Chapter 430 - 430. Dokter Martin bag2

Entah mengapa setiap Ludius melihat Martin, ia seakan sudah mengenal orang itu dan bahkan mereka juga pernah bertemu sebelumnya. 'Tapi dimana? dari cara dia berbicara sangat tidak asing dengan seseorang... pasti ada yang tidak beres dengannya. Untuk saat ini aku lebih baik diam dan mengikuti permainannya'. Batin Ludius. Ia terus mengawasi cara Martin berinteraksi dengan sekitarnya, kebiasaan  yang Martin lakukan saat berbicara, ia perhatikan dengan sangat teliti dan jangan sampai di lewatkan satu pun. menurutnya ada yang aneh dengan si Martin.

Untuk saat ini Ludius tidak ingin memperpanjang masalah indentitas sebenarnya si Martin ini. Ia lebih memilih fokus pada kesehatan Silvia. Ia mungkin akan memasang cctv dan mengirim pelayan ke mansionnya untuk memantau pergerakan Martin ini.

Karena ramah tamah antara Tuan rumah dan tamu sudah selesai, Martin Rudolf meminta izin untuk pamit melanjutkan perjalananya menuju mansion yang sudah Ludius siapkan untuk tempat tinggalnya.

Martin beranjak dari tempat duduknya, begitu juga yang lain menyusul mengantar Martin menuju pintu depan Mansion Lu.

"Terima kasih atas kepercayaaan Tuan Lu dan Bibi yang sudah menyerahkan masalah Nyonya Lu pada saya. Saya akan melakukan sebaik mungkin untuk menyelamatkan kadnungan dari Nyonya Lu. Kalau begitu saya permisi". Ujar Dokter Martin.

Mobil sudah di siapkan untuk mengantar Dokter Martin menuju tempat tinggalnya. Sedangkan Wangchu yang datang bersama Dokter Martin masih tinggal di mansion untuk membahas hal penting dengan Ludius.

"Ludius, ada hal penting yang harus aku bicarakan dengan,mu." Kata Wangchu.

"Aku tahu, aku sudah tidak memiliki banyak waktu. Aku akan terbang sekitar jam 16.30 sore nanti. Belum lagi Silvia masih dalam keadaan tidur. Ikut aku ke ruang kerja. Kita akan bicarakan di sana".

Ludius mempercepat langkahnya menuju ruang kerja di ikuti Wangchu di belakangnya.

-

Di ruang kerja, Ludius masuk dan langsung duduk di meja kerjanya yang sudah ada laptop di depannya. Wangchu yang baru saja masuk langsung menghampiri  meja kerja Ludius dan memberikan beberapa bukti tentang orang yang ada di ruang rahasia lelang gelap berupa foto. Foto tersebut di dapat dari video yang sudah di selidki dan di filter oleh Zain seharian tadi.

"Ludius, bagaimana menurutmu. Apakah kau mengenal ciri – ciri postur tubuh yang ada di foto? Kemungkinan besar dia adalah orang yang menawarkan chip dokumen berisi penilitian Projek MHD 103 pada manajer lelang gelap." Kat Wangchu menerangkan,

Ludius melihat dengan seksama beberapa foto yang terlihat buram. Apalagi pria dalam foto tersebut memakai jam hitam, kaos tangan hitam dan memakai topeng silver. Semua sangat tertutup dan tidak ada sidik jari yang tertinggal di TKP.

Bisa di bilang dia adalah salah satu pemain handal, atau bisa jadi dia adalah salah satu orang besar di Organisasi Dark Phantom. Hal ini masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.

"Aku tidak bisa berkomentar untuk saat ini. tapi kita harus mendapatkan identitas dari orang yang menawarkan chip file HMD103 dan obat pengendali pikiran Psycotronich secepatnya. Karena jika hal ini di biarkan terlalu lama, aku takut akan berakibat pada mereka semakin gencar membersihkan sisa buktinya", ujar Ludius. Ia meletakkan kembali foto – foto yang di kirimkan Wangchu padanya.

Ludius mengepalkan kedua tangannya untuk menyangga dahunya. Ia terlihat serius dengan apa yang di pikirkannya saat ini, karena hanya itu satu – satunya bukti penghubung antara dirinya dan identitas sebenarnya dari Pemimpin Dark Phantom.

"Ludius, aku akan menyelidiki hal ini lebih dalam dan terperinci. Aku harap kau dapat sabar dan menunggu. Tidak mudah bagi kita mengungkap identitas dari orang satu ini".

"Aku tahu itu, maka dari itu aku tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan."

"Ada hal yang ingin aku sampaikan. Ini mengenai penilaianku terhadap Dokter Martin. Entah mengapa, aku merasa Dokter Martin tidak sesimpel yang terlihat di depan orang.." kata Wangchu memberikan opini.

"Tidak hanya kau yang berpikiran seperti itu, aku juga merasa ada hal aneh pada dirinya. Entah di bagian mana yang salah, tapi untuk saat ini aku lebih fokus pada kesehatan Silvia. Mengenai Dokter Martin sendiri, aku memiinta bantuanmu untuk mengirim pelayan ke Mansionnya untuk di jadikan mata  - mata, untuk maslah di Mansion ini. semua sudah ada cctvnya dan aku bisa memantaunya sendiri".

"Baik, aku akan mengirim beberapa wanita untuk di jadikan pelayan mata – mata di kediamannya. Karena kasus ini cukup rahasia, aku akan mengambil para wanita itu dari guild pembunuh bayaran. Apa kau setuju?!", tanya Wangchu.

"Tidak masalah, aku mengandalkan hal ini padamu. Tapi aku ingatkan! Jangan sampai melakukan tindakan di luar perintahm apalagi sampai memborkan identitas mereka. Aku takkan segan melenyapkan mereka saat itu juga!".

"Kau tidak perlu khawatir Ludius, aku pasti akan kirimkan orang yang tepat untukmu. Ini sudah waktunya untukku melihat keadaan kantor." Wangchu beranjak dari tempatnya dan langsung pergi begitu saja dari hadapan Ludius.

"Wangchu.." panggil Ludius, membuat Wangcu menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang.

"Ada apa lagi Ludius?  Apakah kau sudah merindukanku?". Ledek Wangchu dengan tawanya yang renyah.

"Brengsek! Coba kau ulang kembali perkataanmu atau aku robek mulutmu, Wangchu. Aku memanggilmu karena aku akan menyerahkan semua urusan padamu sebelum Longshang kembali pulih dari kondisiny saat ini."

"Kau tenang saja, aku akan mengurus Kantor dengan baik. Setidaknya aku hanya meminta, naikkan gajiku setidaknya 50 kali lipat. Bukankah itu sepadan?!". Ia melanjutkan langkahnya sebelum mendapat amukan dari Ludius.

Setelah menyelesaikan beberapa dokumen dan menyelidiki tentang foto meski tidak menemukan hasil untuk saat ini. Ludius lebih memilih menyudahinya dan berniat menemui Silvia di kamar.

"Sayang, apakah kamu sudah bangun dari tidur mu. Semoga kau tidak kecewa denganku karena telah mendorong dirimu hingga sampai sejauh ini". gumam Ludius. Ia beranjak dari duduknya dan langsung pergi menuju kamar pengantinya.

-

Sesampainya di kamar pengantin, ternyata Silvia masih saja tidur dengan cukup cantik dengan selang infus yang selalu mengalirkan vitamin ke dalam tubuhnya.

Hari ini waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 siang, Ludius masih saja duduk terdiam dengan tangan menggenggam erat Silvia. Kecupan hangat melesat ke kening dan bibir hangat Silvia.

"Kamu harus baik – baik saja, sayang.."

Ludius seharian tidak ada waktu istirahat bahkan tadi malam saja ia habiskan untuk menyelidiki kasus ini. hal ini memuat Ludius menjadi cukup lelah, kondisi tubuhnya menurun dan tidak sengaja tertidur bersandar di atas kasur di samping Silvia.

Samar – samar, kelopak mata Silvia terbuka. Ia merasa ada kehangatan yang menggenggam tangannya. Matanya yang masih berat ia paksakan untuk terbuka. Tidak di sangka. Orang yang di lihatnya adalah Ludius yang tengah tertidur di sampingnya.