Chapter 446 - 446. Kecurigaan yang mendasar

"Nyonya Lu, apa ada yang salah dengan saya? Mengapa anda terus memperhatikan saya?". Tanya Dokter Martin. Ia dengan tenang duduk di samping Silvia.

"Tidak, tidak ada apapun. Hanya saja sekilas aku merasa pernah mengenal anda. Tapi, lupakan! Aku sudah baik – baik saja, bisa kamu keluar sekarang?!". Kata Silvia mempertegas hal ini agar tidak ada salah paham jika ada orang yang melihat mereka.

"Apakah anda sedang menghindari saya hanya karena saya terlihat seperti orang yang anda kenal?". Tanya Dokter Martin dengan ambigu, ia mendekatkan dirinya tepat di depan Silvia hingga kedua mata mereka salling bertemu.

Memandang satu sama lain, membuat perasaan familiar itu semakin terasa bagi Silvia. 'Tidak! Ini tidak benar. Jelas tatapan mata ini seperti milik seseorang, tapi mengapa aku tidak bisa mengingatnya.. terlebih lagi wajahnya memang baru pertama kali aku lihat. Apa mungkin itu hanya halusinasiku saja?'. Batin Silvia. Ia terus memperhatikan dua bola mata yang sedang memandangnya intens.

Menyadari dirinya sudah dalam posisi begitu dekat dengan Dokter Martin, Silvia kembali menatap tajam mata di depannya. "Dokter Martin.. Apa seperti ini caramu memperlakukan pasien?! Bukankah ini sudah melewati batasmu!". Kata Silvia mempertegas kembali keadaan mereka.

"Saya hanya sedang memperhatikan keadaan anda Nyonya Lu. Sekarang katakan, apakah di area rahim masih terasa sakit dan nyeri? Tadi saya sudah memberikan penghilang rasa sakit dengan dosis kecil" Perlahan Dokter Martin mundur dari hadapan Silvia dan kembali duduk dengan tenang.  "Untuk ke depannya, anda harus melakukan perawatan intensif demi kesembuhan rahim anda, Nyonya Lu.. karena jika di biarkan berlarut – larut, di khawatirkan akan berdampak buruk pada keselamatan anda dan janin yang ada dalam rahim anda" sambung Dokter Martin.

Berbicara dengan santai, mimik wajah yang tenang, dan tidak menunjukkan sedikitpun celah untuk orang lain curiga. Tentu saja tidak akan ada orang biasa yang menyadari hal ini. Hanya saja yang membuat Silvia bingung adalah, apa tujuan sebenarnya dari orang yang bernama Dokter Martin?! Mengapa dia terus mengganggu Silvia dengan sikap nya yang terkesan tidak jelas.

'Tidak mungkin kan, kalau alasannya hanya sedang mencari perhatian dariku? Dia pria berwajah tenang, tapi bisa melakukan hal seperti ini. Langkahnya sangat hati – hati dalam menarik perhatianku, dia tidak memaksakan keadaan tapi sudah jelas dia sedang mencari perhatianku. Sebenarnya ada apa ini?!'.

"Terima kasih atas perhatianmu, Dokter Martin. Tapi untuk keadaan ini, aku harap kamu tidak mengatakannya pada siapapun. Aku akan melakukan pemeriksaan rutin seperti yang di jadwalkan." Silvia mengalihkan pandangannya, ia sama sekali tidak ingin membuat kesan dengan pria yang ada di depannya meski dia adalah seorang Dokter sekalipun.

Dokter Martin masih duduk tenang di samping Silvia meski ia tahu jelas sikap acuh yang di tunjukkan Silvia padanya. "Anda tahu dengan pasti Nyonya  Lu, keadaan anda tidak dalam keadaan baik – baik saja?!". Dokter Martin melihat Silvia dengan tatapan aneh.  "Saya dengar ada orang yang sedang mengambangkan teknologi terbaru dalam bidang kesehatan dan pernah menawarkan Nyonya untuk mencoba pengobatannya. Mengapa tidak anda ambil Nyonya?".

Seketika Silvia tercengang, ia membelalakkan matanya mendengar pertanyaan yang Dokter Martin lontarkan, ia semakin menaruh rasa curiga dengan Dokter Martin apalagi setelah mendengar kakta – katanya barusan.

"Katakan, siapa kau sebenarnya! Mengapa hal serahasia ini pun kamu mengetahuinya?!". Sentak Silvia. Ia perlahan mundur dari sisi Dokter Martin hingga berada di pojok kasur dengan perasaan was – was.

"Jangan takut Nyonya Lu, aku tidak akan menyakitimu." Melihat ekspresi takut dan ke khawatiran yang di tunjukkan Silvia membuat Dokter Martin yang selalu menampakkan ketenangan tersenyum seringai.

Ia perlahan mendekati Silvia yang terus mencoba menjaga jarak dan tahu pasti bahwa tidak akan ada tempat  untuk Silvia kabur. Meski wajahnya selalu menunjukkan ketenangan, Silvia nampak menyadari ada perubahan di mimik wajah Dokter Martin. Tepat di depan Silvia Dokter Martin kembali memperhatikan wajah dan sikap Silvia dengan heran,

"Nyonya Lu, saya adalah Dokter yang akan selalu memperhatikan keselamatan hidup anda, mengapa anda memasang wajah takut pada saya?". Dokter Martin terus memperhatikan perubahan ekspresi yang di tunjukkan Silvia.

"Jangan mendekat, jauhkan dirimu dariku! Ingatlah! Kau adalah seorang Dokter, jangan lakukan hal di luar pekerjaanmu!". Silvia berkata dengan intonasi yang cukup menguras emosi dan tenaga. Ingin sekali ia  berkata kasar, tapi teringat dia adalah orang yang di kirim Pangeran Richard dari Kerajaan untuk membantu kesembuhannya.

Jika Silvia tidak menyambut baik Dokter Martin, yang di khawatirkan mereka akan ada alasan untuk meminta pertanggung jawaban lebih pada Ludius dan membuat masalah baru untuk suaminya. 'Aku tidak ingin itu terjadi. Untuk sementara ini, kamu harus bertahan Silvia.. Dia juga seorang Dokter, tidak mungkin melakukan hal – hal aneh,kan..' Batin Silvia berkata pada dirinya sendiri.

Reaksi dan emosi Silvia sudah di puncak, Dokter Martin justru mundur dari sisi Silvia. Ia kembali berdiri di samping ranjang dan mengambil tas medis miliknya. "Dengarkan saya Nyonya Lu.. Keadaanmu semakin hari akan semakin memburuk, dan tidak akan ada yang bisa menolongmu kecuali satu orang. Tidak peduli saya mengetahuinya dari mana, yang pasti anda salah jika menilai orang hanya dari sikap luarnya saja tanpa tahu yang sebenarnya. Cobalah untuk mempercayainya, ia tidak akan membuat anda merasa tidak nyaman, karena sejujurnya ia sangat mencintai anda.."

Dokter Martin sudah membawa  tas medisnya, ia tanpa berkata kembali dan tidak menunggu sahutan Silvia melangkah menjauh dari Silvia menuju luar pintu kamar.

"Tunggu! Katakan, siapa kamu sebenarnya?! Apakah orang yang kamu maksud adalah Daniel Qin!". Teriak Silvia,

************************

Author note :

Hallo kakak semua, maaf yah masih jarang update krn memang saya masih sibuk di rumah, niatnya mau lembur buat crazy up, malah saya ambruk dan akhirnya sakit. Sama suami saya suruh hiatus ajh sampai tidak tahu kapannya. Jadi, dari pada saya hiatus dan tidak update.

BAGAIMANA KALAU SAYA BUAT SHORT STORY DENGAN KISAH BERBEDA DI LUAR PLOT DENGAN KARAKTER YANG ADA DI NOVEL INI?

Soalnya kalau saya lanjutin alurnya saat dalam keadaan seperti ini, jujur alurnya ini cukup berat nanti kedepannya dan membutuhkan pemikiran yang rumit. Saya kasih kakak semua pilihan, mau saya lanjutin plot tapi slow update sampai tidak tahu kapan, atau saya up short story tentang keseharian romantis mereka?

Tema short storynya nanti bisa tentang anak kuliahan, Kerajaan modern, atau dunia fantasy untuk latarnya. Tapi tetap, dalam kisahnya tidak ada konflik yang berat, hanya berisi kisah mereka dan karakter lain.

Terima kasih yang mau bersabar menunggu abang Lu sampai saat ini. maafkan atas ketidak berdayaan saya sebagai penulis, saya sampai sekarang belum bisa memuaskan hati kakak sekalian.

Di tunggu jawabannya  yah.. biar nanti setelah selesai plot ini saya garap permintaan kalian.. love you all kakak