wangchu memperkenalkan pria yang seumuran dengan Ludius.

"permisi Tuan Lu, saya Martin Rudolf  salah satu Dokter  dari Yang Mulia Raja di Kerajaa  Hardland. saya kemari karena di utus oleh Putra Mahkota Richard untuk mengurus segalanya tentang Nyonya, dengan terus mempelajari keadaan Nyonya Lu untuk tahap penyembuhan selanjutnya" Kata Martin Rudolf memperkenalkan diri dengan ramah. Ia mengulurkan tangannya

"Aku Ludius, senang Pangeran mau mengantar Dokter terbaiknya untuk memeriksa kondisi  Silvia. Karena Silvia sedang dalam keadaan tertidur, jadi sebaiknya kita ke ruang tamu untuk membecarakan hal ini secara bersama." Kata Ludius. Ia menerima uluran tangan Martin dan saling berjabat tangan.

Ludius mempersilahkan Martin untuk keluar dari kamar agar membiarkan Silvia istirahat dengan nyenyak. Namun sebelum Martin berbalik badan, ada hal tidak biasa darinya. Diam – diam ia memperhatikan dengan sangat jelas wanita yang tengah terbaring di dipan. Dari cara Martin menatap Silvia, ia seakan sudah mengenal Silvia jauh dari apa yang orang lain bayangkan.

Ludius sendiri yang memperhatikan gelagat dari Manrtin menemukan hal yang sama, ia mencurigai dari sikap dan cara memandang Martin pada Silvia adalah pandangan lebih dari sekedar kenal.

"Tuan Martin, apa yang membawa anda begitu memperhatikan Istri saya?". Tanya Ludius penasaran. Ia sedang memancing jawaban dan reaksi dari Martin.

"Tidak ada apa – apa, Tuan Lu. Hanya saja, saat pertama kali saya melihat Nyonya Lu, dia seperti orang lain yang pernah saya kenal. Jauh, sebelumnya dan entah ini hanya imajiasiku saja atau memang aku tidak bisa melukapan kisah tersebut". Jawab Martin dengan senyum lebar. Ia jelas sekali sedang menyemunyikan sesuatu.

"Oh begitu, kalau seperti itu, mari.. Saya antar anda ke ruang tamu untuk memberikan penjelasan mengenai luka yang ada pada Silvia."

Ludius sedikit memaksa Martin sambil memberi kode pada Wangchu agar membawa Martin keluar dari ruang kamarnya. Akhirnya mereka berbalik arah dan mengungkuri Silvia yang masih berbaring di ranjang.

-

Dari kamar pengantin, Ludius mengantar Wangchu dan Martin menuju ruang tamu untuk membahas masalah pekerjaan Martin yaitu memeriksa Silvia untuk kesehariannya. Ludius terpaksa melakukan ini karena kondisi Silvia semakin hari semakin memburuk. Meski ia harus menahan rasa geram dan amarahnya karena Silvia harus berurusan dengan seorang pria tiap harinya.

Saat ini Martin dan Wangchu sudah duduk di sofa ruang tamu, sedangkan Ludius baru saja datang setelah menemui Ibu Yuliana untuk meminta persetujuan terkait Dokter yang akan merawat Silvia secara intensif.

Tentu saja Martin tidak akan tinggal di Mansion Lu. Ia hanya akan datang saat jam pemeriksaan Silvia.

"Tuan Martin Rudolf. Maaf membuat anda menunggu.. saya baru saja menemui Ibu mertua saya untuk meminta persetujuan mengenai anda yang akan menjadi Dokter pribadi Silvia.." kata Ludius, ia duduk di sofa bagian depan Martin.

"Jadi bagaimana tanggapan Ibu mertua anda mengenai sya yang akan memeriksa kesehatan harian Nyonya Lu?". Tanya  Martin masih dengan ramahnya.

Dari dalam Ibu Yuliana di temani Bibi Yun datang membawakan minuman serta makanan untuk menyuguh tamu mereka. "Permisi.. Dokter Martin." Sapa Ibu Yuliana. Ia duduk di sofa bagian depan mereka bertiga.

Dan Bibi Yun meletakkan minuman serta makanan yang di bawanya menggunakan nampan.  "Tuan – Tuan sekalian, silahkan di nikmati minumannya.. saya permisi terlebih dahulu.." kata Bii Yun setelah menyuguhkan minumannya.

Kembali ke topik, setibanya Ibu Yuliana ke ruang tamu. Ia terus memperhatikan pria yang bernama Martin. Di lihat dari postur cara dia memandang dan tatapan matanya. Tatapan itu jelas sebuah tatapan orang yang sulit di tebak apa kemauannya. Dari caranya berbicara Ibu Yuliana bisa pastikan kalau si Martin adalah pria yang memiliki maksud entah itu baik atau jahat.

"Dokter Martin, saya sebagai Ibu dari Silvia memohon pada Dokter yang terbaik untuk Putri saya. Saya percayakan sepenuhnya  keadaan Silvia pada anda," kata Ibu Yuliana dengan senyuman dan tanpa basa basi.

"Terima kasih karena Ibu telah mempercayakan Nyonya Lu pada saya. Saya akan sebisa mungkin untuk memperlajari kasus dari luka Nyonya Lu dengan teman – teman saya yang ada di Inggris. Semoga segera mendapat cara untuk penyelesaiannya." Kata Tuan Martin.

Lama mereka berbincang panjang lebar mengenai kasus yang terjadi pada Silvia, tapi di balik itu Ludius masih terus mengawasi gerak gerik dan mimik dari Martin. Ludius masih merasa ada yang tidak beres dengannya, mungkin Ludius akan menanyakannya nanti setelah bertemu dengan Pangeran Richard.

Entah mengapa setiap Ludius melihat Martin, ia seakan sudah mengenal orang itu dan bahkan mereka juga pernah bertemu sebelumnya. 'Tapi dimana? dari cara dia berbicara sangat tidak asing dengan seseorang... pasti ada yang tidak beres dengannya. Untuk saat ini aku lebih baik diam dan mengikuti permainannya'. Batin Ludius. Ia terus mengawasi cara Martin berinteraksi dengan sekitarnya, kebiasaan  yang Martin lakukan saat berbicara, ia perhatikan dengan sangat teliti dan jangan sampai di lewatkan satu pun. menurutnya ada yang aneh dengan si Martin.