Chapter 463 - 463. Kecemasaan Hati Putri Emilia

Putri Eliza mendapat sanjungan dari Yang Mulia Raja menjadi semakin tidak tahu malu, ia dengan percaya dirinya menggandeng Ludius dan mengantarnya menuju tempat duduknya.

Sikap lancang Putri Eliza untuk sementara waktu Ludius diam karena ia tidak ingiin membuat keributan di pagi hari. Tapi siapa sangka, para Putri dari anak Raja dan Perdana Menteri melemparkan tatapan bengis dan iri dengki pada Putri Eliza.

Rata – rata dari mereka membicarakan Putri Eliza dan men capnya sebagai Putri tidak tahu diri serta tidak tahu malu. Iini menandakan bahwa beberapa dari mereka memang menginginkan posisi Putri Eliza yang mendapat kehormatan untuk mengantar Ludius duduk.

'Aku akui, diriku memang tampan. Tapi bukan berarti aku bisa menjadi bahan rebutan kalian. Untuk saat ini aku diam karena mengingat Zain masih di tangan kalian dan aku belum menemukan bukti sama sekali. Tapi begitu aku sudah mendapatkan semuanya, akan ku pastikan kalian mendapatkan BAYARANNYA karena telah berani mempermainkan ku seperti ini'.

"Silahkan duduk Tuan Lu. Jika Tuan Lu meminta saya untuk menemani saya disini, saya akan dengan senang hati menerimanya". Ujar Putri Eliza.

Ludius tidak lantas menjawab ke percayaan diri dari Putri Eliza, Ludius justru terlihat sangat risih pada wanita yang saat ini menempel di sampingnya. "Putri Eliza.." kata Ludius dengan tanpa melihat ke arah Putri Eliza'.

"Ya Tuan Lu, ada apa anda memanggilku?" tanyanya dengan bersemu merah. Mungkin di dalam pikirannya saat ini sudah berangan – angan jauh entah kemana.

"Lain kali anda tidak perlu menggandeng saya seperti tadi. ingatlah.. status anda adalah seorang Putri. Saya hanya tidak ingin menjadi buah bibir banyak orang karena hal sepele seperti tadi. Dan perlu saya tekankan bahwa..". Ludius menoleh ke arah Putri Eliza dengan tatapan dingin. "Saya sudah beristri!".

"Memangnya kenapa kalau kamu sudah beristri, Tuan Lu? aku tidak mempermasalahkan itu. Aku bisa menjadi.." belum selesai Putri Eliza berbicara dengan tegas Ludius memangkasnya.

"Cukup! saya diam saat anda  berlaku tidak sopan tadi karena masih menghargai Yang Mulia Raja. Tapi jika lain kali anda berlaku lebih dari ini, anda akan tahu akibatnya terlepas dari status anda!" ancam Ludius.

Aura hitam pekat dari kemarahan Ludius terpancar keluar hingga orang – orang yang berada di Aula makan merasakannya. Meski begitu, para Putri lain yang tidak mendapat hak mengantar Ludius duduk justru terlihat senang dan seolah mendapatkan hal bagus untuk di jadikan bahan gosip.

Merasa di permalukan dan menjadi bahan tertawaan di belakangnya, Putri Eliza lekas pergi dari  meja makan Ludius dengan amarah yang tertahan. "Aku tidak akan tinggal diam. Kau pasti akan jatuh ke dalam pelukanku, Tuan Lu!". ancam balik Putri Eliza.

"Jika kau melakukan itu,, maka sama saja dengan merendahkan martabatmu sebagai Putri. Dan ingatlah! Aku tidak akan segan meratakan Kerajaanmu jika aku ingin!"

Ancaman yang Ludius lontarkan kali ini tidak main – main. Meski jika di pikirkan itu mustahil bagi sebuah Organisasi melenyapkan sebuah Negara. Tapi cara Ludius mengatakannya sudah cukup untuk menekan Putri Eliza agar tidak melakukan hal lebih untuk sementara waktu.

"Sudah.. sudah.. pagi ini kami mengundang Tuan Lu adalah murni untuk penyambutan saja. Jangan pikirkan apa yang telah saya katakan barusan. Pelayan.. siapkan sajiannya!" Perintah Raja Frederick.

Jelas sekali ia sengaja melakukan ini untuk mengalihkan perhatian Ludius agar tidak membahasnya semakin dalam. Dari segi militer, mungkin Ludius kalah jumlah. Tapi dari segi senjata nuklir, Ludius masih memiliki kartu AS yang dapat melenyapkan sebuah Pulau bahkan Negara. Dari hal ini dapat di simpulkan bahwa Yang Mulia Raja menyadari dengan pasti kelemahan dan kekurangan mereka.

-

Acara sarapan bersama berjalan dengan lancar tanpa ada wanita orang orang lain yang berbuat onar dengan tidak tahu malu. Setelah 30 menit lamanya, acara sarapan selesai dan Raja Frederick segera meninggalkan Aula.

Setelah selesai acara sarapan bersama, satu – persatu anggota keluarga meninggalkan aula. Sedangkan Pangeran Richard dan Putri Emilia menghampiri Ludius. "Tuan Lu, maaf atas kelancangan adikku tadi. Dia tidak bermaksud untuk.." sapa Pangeran Richard. ia merasa tidak enak hati dengan kelakuan adiknya yang sembrono dan tidak tahu malu.

"...Tidak perlu meminta maaf. Aku hanya memberi ketegasan pada Putri Eliza atau semua orang yang ada di Aula tadi bahwa aku sudah menikah dan tidak bisa menerima wanita lain".

"Aku paham, maka dari itu aku meminta maaf atas nama adikku. Lain kali aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi."

"..."

"Oh ya, seperti yang di rencanakan kemarin. Kita masih ada yang harus di bahas, Tuan Lu". kata Pangeran Richard mengingatkan.

Putri Emilia langsung menyela pembicaraan mereka. "Tunggu Kak, aku ingin berbicara dengan Tuan Lu mengenai Zain". Putri Emilia memegang pergelangan tangan Pangeran Richard untuk mencegah mereka membahas permasalahan mereka lebih lanjut.

"Aku tahu Putri Emilia. Ini juga yang ingin aku katakan. Sebelum kita  membahas lebih lanjut mengenai pembicaraan tempo hari, aku iingin meminta Pangeran Richard mengantarku menemui Zain". Tegas Ludius seraya melirik tajam Pangeran Richard, yang artinya tidak ada tawar –menawar untuk hal ini.

"Sebenarnya aku ingin menyarankan agar menunggu beberapa hari lagi untuk menemui Zain sampai rumor yang menyebar mereda. Tapi melihat tatapan tajam dan tegas Tuan Lu aku tahu kau tidak menerima tawar – menawar. Baiklah aku akan mengantarmu ke sana".

Ludius tidak berbicara apapun lagi dan mengikuti Pangeran Richard keluar dari Aula. Namun Putri Emilia tidak mau ketinggalan. Terlihat sekali dari raut wajahnya kalau Putri Emilia sedang khawatir. Kecemasan yang terpancar dari gurat wajahnya tidak bisa di sembunyikan.

"Emilia, jangan ikuti kami!" sentak Pangeran Richard. ia menghentikan langkahnya dan memandang tajam pada adiknnya.

"Kenapa Kak? Aku hanya ingin melihat keadaannya, apa itu salah?".

"Bodoh! Kau tahu bagaimana murkanya Yang Mulia Raja karena hal ini? jika kamu tetap memaksa ikut, pasti akan ada orang yang melapor macam – macam pada Yang Mulia. Kau tahu sendiri konsekuensinya".

"Tapi Kak..."

"Tidak ada tapi – tapian. Kembalilah, serahkan semua ini pada Kakak!". Tegas Pangeran Richard. Ia tidak memberikan kelonggaran sedikitpun pada Putri Emilia.

Kali ini Putri Emilia mendekati Ludius dengan tatapan memelas, ia seorang Putri tapi tidak berdaya di hadapan takdir. "Tuan Lu, aku mohon, selamatkan Zain. Aku tahu bagaimana kejamnya kehidupan di penjara. Mereka tidak akan segan menyiksa orang – orang yang ada di dalamnya".

Sudut kedua mata Putri Emilia basah, ia tidak bisa membendung perasaannya yang cemas memikirkan kondisi Zain di penjara saat ini.

Author Note :

Holla kakak, part kali ini di awal Abang Lu agak ngegas sama yang namanya Putri Eliza yang sok banget dan PD nya setara langit deketin abang Lu. wk wk wk..  tapi abang Lu itu kan tipe pria yang tidak mudah di bodohi. dia menolak mentah - mentah Putri songong itu.

cuma embun khawatir nih,

pasti itu juga niat Raja dari awal utk jodohin mereka berdua. tujuannya embun belum tahu, ada kemungkiinan untuk menguasai Organisasi Naga Imperial yang terkenal  sampai ke Eropa.

ko bisa???

ya bisa lah.. kan Laboratorium milik Ludius itu udah jadi rahasia umum di kalangan dunia bawah, jadi  ada kemungkinan itu bisa terjadi. ini masih spekulasi yah..

kalau menurut kakak gimana tuh? pendapat kakak mengenai hal ini? makin runyem ajah kan?? mau nyari bukti di Kerajaan Hardland ajh di persulit.

sebenarnya Embun nggak pengen mempersulit si abang Lu, cuma ya... kalau mulus - mulus ajh entar  kisahnya nggak seru. Mungkin bagi sebagian orang kisah embun terlalu banyak konflik, tapi embun tekankan sekali lagi...

ini kisah Dunia Mafia, di mana tidak ada sesuatu hal bisa di jalankan secara MULUS walau mempunyai KEDUDUKAN, UANG dan anggota yang mumpuni.