Teriakan Azell yang cukup keras berhasil menyita perhatian banyak orang di kantor, tidak terkecuali para staf yang sedang berkerja dengan serius. Karena rasa penasaran yang tinggi, membuat mereka meninggalkan pekerjaan mereka meski sejenak demi melihat – Apa yang terjadi dengan Tuan Muda dari Presdir Lu.
Begitu mereka melihat Azell menangis, mereka langsung memberikan tatapan tajam pada Bianca yang membuat anak dari Presdir menangis. Karena kedudukan Bianca cukup tinggi di Perusahaan, tidak jarang banyak sekali wanita yang menjadi pegawai biasa hanya bisa diam dan membicarakannya di belakang.
Tapi karena mereka sekarang ada alasan untuk menekan Bianca, salah satu dari pegawai tersebut memberanikan diri mengeluarkan suaranya. "Sekretaris Bie! Apa yang kau lakukan pada Tuan Muda..." sejenak wanita itu terdiam memikirkan nama anak dari Presdir Lu yang memang tidak di ketahuinya. Beruntung wanita di sampingnya membisikkan nama tersebut,
"Tuan Muda Azell". Bisik pegawai di samping si wanita yang memberanikan diri memojokkan Bianca.
"Nah itu dia. Apa yang kau lakukan pada Tuan Muda Azell? Jelas – jelas tadi saat ada Presdir dia baik – baik saja.." cecar si pegawai. Dia memang sudah ada dendam dengan Bianca.
Selain karena Bianca wanita yang selalu berbicara dengan kata – kata menggoda, ia juga pandai memanipulasi keadaan hingga siapapun yang memojokkannya pasti akan bernasib sebaliknya. Katakanlah, Senjata makan Tuan.
'Akhirnya.. kena juga kamu Tante girang!'. Batin Azell. Ia yang sedang pura – pura menangis dan merengek di depan para pegawai sejenak mengintip bagaimana reaksi dari Bianca.
Beberapa pegawai lain yang ikut geram dengan sikap Bianca selama di kantor menjadi ikut emosi dan menyahut perkataan si pegawai wanita tadi. Dalam sekejap mata Bianca menjadi bahan pelampiasan amarah beberapa pegawai yang memang dari awal tidak suka padanya.
Karena di pojokkan oleh wanita satu kantor, bukan berarti Bianca Luze mengalah dan menciut nyalinya. Namun justru sebaliknya, Bianca semakin melebarkan senyum sinisnya. Ia dengan santainya menundukkan setengah badannya dan mengangkat Azell dalam gendongannya layaknya menggendong anak seumurannya.
Azell yang sudah merasa berhasil membuat Bianca di pojokkan wanita sebagian yang ada di kantor tersentak kaget begitu mendapati dirinya sudah berada dalam gendongan Bianca. Karena saking kagetnya Azell justru terdiam memandangi Bianca Luze.
"Tuan Muda Azell, coba katakan pada mereka, apa yang di inginkan Tuan Muda Azell saat ini, agar mereka tahu bahwa mereka salah karena telah memojokkan Tante! Bukankah tante sudah bilang akan membawa Tuan Muda Azell jalan – jalan. Tapi kan Tuan Muda Azell sendiri yang menolak ajakan Tante. Hiks.. Tante sedih loh, Azell menolakk ajakan Tante". Ujar Bianca memberikan alasan yang membalikkan keadaan seketika.
Dalam hitungan detik pula semua wanita yang sedang memojokkannya terdiam, rata – rata dari mereka tidak berani menyangkal perkataan dari Bianca yang saat ini sudah berhasil menjinakkan Azell.
Bianca memandang Azell dengan senyuman, ia membisikkan sesuatu pada Azell dengan perasaan puas. "Bagaimana bocah nakal?! Masih mau mengerjai Tante Bianca?". Bisik Bianca pada Azell.
Azell berdecis kesal, ia menunjukkan kekesalannya dan membalas perkataan Bianca. "Tante.. ini baru permulaan. Azell melakukan ini hanya untuk sebatas memperingatkan Tante. Jangan pernah lagi menunjukkan sikap menggoda ini di depan Papa. Karena Azell bisa melakukan hal yang lebih dari sekedar ini!". ancam Azell dengan senyuman balik.
Tapi memang Azell masihlah anak – anak. Perkataan ini tidak akan berpengaruh pada Bianca yang notabenenya adalah seorang wanita dari Agen rahasia. Hanya saja kejengkelan Bianca yang tidak bisa di gambarkan dengan kata – kata karena kejahilan yang Azell lakukan, membuatnya melakukan pembalasan yang langsung skakmat!
"Bocah. Apa kamu tahu, semua orang takut dengan Tante. Mengapa kamu tidak takut dengan Tante, Tuan Muda Azell?". Bisik Bianca. Ia melirik satu persatu para pegawai yang masih berdiri mengelilinginya. Mereka satu – persatu pergi meninggalkan tempat tersebut dan pura – pura tidak pernah terjadi apapun.
Azell yang mengamati situasi menganggukk – angguk memahami betul situasi yang terjadi. 'Hmmm.. jadi begitu, Tante girang ini menggunakan kekuasaan dan karakternya yang mendominasi untuk menekan orang lain agar tidak berani menindasnya. No problem.. ini baru awalan! Aku akan buat sekretaris ini merasakan bagaimana hidup menjadi bahan bullyan yang sesungguhnya. Untuk hari ini, sepertinya cukup.' batin Azell dengan senyum tipisnya melihat Bianca yang masih menggendongnya.
"Apa yang sedang kamu senyumkan bocah? Tante akan membawamu ke sebuah tempat sesuai janji tante padamu!".
"Baiklah, Azell juga ingin lihat. Tante bisa membwa Azell pergi kemana". Jawab Azell seolah menantang balik Bianca.
Bianca dengan menggendong Azell membawanya keluar kantor menggunakan mobil berdua. Banyak orang yang melihat hal itu, dan salah satu dari staff karena merasa hal ini tidak di ketahui Ludius, segera melaporkannya pada Presdir Lu.
-
Ruang Direktur Utama.
Di dalam ruang Direktur Utama sudah ada Wangchu yang sedang membahas beberapa hal, tidak terkecuali memperhatikan gerak – gerik salah satu orang yang di peringatkan oleh Bianca sebelumnya pada Ludius.
Wangchu saat ini sedang duduk di sofa dengan sebuah laptop di tangannya, Ludius sendiri duduk di meja kerja dengan laptop yang ada di depannya, ia sedang memeriksa beberapa laporan dokumen yang Wangchu berikan untuk di periksa ulang.
"Ludius, apa kau ingat orang yang di minta olehmu untuk di perhatikan gerak – geriknya?". Tanya Wangchu untuk mengingatkan Ludius.
"Ya, aku ingat, dia adalah Leerin alseif yang berasal dari Rusia, aku memang menyuruhmu untuk mengawasi gerak – geriknya di kantor. Apa kau menemukan sebuah petunjuk?" tanya Ludius balik.
"Sebelum aku menjawab pertanyaanmu. Aku ingin tahu, sebenarnya dari mana kau mendapatkan semua informasi penting ini, Ludius? aku tidak pernah melihatmu berkomunikasi sedang seseorang selain dari anggota kita. Lalu bagaimana bisa kau mendapatkan informasi di luar dari penyidik Organisasi?". Tanya Wangchu tegas ia melihat Ludius dengan tatapan serius. Ia hanya butuh kepastian dari Tuannya.
Belum juga Ludius menjawab pertanyaan Wangcu, Di tengah perbincangan mereka, terdengar sebuah ketukan pintu dari luar.
Tok tok tok
"Presdir! Ada yang ingin saya sampaikan". Seru seseorang dari luar.
"Masuk!" jawab Ludius tegas.
Pintu terbuka dan seorang karyawan wanita masuk memberi salam dan menundukkan setengah badan. "Presdir Lu. ada yang ingin saya sampaikan pada anda, ini mengenai Tuan Muda Azell". Kata si karyawan dengan menunduk.
"Katakan! Ada apa dengan Tuan Muda Azell. Apakah dia membuat keributan?". Tanya Ludius tegas sembari memijat – mijat keningnya memikirkan Azell.
"Astaga, apalagi yang di perbuat anak itu..." gumam Ludius.
"Begini Presdir, Tuan Muda Azell di bawa keluar oleh Sekretaris Bianca..." belum selesai si karyawan memberitahu, Ludius langsung berdiri.
"Apa! Mengapa kamu baru mengatakannya sekarang!. Kemana mereka pergi?". Tegas Ludius, ia terlihat panik.
Author Note :
Hallo kakak readers semua di manapun kalian berada? bagaimana dengan bab kali ini? adakah yang bisa embun bantu. kalau ada yang perlu di pertanyakan silahkan tulis di kolom komentar atau di review yah.. embun bakal lihat satu persatu kok kalau ada waktu senggang.
ngomong - ngomong soal novel nya embun, menurut kalian bagian mana yah yang nggak menarik atau perlu di revisi? biar embun telaah lagi dan perbaiki kedepannya. embun usahakan dengan sepenuh hati kok. soalnya embun juga masih sibuk di kekhidupan nyata.
ada salamsalam nih dari pemain Novelnya embun, salam dari abang Lu, Silvia Zhuan, Longshang, Wangchu, Kakak Lian, Linzy abigail, Putri Nadia, Putri Emilia, Pangeran Richard.
kalau gitu, di tunggu kritik saran, Komentar, PS serta reviewnya dong. biar embun makin semangat ngetiknya. kalau bisa buka babnya pakai koin yah,,, biar embun dpt penghasilan walau dikit ttp disyukuri kok.
jadi jangan bosan - bosan untuk kasih komen dan review yah,
salam sayang dan cinta dari embuun